Hari senin yang indah... Katanya.
"Heh, dia sepertinya benar benar menghindari mu, " Mark bersuara, samai langkah nya dengan Jeno. Kedua nya tengah berjalan dari ruang osis menuju gerbang sekolah.
"Dia siapa? " Tanya Jeno bingung, namun tatapan nya tetap fokus kedepan.
"Orang yang tak sengaja menendang masa depan mu, " Ujar mark santai. Jeno berdecak, ia melotot pada lelaki kelahiran Canada itu.
"Tidak perlu di sebut bagian itu kan bisa? Bodoh, " Maki Jeno. Mark tertawa.
"Lagipula, kau itu bisa bisa nya, kalian itu stranger dan kau dengan seenak jidat memeluk nya, gila, wajar saja dia menendang itu mu, " Sindir mark.
Jeno melirik nya sinis, "diam lah, percepat langkah mu, upacara akan dilaksanakan sepuluh menit lagi, dan ingat hari ini tugas piket kita berdua yang menjaga gerbang, "
Mark mencebik, namun tetap mempercepat langkah nya.
Kedua nya sampai digerbang sekolah, lima menit lagi upacara di mulai, terlihat beberapa siswa-siswi berlarian memasuki gerbang.
Dua menit lagi,
Satu menit lagi,
Kring!
Bel sekolah telah berbunyi, mark dan Jeno mulai menutup gerbang, kedua nya menunggu di samping gerbang, mewanti wanti jika ada siswa yang belum datang.
Lima menit berlalu, kedua nya menunggu dengan bosan, sesekali mark akan mengungkit kembali masalah sang sahabat, membuat Jeno menggeram kesal dan berakhir memukulnya.
Dilain sisi... Jaemin berlari tergesa setelah turun dari bus. Baju nya acak acakan dan kusut, rambut hitam nya bahkan tak tertata rapi, wajah nya penuh peluh dengan nafas terengah.
"Ya Tuhan... Matilah aku, " Langkah nya semakin di percepat. Dan bahu nya melorot begitu saja saat melihat gerbang dari kejauhan sudah ditutup.
Brukk
"Aduh... Nasibku jelek sekali, " Rasanya, Jaemin ingin menangis, kaki nya tersandung kaki nya sendiri. Membuat tubuh nya terjerembab kedepan. Membuat luka lecet pada kedua telapak tangan dan ujung dagu nya.
Ia bangkit dari sesi terjatuh nya, mata bulat nya berkaca kaca, ia kesal. Baju nya berantakan, rambutnya acak acakan, bau keringat. Menjijikan. Tangan nya menepuk nepuk kuat membersihkan debu yang menempel pada seragam sekolah nya.
Ia menghela nafas pelan, menggigit bibir menahan isakan, iya dia kalau sangat kesal akan menangis, cengeng memang.
"Menyebalkan, " Desis nya.
Ia kembali berlari menuju gerbang sekolah.
Mark dan Jeno berdecak malas, lima belas menit berlalu setelah bel masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER LAST NIGHT || JenoJaemin[On Going]
FanfictionKetika si pangeran sekolah tak sengaja mengalami malam panjang dengan si introvert. Slow update!!