Happy reading ✨
Kaira terkekeh kecil, saat melihat testpack dengan dua garis merah yang berada di genggamannya, kemudian melemparkannya asal.
Ini sudah yang kesekian kalinya ia mencoba dan hasilnya tetap sama, positif. Ia menggelengkan kepalanya kuat, dengan air matanya yang sudah tidak dapat terbendung lagi, dan dengan kondisi yang sangat kacau dan berantakan.
Bagaimana nasib kedepannya, jika nanti ibu nya mengetahui ia sedang mengandung anak dari laki-laki asing. Bagaimana masa depannya? Bagaimana cita-citanya?.
Ia mencengkram perutnya kuat, Rasa nyeri langsung menjalar diperutnya. Sangat kacau pikirannya sekarang.
Setelah lama ia menangis, segera Kaira mencuci wajahnya dan membenarkan hijabnya yang berantakan, agar para siswa dan siswi yang melihatnya tidak curiga. Setelah selesai dengan urusan wajahnya ia memasukan benda persegi panjang kedalam totebag nya.
Ia menghembuskan nafasnya dan meyakinkan dirinya sendiri bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Setelah dirinya tenang ia berjalan keluar dari toilet. Untung saja bel pulang sudah berbunyi jadi ia tidak perlu terlalu khawatir akan bertemu dengan sahabat nya. Karena jika ia bertemu dengan mereka, dirinya akan di interogasi, kenapa ia tidak masuk ke kelas lagi?, Apakah ia baik-baik saja? Dan masih banyak lagi, padahal kan ia pergi ke UKS untuk menenangkan pikirannya walaupun ujung-ujungnya tidur. Tapi setidaknya ia tidak terganggu jika terus bersama mereka.
Kaira berjalan di koridor menuju ke arah belakang sekolah seorang diri, ia mengambil ponselnya dan mengetikan kepada seseorang jika ia akan segera sampai.
"Maaf... Tapi jalan satu satunya cuma ini."gumamnya pelan
*****
"Oh shit! Gue ke sana sekarang!"ucap Alvino pada Arlan yang berada di panggilan.
"Buruan."desak Arlan disebrang telepon.
"Hm"respon Alvino. Mengakhiri panggilan dengan sahabat nya dan mengetikan pada ayahnya jika ia tidak bisa datang ke kantor hari ini.
Brak!
Alvino menabrak gadis berhijab yang berjalan dari arah berlawanan, ia segera membantu gadis didepannya yang sedang merapikan barang-barang nya. Setelah selesai ia langsung berdiri di ikuti gadis didepannya.
"Lo gak pa..."ucapan Alvino terhenti saat gadis di depannya mendongokan kepalanya.
"T-terima k-asih"ucap gadis tersebut dengan terbata-bata. Lalu berjalan meninggalkan Alvino yang masih terkejut dan menatap nya dengan tatapan sulit diartikan.
Alvino sadar dari keterkejutannya dan langsung menghadap kebelakang yang dimana gadis itu sudah hilang dari pandangan nya.
Alvino menghadap kelantai saat ia mendapati benda persegi panjang, ia langsung mengambilnya, dan betapa terkejutnya saat benda tersebut menampilkan dua garis merah, tanda positif.
Ia juga mengambil buku kecil milik gadis yang ditabraknya.
"Kaira Az-zahra!"gumamnya saat membaca tulisan didalam buku tersebut.
"Jadi itu Lo?... dan sekarang tumbuh janin di perut Lo? Anak gue?!"ucap Alvino lirih. Lantaran percaya atau tidak, karena saat melakukan hal itu dirinya dalam ke adaan mabuk, Tapi bukan berarti ia lupa.
Bahkan pagi harinya, ia bangun terlebih dahulu dan melihat gadis yang tidur dalam pelukannya, ia mengamati wajah gadis tersebut dan mengingat apa yang sudah ia lakukan padanya. Namun nihil dirinya tidak mengingatnya.
Di rasa ia tidak bisa mengingatnya, ia pun segera melepaskan pelukannya dan menuju ke arah kamar mandi untuk merilekskan badannya dan juga pikirannya. Tapi siapa sangka saat ia kembali ke arah ranjang, dirinya sudah tidak menemukan gadis tadi dan juga pakaiannya, hanya kaos yang sudah robek yang tersisa, bahkan kemeja yang ia kenakan semalam juga tidak ada.
Apakah gadis itu sudah pergi? Bahkan dirinya belum mengatakan apapun.
Dret! Dret!
Lamunan Alvino buyar saat ponselnya berdering. Ia memasukan dua benda tersebut kedalam tasnya dan langsung mengangkat panggilan pada ponselnya.
"Gue lagi di jalan!"ucapnya langsung mematikan panggilan tersebut dan berjalan menuju tempat motornya terparkir. Lalu mengetikan pesan pada seseorang.
Setelah selesai ia memasukan ponselnya kedalam saku jaketnya dan memakai helm full face-nya, dan meninggalkan area sekolah.
*****
Kaira berjalan kearah belakang sekolah dengan berpakaian serba hitam dan juga masker yang menutupi wajahnya.
Kaira mengeluarkan beberapa lembar uang dan di serahkan kepada laki-laki didepannya yang menyerahkan sebotol barang yang akan menyelesaikan masalah.
Setelah transaksi selesai Kaira segera berjalan menuju danau yang tidak jauh dari tempatnya sekarang.
Dan tanpa mereka ketahui, ada sepasang mata yang melihatnya. Ia segera mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.
"Sekarang dia berjalan ke arah danau tidak jauh dari SMA Erlangga, bos!"lapornya. Dan setelah berbincang sebentar ia mematikan panggilan nya.
"Sebenarnya siapa sih gadis itu? Kok bos sampai nyuruh gue buat ikutin dia?!".
*****
Kalian pada mau gak sih? Kalo aku suruh buat promosikan cerita ALVINO. Terserah kalian mau promosi dimana, wa, tiktok, ig, twitter, Facebook dll, terserah kalian intinya mah promosi.
Oke! Segitu dulu buat bab ini! Kalo mau lanjut jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya 🤸.
Salam sayang dari pacarnya jisung nct 💋💃 lopyouu>>>🐷
Follow Instagram @coretanhalu_16

KAMU SEDANG MEMBACA
ALVINO [On Going]
Fiksi Remaja⚠️FOLLOW DAN VOTE NYA YAW⚠️ Menikah karena sebuah kesalahan, adalah sesuatu yang tak pernah terpikirkan dalam benak Alvino. Takdir selalu punya cara yang tidak pernah terduga. Jadi, pertemuan kita bukanlah sebuah kesalahan, melainkan takdir Tuhan. ...