09. dijemput.

1.8K 115 2
                                    

Jaemin berdecak saat lagi lagi paginya harus disambut dengan suara teriakan yang saling saut menyaut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaemin berdecak saat lagi lagi paginya harus disambut dengan suara teriakan yang saling saut menyaut.

Ia berjalan lurus menuruni tangga menuju pintu utama. dengan tas tersampir di bahu kiri nya.

Mengabaikan semua suara suara yang menusuk telinga nya.

Prang!

Jaemin terjengit, dan sontak menoleh saat mendengar sesuatu. Dan ia hanya memutar bola matanya malas, ini vas bunga yang ke empat untuk minggu ini.

Vas bunga itu berserakan di antara kedua orang tua nya yang masih berseteru.

"Lama lama rumah ini yang mereka hancurkan, " Gerutunya.

Jaemin mengabaikan, dan berjalan begitu saja keluar rumah. Menutup pintu dengan tak santai hingga bunyi gebrakan kuat terdengar. Suara yang tadinya ribut bersahutan, kini diam tiba-tiba sesaat setelah Jaemin membanting pintu.

Ia mendengus dan berjalan begitu saja keluar perkarangan rumah.

"Kenapa? "

Jaemin terjengit, tubuh nya bahkan hampir terjatuh karena tersandung saat sebuah suara tiba-tiba menusuk gendang telinga nya.

"Kau?! Bagaimana bisa kau tau rumah ku?! " Jaemin melotot saat melihat Jeno yang duduk di atas motor nya, menyamping. Menatap kearah nya dengan pandangan bingung.

"Nancy, " Jawab nya singkat.

Jaemin mendengus, mencebikan bibir mendengar jawaban Jeno. Nancy sialan.

"Lalu, apa yang kau lakukan disini? " Sungutnya tak senang.

Jeno menaikan salah satu alis nya.

"Menjemput kekasih ku tentu saja, " Jawab nya santai.

Jaemin tersedak ludah nya sendiri mendengar perkataan Jeno. Apa apaan itu? Sejak kapan ia mengiyakan ajakan untuk menjadi kekasih Jeno kemarin? Ah Jeno sepertinya benar-benar sinting.

"Jangan gila. Ini masih pagi, sebaiknya kau pergi ke sekolah, " Ujar nya sinis. Mata bulat nya menatap Jeno tajam.

Jeno mengedikkan bahu nya acuh. Kemudian beranjak dari motor, menggapai salah satu helm dan mendekati Jaemin.

Jaemin yang didekati hanya memandang bingung. Sebelum setelah nya hazel nya membulat saat Jeno memasangkan begitu saja helm ke kepala nya. Memasang pengait, dan merapikan surai nya yang menusuk mata.

"Sudah, ayo pergi, nanti telat, " Jeno menarik begitu saja tangan Jaemin yang terdiam menuju motor nya. Menurunkan pijakan motor, dan menaiki nya.

"Naik, na, " Ujar nya saat melihat Jaemin hanya diam.

Jaemin tersentak, " Ah——iya... " Jawab nya sedikit linglung, dan Jeno terkekeh kecil di buat nya.

"Pegangan, " Ujar Jeno saat memastikan Jaemin sudah duduk dengan nyaman di motor nya.

"Hah? " Astaga... Jeno jadi gemas sendiri saat Jaemin menatap nya dari belakang seolah kebingungan. Masih linglung.

"Seperti ini sayang, " Ia tarik kedua tangan Jaemin untuk memeluk perut nya.

YaTuhan.... Jantung jaemin rasanya ingin lompat keluar, baru saja tadi detak jantung nya normal, tapi Jeno malah menarik nya untuk memeluk lelaki Lee itu, semakin tidak normal.

"Jantung ku mohon jangan terlalu keras, " Lirih nya.

"Kau——bagaimana bisa sikap mu... Seperti ini? " Jaemin memulai percakapan setelah merasa keadaannya tak segugup tadi.

"Maksud mu? " Tanya Jeno. Ia sedikit pelankan laju motor nya.

Jaemin menghela nafas nya pelan.

"Sikap mu kenapa seperti ini kepadaku? Kenapa blak blakan sekali? Awal kita bertemu saat rapat kau saja cuek dan dingin, apalagi wajah mu datar sekali menatap ku, " Omel nya panjang lebar. Bibir nya mencebik lucu. Membuat Jeno yang melihat nya dari kaca spion terkekeh gemas.

"Karena aku menyukai mu, " Ujar Jeno gamblang.

Plak

"Astaga.... Kau hobi sekali menampar ku... " Jeno menggeleng tak habis pikir karena kali ini untuk yang kesekian kalinya Jaemin menampar nya, kali ini helm nya. Hingga kepala nya sedikit tertunduk. Untung saja motor mereka tidak oleng.

Jaemin mendengus.

"Bicara mu omong kosong sekali, " Sungut nya.

Jeno terkekeh, "aku tidak berbicara omong kosong, aku jujur mengatakan nya. Aku jatuh cinta padamu sejak malam di mana kita bergelung di satu selimut yang sama, berbagi kehangatan, menik——

" DIAM! YATUHAN MULUT KOTOR MU ITU!! DIAM!! " Jaemin berteriak, memukul cukup kuat punggung Jeno.

Hingga tubuh Jeno sedikit bungkuk kedepan, namun bukan nya marah malah tertawa. Apalagi tak sengaja menoleh dan melihat wajah Jaemin yang memerah seperti kepiting rebus.

"Astaga hahaha... Lucu sekalii... " Gumam Jeno. Tangan nya gatal ingin mencubit pipi gembil si manis na.

"Berhenti membual dan tambah kecepatan motormu, kita akan terlambat bodoh! " Omel si manis.

Jeno terkekeh dan mengangguk mengiyakan. Ah menggoda si manis na ternyata menyenangkan.

~~~~~~~~~~~~~~~~

Kedua nya sampai di sekolah 10 menit sebelum bel masuk.

Dan kedatangan kedua nya yang satu motor bersama, mengundang bisikan bisikan dari siswa siswi di sekolah.

Bagaimana tidak? Lee Jeno yang tak prrnah terlihat dengan lelaki submisif, kini tiba-tiba datang dengan na Jaemin si introvert. Yang bahkan tidak terlalu terkenal di sekolah seperti si pangeran sekolah.

Dan lagi siswa siswi yang melihat kedua nya di parkiran, memekik saat Jeno tanpa aba aba merapikan surai Jaemin yang berantakan saat melepaskan helm.

Jaemin merutuki dalam hati. Ia tak suka menjadi pusat perhatian. Maka tanpa ucapan Terima kasih, ia berlalu menjauh begitu saja dari Jeno, mengabaikan seruan si lelaki Lee dan bermacam tatapan dari siswa-siswi disana.

Lee Jeno sialan!




TBC

AFTER LAST NIGHT || JenoJaemin[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang