"Dengar, pentas seni akan di laksanakan dua bulan lagi, jadi ku harap kalian semua siap berpatisipasi dalam menyiapkan pensi ini, mengerti? " Suara berat Jeno mendominasi ruang rapat osis.
Para anggota osis itu mengangguk. "Siap, ketua. "
Jeno mengangguk paham, "nanti, setelah istirahat kedua, kumpulkan seluruh perwakilan ekstrakurikuler, kita akan membahas konsep serta apa saja yang akan di tampilkan saat pensi nanti, mengerti?"
Sekali lagi, suara setuju memenuhi ruang rapat. Jeno berdehem pelan.
"Silahkan kembali ke kelas masing-masing, Terima kasih, " Lalu Jeno bangkit lebih dulu usai bersuara. Diikuti anggota lain nya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Jaemin!" Yang dipanggil menoleh saat seseorang memanggil nya.
"Iya Nancy, ada apa?" Balas nya, ia tutup sebuah novel yang tengah dibaca.
Nancy, sekretaris osis itu tersenyum sumringah, ia duduk dikursi samping Jaemin.
"Nanti, setelah istirahat kedua, seluruh perwakilan ekstrakurikuler akan dikumpulkan, kita akan menyiapkan pensi nanti, jadi Jaemin, karena kau merupakan inti club dance——
Jaemin diam menyimak,
——kau mau tidak menjadi perwakilan dari club dance? " Nancy berujar dengan senyum lebar nya, terlihat antusias. Berbeda dengan Jaemin yang terkejut.
"Kenapa aku?? Bukan kah biasanya yang jadi perwakilan untuk ikut rapat adalah, siyeon??" Ujar nya, dahi nya berkerut bingung.
"Kau lupa? Siyeon kan sedang berada di kota lain, ia sedang olimpiade Jaemin, dan dua hari lagi baru pulang, " Jelas Nancy. Jaemin sebentar.
"Jika tidak ada perwakilan dari club dance yang datang nanti, rapat tidak akan dilaksanakan, kau tau? Jeno tidak akan mau menjelaskan dua kali apalagi membuat rapat yang kedua kalinya untuk membahas hal yang sama, " Tambah nya lagi.
Jaemin yang tadinya hendak mengiyakan jadi urung, apalagi saat mendengar nama seseorang yang sangat ia hindari, disebut.
Wajah nya jelas menunjukkan kegugupan.
"Kurasa aku——aku tak bisa Nancy, aku——
" Jaemin ku mohon yaaa?" Nancy menggenggam kedua tangan Jaemin dan menggoyangkan nya perlahan, sembari menunjukkan kedua mata nya yang berbinar memohon.
Jaemin ragu, ia menggigiti bibirnya gusar. Haruskah?
Menghela nafas perlahan, ia pun mengangguk.
"Baiklah, Nancy."
Dan setelah nya Nancy bersorak senang, membuat tubuh Jaemin terjengit kecil.
"Terima kasih Jaemin!!! Aku menyayangimu, dadah aku akan ke kelas ku, jangan lupa datang untuk rapat ya! " Ujar nya berteriak dan pergi dari kelas Jaemin sembari bersenandung senang.
Jaemin menggeleng pelan melihat tingkah sahabat nya yang satu itu. Dan diri nya kembali diliputi kegugupan.
"Hah... Ku harap dia tak mengenali ku, " Gumam nya.
~~~~~~~~~~~~
Istirahat kedua telah usai, beberapa kali Jaemin berusaha menetralkan detak jantung nya yang berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya.
Ia kini tengah berada tepat didepan pintu masuk ruang rapat osis. Berdiri kaku, dengan kedua tangan yang terasa dingin dan berkeringat. Menghela nafas pelan, baru saja tangan nya akan menggapai gagang pintu, pintu tersebut lebih dulu dibuka dari dalam.
Dan sosok yang membuka pintu sukses membuat tubuh Jaemin membeku.
"Kau perwakilan dari club dance? " Uh, suara itu. Terdengar rendah dan datar. Membuat Jaemin tertunduk dan mengangguk.
"Masuk lah, lama sekali, " Perintah nya, suara nya terdengar tak senang.
Uh ya benar, Jaemin datang terlambat lima belas menit, dan sepertinya hanya sisa ia yang belum datang. Oh ayolah, ia harus menyiapkan diri, Dan Jeno, tak suka orang lambat. Ya, yang membuka pintu adalah Jeno. Sosok yang sangat Jaemin hindari.
J
aemin dengan cepat masuk menyusul Jeno yang bergerak lebih dulu. Didalam ruang rapat sudah ramai dengan beberapa anak anak lain dari setiap ekstrakurikuler.
Jaemin duduk disamping Nancy saat gadis itu melambai padanya.
Jeno yang sudah duduk dikursi khusus untuknya, berdehem pelan.
"Baiklah, semua sudah berkumpul. Pertama aku ingatkan, saat rapat untuk yang kedua sampai berikutnya, aku tidak ingin ada yang terlambat, " Ujar nya tegas, mata tajam nya melirik ke arah Jaemin. Membuat si manis, menggigit bibir bawah nya.
Jeno yang melihat Jaemin menggigit bibir, membuat sekelebat bayangan melintasi pikiran nya.
"Jangan gigit bibirmu, cakar saja lengan atau punggungku——"
Jeno menggeleng dan bergumam dalam hati, gila, pikirnya. Bisa bisa nya ia teringat saat malam itu. Di tengah rapat yang ia pimpin.
"Jen, kenapa? " Renjun bertanya, sebab melihat ketua osis itu tiba-tiba terdiam dan menggeleng ribut.
Jeno tersentak kecil, "aku tak apa, " Ia berdehem pelan, menetralkan detak jantung nya dan menghela nafas pelan.
"Baiklah, kita lanjutkan—"
Selama suara Jeno menggema di ruang rapat, pikiran nya tak fokus, hazel nya sesekali akan menatap intens kearah Jeno yang fokus bersuara, namun saat tatapan nya tak sengaja bertemu dengan Jeno. Jaemin merasa ada sesuatu yang menyengat nya dari mata lelaki itu.
"Jangan mengenaliku...." Gumam nya dalam hati.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER LAST NIGHT || JenoJaemin[On Going]
FanfictionKetika si pangeran sekolah tak sengaja mengalami malam panjang dengan si introvert. Slow update!!