Hal kecil

505 73 7
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡










Hari senin tiba, dimana Junghwan dan dua anggota kelompoknya harus presentasi tentang makanan tradisional yang kemarin mereka buat.

Jam pelajaran pak Randi tuh kan mepet ke jam istirahat, jadinya setelah selesai presentasi kelompok Junghwan, bell istirahat bunyi.

Pak Randi pamit dari kelas, dan anak-anak mulai riuh ganti posisi duduk lagi. Soalnya, tadi mereka duduk dengan kelompok masing-masing.

Ngeliat riweuh nya orang lain, Junghwan gak mau ngeluarin tenaga lebih buat ikutan riweuh.

Dia masih duduk dimeja yang Haruto dan Jeongwoo tempati, kebetulan dia lagi ditengah-tengah dua orang itu.

Junghwan lagi males ke kantin, makanya dia makanin aja sisa combro yang ada. Sisa dikit sih, soalnya pak Randi minta buat dibawa keruang guru, terus temen-temennya juga minta.

"Hwan."

Yang dipanggil satu orang, yang nolehnya bertiga. Disisi meja deket Haruto, Doyoung berdiri sambil nyengir.

"Kenapa Doy? Mau combro lagi?"

"Enggak deh."

"Kenapa? gak enak?" Tanya Jeongwoo.

"Enak aja, ini enak yah." Junghwan mukul paha sosok yang dia punggungi.

"Iya enak kok, cuma kan aku gak kuat pedes. Jadi, bagi aku itu masih kepedesan." Jujur Doyoung.

"Oh? Sorry yah, gak tahu." Seru Junghwan.

"Ih gakpapa kok, combro kalian tetep enak. Garing banget, masih krenyes pas di kunyah." Puji Doyoung.

Haruto ngangguk setuju. "Bener, kok bisa sih masih garing gini?"

"Efek dari singkong nya sih kayaknya, kan kita gak pake campuran apapun lagi." Jelas Junghwan.

Jeongwoo ngangguk setuju, toh dia juga ikut dalam upaya pembuatan nya kan. Matanya natap sudut bibir Junghwan yang terdapat remah-remah combro, tanpa permisi.

Jari Jeongwoo mengusap sudut bibir itu, membersihkan remah-remahnya tanpa sisa.

Entah mereka pura-pura gak ngeuh atau emang gak lihat beneran, tapi Jeongwoo bersyukur gak ada yang membahas hal itu.

Padahal nyatanya, Junghwan tengah mematung. Memikirkan, sesuatu yang baru saja terjadi.

"Hwan, ayo ke kantin."

Walaupun niat awalnya gak bakal ke kantin, tapi sekarang berubah, karena masih kaget juga, jadinya Junghwan reflek berdiri dengan bantuan paha Jeongwoo.

Iya, jadinya Junghwan neken paha Jeongwoo, untung keburu ditahan si empunya kaki, kalo enggak bisa keteken tuh paha dalamnya.

Sekarang mereka malah matung barengan, soal nya tangan Jeongwoo masih megang tangannya Junghwan juga.

GALAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang