part 8

7 6 0
                                    

Sebelum membaca Jangan lupa tekan bintang di pojok kiri bawah ya love.

Cerita ini murni karya fiksi yang aku karang sendiri tidak ada plagiat atau copy dan lainnya jadi mari sama sama menghargai untuk para penulis yang selalu kalian nanti karya nya.

Enjoy to your time.

__________________________________________________

Setelah kembang kempis melihat adegan menjijikan di depan nya, Vero cewek blasteran bule itu terlihat tengah mengulum lengan baju putih seragam sekolah nya.

"Wah! Kurang ajar tuh cowok."

Berbanding dengan orang yang tersakiti cewek itu hanya dia seribu bahasa. Hatinya terasa nyeri bagai di Cengkram oleh tangan tak kasat mata.

"Jangan Ver." Dia reflek menarik lengan Vero agar teman nya itu tetap berada di sisi nya.

"Gak bisa gitu nda,lu liat baik baik."

"Udah lu balik kelas sekarang gue bakal ngomong baik baik sama Raka pulang nanti."

"Lu yakin gak papa?"

Kananda mengangguk dia meyakini Vero jika dia baik baik saja.

Saat di dalam kelas Kananda hanya duduk diam bahkan saat teman sekelasnya bertanya Kananda hanya menjawab seperlunya saja.

"Anda!"

"Iya kenapa Mel?"

"Lu dengerin gue ngomong gak dari tadi."

"Iya gue denger kok."

"Menurut lu Raka beneran jadian sama cewek kelas sebelah?"

"Lu bisa tanya Raka sendiri gue gak tau." Kananda menjawab agak ketus.

Lu gila, Pacar Raka tuh gue bukan dia! Kananda membatin

"Ihh gue denger denger lu akrab kan sama Sih Sherly itu, tanyain donk siapa tau gue masih punya peluang."

"Kalian semua kenapa sih, asal lu tau Raka itu...." Kananda menghentikan ucapan sebelum ia ke lepasan berteriak jika Raka itu pacar nya.

"Raka apa Nda?" Ucap Mela penasaran

"Hay."

Kananda mendongak saat dia merasakan kepalanya di usap pelan.

"Raka." Suara Mela menyapa dengan malu

Kananda yang melihat teman sekelas nya itu hanya memutar bola matanya malas.

"Kamu kenapa udah di kelas, aku tadi nyari kamu di UKS." Suara Raka sedikit panik, setelah menyelesaikan urusan nya Raka bergegas kembali ke UKS tapi Kananda sudah tidak ada di sana.

"Aku tadi liat kamu sama she......"

"Woi rak! Lu di suruh ke ruang guru sama Bu Ana."

Terikan Doni dari depan pintu membuat Raka tidak memperhatikan Kananda yang sedang bicara dengan nya.

"Oke." Jawab Raka

Cowok itu menatap Kananda memperlihatkan dengan seksama wajah cantik itu.

"Pergi Bu ana manggil kan?"

"Aku ke ruang guru dulu kalo ada apa apa langsung kasih tau aku." Raka mengelus lembut puncak kepala Kananda sebelum melegang pergi.

"Yakin tuh perhatian kek gitu gak di sebut pacaran." Suara sini itu terdengar dari arah samping meja dekat jendela.

Segera rombongan teman sekelas Kananda yang memang tidak suka dengan kedekatan dirinya dengan Raka.

"Temenan kok berasa pacaran." Celetukan sinis itu kembali terdengar

"Kenapa, lu sirik gak bisa deket sama Raka ke Anda." Mela balas menyindir teman kelas nya itu.

"CK ngapain gue sirik, cantik juga gue ke mana mana. Lagian ya Raka mana mau sama modelan ke gitu."

"Olivia! Wah ngajak ribut lu."

"Udah Mela gak usah lu ladenin, ntar juga cape sendiri kalo lu ladenin nanti makin ngejadi tuh anak."

Kananda menarik Mela untuk duduk di samping nya, dia berusaha menenangkan Mela yang sudah tersulut emosi.

"Modelan kek gini tuh paling banyak di cari dari pada cewek pansos suka nyinyir Sana sini dan ngerasa paling bener."

Kananda menoleh kesamping melihat cowok jakung dengan bingkisan yang ia taruh di depan cewek itu.

"Ehh buat gue?"

Cowok itu tersenyum mengacak puncak kepala Kananda pelan lalu sedikit membungkuk dan berbisik. "Titipan dari Raka, harus lu makan sampai habis."

"Makasih Fik."

"Sama sama."

"Maksud lu model yang sasimo, selera lu emang rendah banget ya Fik."

Fiki tersenyum miring dengan tenang dia berjalan mendekati Olivia, cewek di kelas nya ini memang suka memancing emosi banyak teman sekelas nya hanya dengan ucapan yang ia lontarkan.

"Sasimo?"

"Lu mau apa?"

Olivia mundur hingga dia terduduk di atas meja dan terkunci oleh kedua tangan Fiki.

Semua yang ada di dalam kelas mulai berbisik menebak nebak apa yang akan di lakukan oleh bad boy kelas mereka.

"Kenapa lu takut?" Ucap Fiki meremehkan

"Lu..." Ucapan Olivia berhenti saat Fiki memiringkan kepala nya dan mendekatkan bibirnya ke telinga Olivia.

"Gak usah sok jadi cewek polos Liv, gue liat adegan panas lu sama Dani kakak kelas kita pas lu sama dia main bibir di gudang olahraga."

Mata Olivia terbelalak tubuh nya langsung lemas, dengan wajah pucat dia menatap benci pada Fiki.

"Brengsek." Ucapan Olivia terdengar lirih

Fiki mengunci dengan sigap tangan yang hendak melayangkan tamparan pada wajah nya.

"Lu cukup jaga mulut lu dan rahasia lu bakal aman." Fiki mengucapkan dengan penuh penekanan, dia lalu melepaskan tangan Olivia dan berlalu keluar dari kelas.

"Liv lu gak papa?"

"Muka lu kok pucat?"

Kedua teman Olivia bertanya dengan cemas, mereka khawatir saat melihat wajah Olivia yang pucat dan tubuh nya kaku.

"Kananda." Olivia mengeram, dia mengepalkan tangan nya sambil menatap Kananda dengan penuh kebencian.

Maaf tadi biarin kamu ke kelas sendiri, salad buah nya habis ya jangan lupa jus susu strawberry nya juga.

Your boyfriend

Kananda tersenyum dia menatap salad buah dan jus susu strawberry yang Raka belikan untuk nya.

"Your boyfriend, lu punya pacar Nda?"

"Ah." Kananda buru buru menyembunyikan surat itu kedalam saku roknya. "Gak kok gue gak punya pacar."

"Terus ini dari siapa?"

"Lu kan liat sendiri, Fiki yang ngasih ini ke gue."

"Kananda gue tau banget Fiki ngak mungkin perhatian banget sama cewek kecuali kalo dia nargetin lu buat masuk daftar lusinan mantap cowok itu." Ucap Mela histeris.

Kananda tercengang bisa bisanya Mela berpikir sampai ke sana. Tapi apa boleh buat dia juga tidak bisa memberi tahu Mela bahwa Fiki hanya di suruh Raka untuk memberikan makan itu pada nya.

Sampai kapan gue harus backstreet ke gini sama Raka, gue juga posesif sama dia.














Thanks for your support

THE CIRCLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang