Sudah dua hari total jaemin menghindari nya, benar benar menghindari nya. Jeno mengerang kesal.
"Kenapa wajah mu kusut sekali eh? " Mark tiba-tiba muncul.
Membuat Jeno menatapnya datar. Bibirnya mencebik.
"Urusan nya denganmu? " Tanya nya sewot.
Mark mengedikkan bahu nya acuh.
"Bay the way, aku melihat jaemin tadi, " Ujar mark pelan sembari berjalan menuju sofa.
Sontak, jeno menatap Mark. "Bagaimana bisa——maksud ku, aku saja tak bertemu dengan nya selama dua hari ini? dia menghilang begitu saja, " Ujar Jeno penasaran.
Alis Mark menukik, kemudian bibirnya tertarik, menyeringai jail kearah Jeno. "Kau sangat mencari nya eh? " Ujarnya mengejek.
"Tentu saja! Kau tak tahu aku selama hampir dua hari ini hampir gila karena mencarinya? Kelinci kecil itu pintar sekali menghindari ku, " Gerutunya.
Mark terkejut, namun akhirnya tertawa. Pantas saja sahabatnya ini terlihat stress dari dua hari yang lalu.
"Kau apakan dia sehingga memilih menghindari mu? " Tanya nya.
"Aku dua hari lalu menemui nya, saat aku melerai dia yang diganggu oleh mina, aku mendengar fakta mengejutkan sekaligus memang aku cari selama ini——
Jeno menjeda kalimat nya dan menghela nafas pelan,
——setelah mendengar itu, aku langsung menarik nya menuju toilet, dan menanyai nya fakta soal malam itu, awal nya ia tak mau memberitahu, tapi setelah ku tunjukkan kalung liontin yang ku temukan dan ternyata itu benar milik nya. Jaemin adalah lelaki yang ku cari selama ini, dan setelah itu aku——mencium nya, " Jeno mencicit di akhir kalimat.
Mark yang sedari tadi menyimak mengangguk paham, sebelum seperkian detik setelah nya, mata nya membola menatap Jeno.
"J-jadi Jaemin orang nya? Kau——tak bercanda kan? dan apa apaan itu, kau menciumnya? Disekolah? Sinting, " Mark memaki di akhir.
"Pantas saja ia menghindari mu, kelakuan mu kurang ajar sekali, aku jadi berharap dia menendang batang milikmu, " Tambahnya lagi sembari mengoceh.
Jeno memutar bola matanya malas.
"Hiperbola sekali, " Sinis nya.
Mark berdecak. "Kurang ajar, "
Jeno tiba-tiba bangkit.
"Mau kemana? " Tanya mark bingung.
"Mencari calon kekasih ku, " Ujar Jeno lugas.
Mark mendecih, " Seperti dia mau saja denganmu, " Ejek nya.
"Diam, atau ku sumpal dengan proposal mulutmu itu? " Maki jeno.
Mark mencebik.
😵😵😵😵😵
Jaemin, somi, nancy dan haechan, kini tengah duduk di taman belakang sekolah, dengan beberapa buku dan cemilan.
Sekarang tengah jam kosong, guru tengah rapat untuk merundingkan mengenai pensi yang akan di adakan kurang lebih satu bulan lagi.
Mereka sibuk dengan bukunya masing-masing, tidak juga sebenarnya. Lee haechan dan jeon somi sibuk bergosip.
Hanya Jaemin dan Nancy yang terlihat serius dengan tugas mereka. Kebetulan, keempat nya memiliki tugas dari guru yang sama.
"Nana, " Panggilan dari somi membuat Jaemin berdehem, namun tetap fokus pada buku nya.
"Kau dengan Jeno, bagaimana? " Tanya nya.
Jemari lentik jaemin yang tadi sedang membalik lembar buku terhenti. Ia mendongak, dan hazel nya langsung bersitatap dengan netra somi.
Di sebelah nya ada haechan yang juga sama menatap penasaran padanya. Jaemin mengalihkan pandangan nya ke samping, dan ia mendesah berat saat Nancy juga memasang ekspresi yang sama.
"Orang asing, " Jawab nya datar.
"Na, " Ujar ketiga nya bersamaan dengan senyum terpaksa.
Jaemin berdecak.
Ia rasanya menyesal menceritakan kejadian saat malam itu, dan bagaimana Jeno menyeretnya ke toilet dua hari lalu.
"Ya seperti biasa saja? " Jawab nya tak yakin.
"Bohong, kau menghindari nya dari dua hari yang lalu, " Jawab Nancy cepat.
Somi dan haechan mengangguk mengiyakan.
"Betul, dia tak berhenti mencarimu asal kau tau, " Tambah haechan.
"Anak ini tau, tapi sok sok an menghindar, tapi lebih baik begini, aku tak setuju kau berkencan dengan si mesum itu, " Somi memaki diakhir.
Jaemin mendengus pelan. Siapa juga yang ingin berkencan dengan ketua osis itu? Big no.
"Tapi dilihat lihat, kau cocok dengan nya, " Celetuk haechan tiba-tiba.
"Aku setuju! " Nancy menyaut cepat.
Mata Jaemin membola, ia memutar bola mata nya malas.
"Yaa! Tidak! Tidak aku tidak setuju bayi ku kencan dengan si mesum itu! " Somi berteriak.
Nancy dan haechan memandang nya sinis dengan bibir mencebik.
"Hei jeno itu tampan, dan nana manis lucu cantik, bukan kah seperti pasangan serasi eh? " Ujar Nancy.
Somi memandang nya kesal.
Jaemin pusing saat ketiga teman nya mulai berdebat. Ia mendengus dan memilih bangkit membawa buku buku nya, mengabaikan ketiga teman nya yang sibuk berdebat.
Jaemin berjalan menyusuri koridor dengan santai. Kepala nya sesekali menoleh untuk melihat sekitar.
"Akhirnya aku menemukanmu, "
Hampir, hampir saja semua buku nya terjatuh karena ia terkejut. Bagaimana tidak? Tiba-tiba seseorang yang ia hindari selama dua hari ini tiba-tiba sudah berada disamping kanan nya dan berbicara pelan tepat disamping telinga nya. Bagaimana tidak kaget?
Jaemin berdecak saat melihat wajah Jeno yang tersenyum lebar.
Ia langkah kan kaki nya lebih cepat. Mengabaikan Jeno yang mengajak nya berbicara.
Dahi Jeno mengerut saat Jaemin berlari menjauhi nya. Ia berdecak, ikut samai langkah nya menuju Jaemin.
"Jaemin! "
"Jaemin! Berhenti dulu! "
"Jaemin ada yang ingin aku bicarakan! "
Jeno berdecak kesal saat Jaemin tak mau berhenti setelah berulang kali ia panggil.
Grep!
Ia tarik salah satu tangan si manis dan menyeret nya kedalam uks tepat di samping kiri kedua nya.
Punggung Jaemin menabrak dinding UKS dengan tidak santai. Sakit. Jeno sialan.
"Sakit bodoh! Apa mau mu hah? " Ujar Jaemin kesal. Cukup sudah. Ada apa sih dengan Lee Jeno? Tak biasanya ia seperti ini dengan seseorang.
"Aku mau kau jadi kekasih ku, " Ujar Jeno tegas, obsidian kelam nya memandang Jaemin tajam dengan nafas memburu.
Mata Jaemin membola. Ia tak habis pikir dengan pola pikir lelaki sipit didepan nya ini.
"Sinting, " Maki nya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER LAST NIGHT || JenoJaemin[On Going]
FanfictionKetika si pangeran sekolah tak sengaja mengalami malam panjang dengan si introvert. Slow update!!