3.Hamil?

771 24 17
                                    

⚠️Kasih vote nya dong
Sebagai penghargaan⚠️
.
.
.
.
.

Happy reading ✨

Huek... Huekk

"Aku k-kenapa sih?... Gak mungkin kan... Huek."Kaira memegangi perutnya yang sudah perih.

Kaira terduduk dilantai kamar mandi yang dingin, karena lelah berjongkok. seluruh badannya sudah lemas, Kaira memejamkan matanya sambil mengatur deru nafasnya yang memburu.

Sekitar lima menit Kaira terdiam dan berusaha mengontrol dirinya, Kaira mendengar langkah kaki mendekat kearahnya.

"Ya Allah! Nak, kamu kenapa?"kaget wanita paruh baya, saat mendapati sang anak terduduk lemas dilantai kamar mandi. Wanita paruh baya itu segera mendekat kearah Kaira dan menuntunnya untuk duduk.

"Minum dulu,"ucap Nafisha, menyodorkan teh anget pada Kaira dan membantunya untuk meminumnya.

"Udah enakan?"tanya Nafisha meletakan gelas di meja dan langsung duduk di sebelah putrinya.

Kaira mengangguk, mengiyakan pertanyaan sang ibu.

"Sebenarnya kamu kenapa? Apanya yang sakit?"tanya Nafisha sambil memegang lengan putrinya."biar ibu pijitin".

"Gak usah Bu!"tolak Kaira melepaskan tangan ibunya yang memijat lengannya."Kaira cuma masuk angin doang."

"Kamu .... Yakin?"tanya Nafisha memastikan, dan di jawab dengan anggukan kepala oleh Kaira.

"Ya udah kalo begitu kamu istirahat, biar nanti ibu telfon teman-mu, kalo kamu izin gak masuk!"perintah Nafisha.

"Gak buk! Kaira gak papa!"ucap Kaira sambil berdiri dan mengambil Sling bag nya yang tergeletak dilantai. "Jadi Kaira izin buat berangkat ke sekolah."sambungnya. Dan mengambil tangan ibunya untuk ia cium.

"Assalamu'alaikum."ucapnya, lalu sedikit berlari ke luar dari rumah, karena biasanya jam segini bus sudah berangkat, jadi ia harus mencari ojek dahulu.

"Wa'alaikumussalam" jawab Nafisha sambil menggelengkan kepalanya. "Seandainya mas Aziz masih ada mungkin, beliau bangga mempunyai gadis yang tumbuh dengan baik".

*****

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih sepuluh menit, Kaira pun kini sudah berada di depan bangunan SMA Erlangga.

Kaira turun dari motor tukang ojek, lalu menyerahkan helm pada pemiliknya dan memebayarnya tidak lupa mengucapkan terima kasih.

Ia segera berjalan kearah gerbang sedikit berlari karena sebentar lagi bel akan berbunyi.

Setelah samapi di depan kelasnya,. Kaira segera masuk dan menuju ke meja yang ia duduki. Terdapat empat gadis yang sedang bergosip ria. Siapa lagi kalo bukan sahabatnya. Karina, Zea, sella dan Ririn.

Tidak lama setelah dirinya duduk dan mengobrol sebentar dengan sahabanya, bel masuk pun berbunyi dan datanglah guru yang akan mengajar di kelasnya.

Setelah kurang lebih tiga jam lebih sepuluh menit belajar, kini ke-lima gadis itu tengah mengisi perutnya.

"Lo kenapa ra?"tanya gadis dengan rambut sebahunya, duduk di depan Kaira ."muka Lo pecet amat?"

"Gapapa..."jawab Kaira lirih nyaris tidak terdengar.

"Gapapa gimana? Muka Lo udah kaya mayat hidup gitu, gapapa."ucap Ririn, menunjuk muka Kaira dengan jari telunjuknya dan menyodorkan kaca yang selalu ia bawa. "Coba deh Lo ngaca".

Kaira menepis tangan Ririn di depan wajahnya yang memegang kaca. "Aku gak papa... Elah. Cuma masuk angin doang!"ujarnya.

"Lo yakin?... Muka Lo itu gak kaya orang masuk angin, Lo gak lagi nyembunyiin sesuatu kan?"tanya sella penuh selidik, lebih ke kepo sih.

"Sesuatu apaan sih?tanya Kaira dengan nada sedikit kesal.

"Penyakit maybe..."ucap sella enteng. "Lo sembunyiin dari kita-kita terus.... Tiba-tiba kita denger kabar kalo Lo udah men..."

Pletak!

"Kalo ngomong gak usah sembarangan!"ucap Ririn menggeplak lengan sella yang duduk di sebelahnya.

"Siapa tau!"sewotnya.

"Ngga... Gue gak nyembunyiin apa-apa dari kalian."ucap Kaira menyuapkan bakso ke mulutnya.

"Mending Lo periksa ke dokter deh!, Takutnya Lo hamil. aduh"

Sella kembali mendapatkan geplakan yang lebih keras. "Lo itu kalo ngomong suka ngawur ya? Mana ada Kaira hamil, kalo iya sama siapa? Suami aja belum punya dodol!"oceh Ririn pada sahabatnya satu ini, yang kalo ngomong suka gak difilter dulu.

Sedang Karina dan Zea hanya memperhatikan keduanya, dengan memakan jajanan yang mereka beli.

Kaira langsung menghentikan kunyahan nya, saat mendengar ucapan sella. Ini yang ia pikirkan sedari malam tadi.

Jika memang benar dirinya hamil maka hancur sudah cita-cita yang ia impikan dari kecil.

Kaira langsung berdiri dari duduknya, keluar meninggalkan kantin dan sahabatnya.

"Kaira! Kamu mau kemana.?"tanya Zea sedikit berteriak.

Kaira tidak menghiraukan pertanyaan dan teriakan para sahabatnya, ia terus berjalan. Ia takut akan pikirkan nya ternyata benar.

*****

Gimana-gimana suka gak sama bab ini? Atau biasa aja? Atau malah ngebosenin?.

Tenang-tenang. bentar lagi konflik pertama akan di mulai. Jadi, tungguin terus bab selanjutnya.

aku selalu mengingatkan dan untuk selalu di ingat! Jangan lupa vote dan komennya. Gak bayar kok gratis!!

Rekomendasi kan cerita ini ke teman kalian, barang kali minat☺️

Follow Instagram @coretanhalu_16

ALVINO [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang