GALAK

Tahap akhir

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡

Junghwan hanya menunduk, hari ini adalah tahap akhir dari banyaknya kegiatan akhir semester.

Iyap, setelah melewati banyak cara penilaian, akhirnya Junghwan sudah sampai difase ujian nasional.

"Yang."

Junghwan ngangkat wajahnya, dia natap arah pintu kelas.

"Di chat malah gak dibaca, tahunya udah di sini aja."

Junghwan senyum, dia berusaha membiasakan lagi perasaan nya.

"Sorry, abisnya tadi pagi agak repot."

"Emang kenapa?" Jeongwoo duduk disamping pacarnya.

"Urusan kerjaan mama sih, cuma gue jadi ikutan ribet."

Jeongwoo ngangguk. "Lain kali, kalo gitu chat gue aja. Biar gue jemput."

Junghwan natap pacarnya lamat. "Mau jemput pake apa?"

"Yah motor lah."

"Emang punya?"

"Punya si Ruto aja cukup."

Junghwan natap pacarnya serius. "Masa kamu harus kerumah si Ruto dulu pagi-pagi?"

Junghwan nyoba nanya pake nada guyonan, gak mau keliatan aneh.

"Oh iya, selama ujian kan pulangnya kerumah si Ruto dulu."

"Oh, ngapain?"

"Ya biar ada temen belajar aja sih, lagian kan enak kalo belajarnya gak sendirian."

Junghwan ngangguk, tapi kayaknya isi kepala dia malah lebih tahu apa yang terjadi.

"Masa gak pulang-pulang, dirumah gak ada siapa-siapa emangnya?"

"Ada."

"Papa kamu?"

"Iya."

"Kok gak ditemenin?"

"Buat apa? Udah gede ini." Junghwan cuma diem, walaupun sekarang Jeongwoo udah natap kearah nya.

"Nah kalo serumahnya sama kamu, baru gak bakal ninggalin rumah."

Tatapan Junghwan berubah datar, dia mendengus.

"Bisa gak sih nyebelin nya dibuang dulu?"

"Eh yang, love language gue tuh menyebalkan tahu gak?"

"Halah, makan tuh love language."

"Makan kamu aja deh..."

"Ish, Jeongwoo!"

Lelaki bermanik serigala itu malah tertawa, seolah tiada beban yang menekannya. Padahal Junghwan sadar, jika Jeongwoo pun jauh lebih capek dari batinnya.