Insiden

487 61 9
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡










Junkyu hari ini harus berangkat lebih pagi lagi, kondisi kantor cabang yang dia pegang emang gak baik-baik aja.

Maka dari itu Junkyu di terjunkan untuk mengambil alih, walaupun dia gak yakin tapi semakin hari, kemajuannya semakin terlihat.

Apalagi sekarang, udah hampir setengah tahun dia menangani cabang ini. Semuanya mulai terkendali, walaupun masih banyak perbaikan diberbagai sisi.

Kemampuan Junkyu yang mumpuni di mata orang itu, tidak serta-merta dia dapatkan dalam waktu singkat dan dengan gampang.

Banyak banget cobaan nya, panjang juga prosesnya dan yang pasti, pengorbanan nya kadang yang suka Junkyu sesali.

Saking pentingnya materi di kehidupan, Junkyu sampai merelakan waktu bersama anaknya hilang tanpa kenangan.

Dia awalnya enjoy aja, karena merasa bisa melupakan rapuhnya ditinggal pemilik hati untuk selamanya.

Tapi beberapa saat lalu, Junkyu jadi sadar. Kalo gak seharusnya dia ngelampiasin semuanya pada kesibukan, dan saat sadar ternyata Junghwan sudah tumbuh dengan sangat luar biasa.

Pandai membohongi perasaannya, dan jago bersembunyi dibalik kata gakpapa. Mungkin Junghwan meniru mamanya, jadi jelas ini juga salah Junkyu.

Tapi disela semua itu, Junkyu juga merasa lega. Karena semua kebutuhan anaknya terpenuhi tanpa terkecuali, jadi yah Junkyu juga harus tetap bersyukur.

"Maaf pak, berkas laporan nya saya taruh di meja."

Junkyu mengangguk, memberikan isyarat paham pada sekretaris nya. Karena sekarang, dia tengah menelpon salah satu rekan kerjanya.

Setelah panggilan terputus, Junkyu langsung menelpon sekretaris nya yang ada diluar ruangan kerja Junkyu.

"Mil, hari ini ada jadwal meeting?"

"Betul pak, tepat pukul empat sore nanti."

"Loh, kok sore banget?"

"Mohon maaf pak, karena meeting sudah beberapa kali di undur, jadinya pihak Sandika yang menentukan jadwal sebisanya mereka dan itu atas persetujuan bapak juga."

Junkyu memijat pangkal hidung nya, ini udah mau jam pulang tapi malah ketahan lagi.

"Yaudah, kabarin aja kalo udah pada dateng."

"Baik pak."

"Makasih Mil."

Junkyu menatap ponselnya, sudah jam pulang sekolah Junghwan. Jadi dengan cepat, dia telepon nomor si anak.

"Hallo adek?"

"Iya maa? Ini adek tinggal jalan keluar gerbang kok."

"Dek, maaf yah mama gak bisa jemput."

"Oh? Yaudah gakpapa, tapi mama pulang kan?"

GALAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang