Sebelum membaca... Aku cuma minta vote aja. Sebagai bentuk penghargaan!!
.
.
.
.
.Happy reading ✨
Kotor, cat memudar, serangga dimana-mana, ruangan yang sangat terbatas, udara panas serta pengap menjadi kesan pertama yang Kaira lihat saat memasuki rumah barunya.
Rumah kecil ditengah pemukiman padat penduduk, menjadi hunian baru bagi sepasang pasutri muda itu.
"Maaf! Cuma ini yang bisa gue bayar. Kalo Lo kurang nyaman, gue bisa bilang Arlan buat cariin yang lebih nyaman lagi. Tapi nunggu gue dapat uang dulu"ucap Alvino mengamati wajah dan sikap Kaira yang membuatnya berfikir jika istrinya tidak menyukai kontrakan barunya.
Lamunan Kaira buyar saat mendengar ucapan Alvino. Kaira menggeleng dan tersenyum tipis kearah Alvino, ia tidak akan mengatakan suka atau tidak, karena ia lebih menghargai usaha Alvino. kemudian melanjutkan jalan nya untuk menelusuri ruangan rumah barunya.
Memasuki dapur yang ia dapati hanya ada meja makan lengkap dengan empat kursinya, tidak ada wastafel, hanya ada satu meja kecil yang sudah ada kompor sedikit usang, dan beberapa peralatan masak yang sudah tidak terawat.
Langkahnya berbelok menuju kamar mandi yang berada di sebelah dapur, hanya ada kloset jongkok dan satu bak ember untuk menampung air. Langkahnya kembali ke ruang tamu yang sekaligus bisa dijadikan ruang keluarga, karena terdapat televisi di depan meja dan kursinya. Dan terakhir kamar yang hanya ada satu.
Saat memasuki kamar ia mendapati Alvino yang sedang memasang seprei dan merapihkan bantal. Tidak ia sangka jika Alvino mau melakukannya, karena yang ia tau Alvino itu cowok berandalan.
Setelah selesai memasang seprei, Alvino melihat Kaira yang sedari tadi ternyata mengamati kegiatannya.
"Udah lihat semuanya?"tanya Alvino berjalan kearah koper dan merapihkan pakaian dirinya dan juga istrinya.
Kaira hanya mengangguk kemudian berjalan kearah kasur, dan duduk di tepi tempat tidur yang tidak terlalu besar dan tidak empuk seperti kasur miliknya.
Walaupun Kaira tidak sekaya para sahabatnya, bukan berarti ia miskin. Ibunya memiliki toko roti. Kaira bekerja sebagai driver makanan itu keinginan nya sendiri, karena ia ingin sekolah dengan uang hasil jerih payahnya.
"Kalo capek istirahat aja. Gue mau lanjut bersih-bersih rumah"ucap Alvino setelah menyelesaikan kegiatannya merapihkan pakaian. kemudian berjalan kearah luar meninggalkan Kaira yang menatapnya.
Namun langkahnya terhenti saat mendengar ucapan Kaira. "Biar aku bantu"ucap Kaira berdiri dari duduknya.
"Gak capek emang?"tanya Alvino membalikan badan kearah Kaira yang sudah berdiri di belakangnya.
"Nggak!"jawab Kaira Kemudian berjalan melewati Alvino. "Ayo! Buruan biar cepat selesai"lanjutnya.
Alvino menganggukkan kepalanya lalu menyusul wanitanya yang sudah mulai menyapu lantai.
..🪰🪰..
Pukul lima sore akhirnya pasutri muda itu telah menyelesaikan tugas membersihkan kontrakan barunya.
Alvino dan Kaira menatap puas hasil kerjasama mereka, rumah yang semula kotor sekarang lebih terlihat bersih dan tertata rapi.
Kaira duduk di tepi kasur, bersandar pada sandaran kasur kemudian kakinya ia selonjorkan dan mengurutnya pelan.
Alvino yang melihat Kaira sedang memijat kakinya segera menyusul istrinya, mengangkat pelan kaki Kaira, kemudian ia duduk di depan Kaira lalu menarik kaki tersebut kepangkuan nya dan memijatnya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVINO [On Going]
Roman pour Adolescents⚠️FOLLOW DAN VOTE NYA YAW⚠️ Menikah karena sebuah kesalahan, adalah sesuatu yang tak pernah terpikirkan dalam benak Alvino. Takdir selalu punya cara yang tidak pernah terduga. Jadi, pertemuan kita bukanlah sebuah kesalahan, melainkan takdir Tuhan. ...