AFTER LAST NIGHT || JenoJaemin[On Going]

03. firasat.

Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Dan Jaemin kini tengah berjalan santai keluar gerbang sekolah menuju halte bus.

Jaemin tersentak saat tubuh nya hampir limbung sebab seseorang menabrak nya dari samping, ia menghela nafas, gadis itu lagi.

Wajah nya bahkan terlihat tak bersalah setelah menabrak diri nya. Jaemin berdecak, lalu kembali melanjutkan langkah nya, namun——

"Kau seharus nya marah, jangan diam saja,"

——sebuah suara tiba-tiba menusuk gendang telinga nya, membuat diri nya spontan menoleh mencari sumber suara.

Dan lagi lagi, ia merutuk dalam hati.

Lee Jeno tiba-tiba saja sudah berada di belakangnya, jarak nya bahkan setengah meter dari Jaemin.

Oh ayolah, kenapa semenjak kejadian malam itu, ia menjadi sering bertemu dengan lelaki bermata sipit ini?

Jeno menautkan alis nya bingung saat lelaki manis didepan nya ini malah menunduk dan berjalan lebih cepat dari sebelum nya.

"Hei! Tunggu!!" Jeno berusaha mempercepat langkah nya untuk menyamai langkah si manis.

Dan lagi, Jaemin bergumam saat rasakan jeno mengejar nya. "Jangan mengejarku!" Seru nya dalam hati.

Pikiran Jeno jadi di isi, "apa anak ini takut karna aku tadi menyindir nya saat rapat?"

Ah, sepertinya ia harus minta maaf. Ia tarik langsung salah satu tangan si manis saat jarak kedua nya hampir dekat, membuat tubuh yang lebih kecil dari nya itu berbalik dan menabrak dada bidang nya.

Waktu terasa berhenti untuk beberapa detik, kedua nya mengatur nafas yang terengah sebab berlari, Jaemin terkejut bahkan tak sadar kepala nya sudah bersandar di dada bidang milik Jeno. Mendengarkan detak jantung lelaki itu yang berdetak ribut. Dan menetralkan nafas nya.

Tersadar, Jaemin langsung saja mendorong tubuh Jeno, namun, pinggang nya ditahan oleh tangan lelaki Lee itu. Sial.

Ia mendongak, dan hazel nya menatap tepat ke obsidian kelam milik Jeno yang juga menatap nya.

Tatapan Jeno terpaku pada hazel yang menatap nya berbinar, apalagi bulu mata lentik nya yang berkedip pelan, dan juga lihat itu... Ranum nya yang memerah dan basah sebab ia gigit sedari tadi, sedikit terbuka dan lidah kecil terlihat mengintip. Membuat Jeno menggeram dan menelan ludah nya kasar.

Pikiran Jeno meliar, ia jadi teringat saat malam itu.

Tautan bibir kedua nya terlepas, membuat untaian saliva terbentang antara kedua nya. Jari Jeno merembet naik, mengusap bibir si manis yang memerah basah dan bengkak karena ulah nya, nafas kedua nya tersengal.

Suasana diantara kedua nya semakin panas, apalagi pengaruh alkohol yang ia minum, membuat hasrat seorang Lee Jeno membumbung tinggi.

Wajah simanis terlihat sangat sayu, dengan lidah kecil nya yang terjulur keluar. Membuat Jeno menjilat bibir nya. Ia bawa kedua tangan si manis untuk kembali mengalung pada leher nya.

"Bibirmu... Sangat candu, na," Nafas Jeno memberat. Lelaki yang ia panggil na itu, tertunduk malu, pipi nya merona samar. Membuat Jeno terkekeh.

Ia tarik dagu si manis untuk mendongak. "Keluarkan lidah mu, " Ujar nya, mata nya terlihat penuh syarat akan nafsu.

Lelaki na itu menurut, menjulurkan lidah nya. Dan jeno yang tak sabar, dengan beringas nya memangut lidah si manis, menghisap nya kuat hingga terdengar lenguhan dari yang lebih kecil. Jeno juga merasakan rematan kuat pada surai hitam nya.

"Apakah... Apakah lelaki ini, orang yang sama saat malam itu?" Jeno berujar dalam hati. Obsidian nya menatap intens ke arah Jaemin.

Jaemin yang merasakan tatapan yang sama seperti malam itu, bergerak gelisah. Mata nya bergerak liar. "Uh, apa dia mengingatku?" Ujarnya panik dalam hati.

"Maaf jeno——

Dug

" Akkh... fuck, " Jeno yang tadinya sibuk menatap netra hazel itu, tiba-tiba mengumpat saat rasakan lelaki yang ia peluk pinggang nya itu menendang bagian selatan nya.

Jaemin langsung berlari saat Jeno melepaskan pelukan nya. Dan akhirnya kaki nya sampai pada halte bus, dan bersyukur sebab saat ia sampai, sebuah bus juga ikut berhenti disana. Jaemin langsung saja menaiki bus itu, menghiraukan Jeno yang masih mengerang kesakitan.

TBC