Happy reading ✨
Pagi ini dikontrakkan kecil terdapat pasturi baru yang tengah sarapan, Nasi goreng sebagai menu sarapan pagi ini.
"Udah kenyang?"tanya Alvino. Kaira menganggukkan kepala, kemudian mendorong piringnya yang kosong ke depan lalu mengambil gelas yang berisi air dan meminumnya.
"Ambil tas nya, sekalian ambilin punya gue!" Perintah Alvino. "Ini biar gue yang baresin."lanjutnya.
Kaira mengangguk kemudian berdiri dari duduknya. "Itu piringnya taro aja di meja dekat kompor. Nanti pulang sekolah biar aku cuci, kalo sekarang udah nggak keburu."ucap Kaira dan mendapat anggukan dari Alvino.
Kaira berjalan ke arah kamar, kemudian mengambil tas miliknya dan Alvino yang tergeletak di atas kasur.
Ia melangkah ke meja belajar, dan mengambil bolpoin. lalu sedikit merapihkan jilbabnya yang terlihat miring di depan kaca.
Setelah rapi dan dirasa tidak ada yang tertinggal ia segera berjalan keluar saat mendengar Alvino terus membunyikan klakson nya berkali-kali.
Setelah mengunci pintunya ia berjalan ke arah Alvino yang sudah duduk anteng di atas motor.
Ia menyerahkan tas milik Alvino dan naik ke atas motor dengan berpegangan tangan pada Alvino. Setelahnya motor melaju meninggalkan pekarangan rumah.
🕷️🕷️
"Kalo ada apa-apa kabarin gue!"ucap Alvino pada Kaira yang tengah melepaskan helm nya.
Ia menurunkan Kaira tidak jauh dari sekolahan. Sebenarnya ia tak masalah jika sampai ke parkiran sekolah dengan Kaira yang berbonceng padanya, namun Kaira yang memaksa nya ingin diturunkan tidak jauh dari sekolah.
Kaira terlalu takut pada fans suaminya, jika tahu most wanted di sekolah nya berbonceng dengan gadis miskin seperti dirinya. Ia belum siap jika harus menghadapi pengagum berat suaminya. Hubungan dia dan Alvino saja masih sulit untuk ia terima, apalagi untuk meladeni fans suaminya.
"Ra!" Panggil Alvino.
Kaira tersadar dari lamunannya dan mendapati Alvino yang tengah menatapnya, ia jadi canggung sendiri.
"Kenapa?" Tanya Kaira berusaha sentral mungkin, walaupun dalam hati ia berteriak tidak karuan saat di tatap begitu intens oleh Alvino.
Alvino berdehem kemudian menggeleng sebagai jawaban. "Gue duluan. Lo jalannya hati-hati! Inget di dalam perut Lo ada anak gue!"ucap Alvino tegas kemudian menjalankan motornya dengan kecepatan sedang.
Kaira melongo mendengar nya kemudian mendengus, lalu berjalan sedikit berlari menghiraukan ucapan Alvino yang menyuruhnya untuk berjalan dengan hati-hati.
Sampai di depan gerbang ia melambatkan jalannya saat ada yang memanggil namanya dari arah belakang.
Kaira membalikan badannya dan melihat sella sahabatnya tengah berlari kearah nya.
"Ck!"decak sella setelah sampai di depan Kaira, dengan nafas yang memburu.
"Kenapa?"tanya Kaira, mengajak sahabatnya untuk jalan menuju kelasnya.
"Ngga papa! Biasa masalah rumah."jawab sella.
Kaira mengangguk sebagai jawaban. Dua gadis cantik itu berjalan beriringan dengan di selingi obrolan random.
Saat mereka akan sampai di parkiran ternyata ada tiga sahabat nya yang sudah menunggu kedatangan mereka.
Kaira tampak ragu untuk melangkah mendekati sahabatnya, pasalnya mereka tidak cuman bertiga, namun dengan Alvino dan teman-temannya.
Sella menggandeng tangan Kaira dan menariknya agar berjalan dengan cepat.
"Sella pelan-pelan!"ucap Kaira.
"Ck! Lama Lo."jawab sella masih menarik tangan Kaira.
Setelah sampai di depan ke tiga sahabat nya, tubuh Kaira langsung mendapat terjangan dari sahabatnya berupa pelukan, samapi tubuhnya hampir terjengkang ke belakang, untungnya sella dengan siap menahannya.
Setelah cukup lama mereka melepaskan pelukannya, saat mendengar teriakkan dari Kaira yang mengatakan ia tidak bisa nafas.
"Gila Lo pada!"ucap Kaira sambil meraup oksigen sebanyak-banyaknya, dan dengan tanpa dosanya mereka hanya cengengesan.
"Lo dari mana aja sih Ra? Empat hari Lo ngga masuk sekolah!?"tanya Ririn penasaran.
"Gue..."Kaira bingung harus menjawab apa. Ia melirik Alvino yang tengah asik dengan ponselnya.
"Gue sakit."bohong Kaira pada akhirnya. Untuk kali pertamanya ia bohong kepada sahabatnya sendiri.
"Oh kirain ada apa,"ucap Ririn. "Eh tapi kok Lo berdua bisa bareng gini"tanyanya lagi.
"Oh tadi ketemu di depan gerbang." Jawab sella. "Eh tunggu Ra, gue baru sadar, gue tadi ketemu Lo kok ngga ada bawa motor, kemana motor Lo? Terus Lo berangkat naik apa?"tanya sella dengan bingung.
Kaira yang mendengar pertanyaan itu kembali kelabakan dibuatnya. Ia menghela nafasnya pelan. Kemudian berucap. "Gue tadi naik bus, soalnya motor gue di pake sama ibu buat ke pasar!"bohongnya lagi, mana mungkin ia mengatakan jika ia berangkat dengan Alvino.
Kemudian Ke empat sahabatnya mengangguk kan kepalanya mengerti. Sedangkan para teman Alvino sedang menahan tawa mendengar jawaban dari Kaira.Kaira mendengus melihatnya.
"Ya udah nanti pulang bareng gue aja. kebetulan gue bawa mobil, sekalian gue main ke rumah Lo, bosen soalnya di rumah terus."ucap Ririn dengan enteng.
Kaira yang mendengar ucapan Ririn kembali di buat sulit menelan Salivanya. Ia kembali melirik ke arah Alvino yang kini sedang menatap dirinya datar.
Kaira mendengus melihatnya. Ingin rasanya ia menghilang dari hadapan mereka, ia bingung harus menjawab bagaimana.
"Eh ngga usah! Aduh, maksudnya tuh... Gue kan harus kerja pulang sekolah."jawab Kaira berusaha untuk tidak panik.
"Yaah..."jawab Ririn sedikit kecewa.
Kaira tersenyum canggung kemudian mengajak sahabatnya untuk ke kelas karena bel sekolah bentar lagi berbunyi.
Setelah kepergian Kaira dan sahabat nya, Alvino tersenyum sinis di iringi dengusan saat mendengar semua kebohongan sang istri.
Sedangkan teman-temannya ketawa mengingat wajah Kaira yang panik mencari jawaban yang tepat.
"Bini Lo lucu juga bos,"ucap Chandra.
Yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Alvino."Gue kasian sih sama Kaira,"ucap Farell. "Di satu sisi dia ngga mau ngebohongin sahabat nya sendiri, tapi di sisi lain dia juga belum siap buat jujur apa yang terjadi sebenarnya."lanjut nya yang diangguki Chandra dan Arlan.
Sedangkan Devanka dan Alvino hanya menatapnya dengan datar.
"Lo juga bos, seharusnya tadi Lo bantuin bini Lo, kasian gue liatnya."ucap Arlan.
Plak!
"Eh dodol, kalo si bos ikutan jawab, yang ada bakalan ketahuan hubungan Meraka."ucap Chandra menggeplak kepala Arlan.
"Iya juga sih,"jawab Arlan cengengesan sambil menggaruk alisnya.
"Si dodol."hardik Chandra.
Alvino berdecak, kemudian berjalan terlebih dahulu meninggalkan mereka yang meneriaki namanya.
🕷️🕷️
Akhirnya update!! Hehehe sorry 🙏😁
Tandain kalo ada typo!
Voment juseyoo!💐
Follow Ig @coretanhalu_16

KAMU SEDANG MEMBACA
ALVINO [On Going]
Novela Juvenil⚠️FOLLOW DAN VOTE NYA YAW⚠️ Menikah karena sebuah kesalahan, adalah sesuatu yang tak pernah terpikirkan dalam benak Alvino. Takdir selalu punya cara yang tidak pernah terduga. Jadi, pertemuan kita bukanlah sebuah kesalahan, melainkan takdir Tuhan. ...