part 4

9 7 0
                                    

Warning, Don't copy my story

__________________________________________________

Keadaan hening sejenak, dia tidak mengerti apa yang sedang pelayanan toko itu katakan.
Hidup? Siapa, apa tempat ini bukan untuk orang hidup? Apa jangan jangan dia tersesat ke alam gaib.

Tidak mungkin dia baru saja selesai latihan musik. Dia mengamati pengunjung Toko dengan takut, sekujur tubuh nya meremang dan hampir menangis.

"Apa.....ak...u....ma....ti?" Dia merasa jika nyawanya hampir melayang

"Apa?" Bara bertanya bingung.

Dia menutup jurnal nya sebelum cewek di depannya menyadari sesuatu.

"Kamu."

Bara mengamati cewek itu dengan teliti pakai dan rambut nya sedikit basa karna air hujan.

"Hot milik?" Dia bertanya kembali untuk memastikan pesanan cewek itu.

"Iya." Suaranya bergetar, Bara pikir itu Karana kedinginan jadi dia memutuskan untuk segera membuat kan hot milik.

"Tunggu sebentar."

Cewek itu berusaha untuk pura pura tidak menyadari, dia merasa ketakutan setengah mati untuk menjawab tadi. Suaranya bergetar hampir menangis.

Dalam film horor yang sering ia lihat jika tersesat ke alam gaib maka tidak boleh bertindak sembarangan. Lebih baik dia diam menunggu pelayan toko gaib itu membuat kan pesanan nya lalu keluar dengan cepat.

"Hot milik pesanan anda. Saya..."

"Ini kembali nya ambil saja. Terimakasih."

Belum sempat Bara menayangkan sesuatu cewek itu membalikkan badannya dan berlari keluar toko.

"Mau tau nama kamu." Bara melihat uang 50 ribu yang sedang ia genggam. Dia lalu dengan cepat menyusul keluar dari toko Bara mengamati jalan di depan dan samping toko tapi dia tidak bisa menemukan sosok itu.

"Bar!"

Bara tersentak kaget saat seseorang memanggil namanya dari samping. "Kak Luna?"

"Iya ini kakak. Kamu ngapain di depan toko kayak orang linglung gini?" Kak Luna mengamati Bara yang terlihat gelisah dan bingung.

"Aku."

"Udah masuk dulu cerita nya di dalam hujan nya masih deras."

Kak Luna menarik lengan Bara untuk masuk kembali ke dalam toko.

                              ✨✨✨

Brak!

"Anjir."

"Buset dah."

"Monyet Anda lu ngapain banti pintu keras gitu." Aldi memakai Kananda yang baru saja masuk.

"Whaaaaaa....hiks gue masih hidup." Dia terduduk lemas di depan pintu menangis kejar.

"Ehh buset nih anak kenapa?" Aldi melepaskan gitar dari tubuh nya.

Semua teman band nya mendekati Kananda.

"Anda lu kenapa anjir." Citra pianis band nya itu mendekap tubuh Kananda yang bergetar.

"Cit...gue masih hidup hiks..." Dia kembali mengulang kembali ucapan dengan seseguk kan.

"Iya lu masih hidup, kita semua masih hidup." Sherly mengelus punggung Kananda ikut menenangkan cewek itu.

"Hwaa...hiks...hiks..." Bukannya meredah tangis Kananda malah semakin menjadi

"Waduh makin kenceng lagi." Bayu mengaruk rambut nya yang kribo.

THE CIRCLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang