Chapter 17

900 115 6
                                    

3 September 2023

🌸

Hari-hari berikutnya berjalan seperti biasa. Naruto tak mengubah sikapnya terhadap Sasuke apalagi Sakura. Malah yang terpikir dikepalanya bahwa ia harus juga mencuri kesempatan seperti yang Sasuke lakukan. Jadi ia dengan sangat tidak bisa membiarkan Sasuke dan Sakura berduaan. Sasuke memandanginya bingung setiap kali Naruto menyempil diantara mereka.

Berita tentang Neji yang tidak masuk sekolah beberapa hari ini tersebar keseluruh sekolah. Hyuga Neji adalah salah siswa pintar diangkatannya, banyak adik tingkat yang juga mengaguminya. Hinata yang ditanya tentang keberadaan sepupunya itu hanya menggeleng. Ia sendiri juga tidak bisa menghubungi Neji, padahal ia sangat butuh bantuan Neji untuk menyingkirkan Sakura dari Naruto yang semakin lengket saja.

"Kak Neji masih belum masuk ya?" Tanya Sakura disuatu hari ketika mereka memutuskan untuk makan siang di kantin sekolah.

Sasuke dan Sai mengangkat bahu acuh. Menikmati makan siang mereka. Sakura menoleh pada Naruto yang duduk di sampingnya, meminta jawaban.

"Aku juga tidak tahu," jawab Naruto seadanya. Ramen yang tersaji di hadapannya terlihat sangat ingin disantap oleh Naruto.

"Kenapa kau mengkhawatirkannya Sakura? Tanya Sai.

"Tenten sepertinya menyukai kak Neji, jadi aku ingin membagi informasi jika ada yang aku ketahui," jawab Sakura berbisik. Tubuhnya sedikit condong ke depan, agar dapat lebih dekat dengan Sai yang duduk di seberang meja di hadapannya. Sai mengangguk mengerti.

"Sebaiknya jangan terlalu memikirkannya Sakura," nasehat Sai. Tidak ada bantahan dari Sakura meski ia sangat ingin membantu Tenten yang terlihat tak bersemangat menikmati makan siangnya di sisi lain kantin. Masih tertangkap oleh mata Sakura.

"Sakura-chan," panggil Naruto. Sakura yang semula menunduk untuk menikmati makanannya mengangkat wajah. Menoleh menghadap Naruto.

"Ada apa?" Tanyanya.

Naruto tidak menjawab, ia sedikit menggembungkan pipi kirinya menarik perhatian Sakura. Ada bercak kuah di sana. Gadis itu mengambil selembar tisu dan mengusapkannya pada pipi kiri Naruto. Membuat laki-laki itu senang bukan main. Jika bisa, mungkin saja senyum yang tercipta sudah membelah pipinya.

"Pencari perhatian," gerutu Sasuke yang masih didengar oleh Sasuke.

Naruto mengerucutkan bibirnya, menatap Sasuke dengan membuat ekspresi wajah seimut-imutnya, menurutnya. Membuat Sasuke ingin muntah saja sekarang. Tapi tak jadi karena makan siang tepat dihadapannya.

"Kau terlihat lucu Naruto," puji Sakura sambil mencubit gemas pipi Naruto. Naruto rasanya ingin melayang ketika dipuji seperti itu oleh Sakura.

"Ya kau terlihat lucu Naruto," tambah Sai. Tangannya terulur untuk mencubit pipi Naruto menggantikan jemari Sakura. Pipi itu ia cubit sekuat-kuatnya hingga menimbulkan rona merah pedih di pipi Naruto.

"Sai!" Naruto meronta tidak terima. Ia melepaskan pipinya dan mengeluh manja pada Sakura.

"Sakura-chan lihatlah tingkah Sai, ia menyakiti pipiku," adunya. Gadis itu mengelus lembut pipi Naruto sambil terkekeh geli.

"Lanjutkan makanmu Sakura, sebentar lagi jam istirahat akan habis," peringat Sasuke.

Kegiatan mengelus pipi Naruto terhenti, ia mengangguk kemudian kembali menikmati makan siangnya. Sedangkan Naruto mendengus kesal. Ia menginjak sebelah kaki Sasuke di bawah meja, membuat laki-laki bermarga Uchiha itu meringis di dalam hatinya dan membalas perbuatan Naruto sebelum menarik kakinya menjadih dari jangkauan kaki Naruto.

My Other Half [SasuSaku]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang