Chapter 8

1K 143 11
                                    

24 Agustus 2023

🌸


"H-Hai, maaf bolehkan a-aku meminta bantuanmu untuk mengantarkanku ke ruang guru?"

Hinata, si murid baru bertanya pada Naruto. Waktu istirahat sudah tiba, dan keempat sahabat itu sedang mengambil bento mereka untuk dibawa ke taman belakang seperti kebiasaan mereka. Hinata yang bertanya tentu membuat mereka harus menunda niat mereka.

"Kau bisa meminta bantuan Toneri, Hyuga-san," jawab Naruto sopan. Ia tak sabar menikmati bento buatan Sakura. Jadi ia tak punya alasan sampai harus merepotkan diri membantu siswi baru itu.

"Aa, ti-tidak bisakah kau yang mengantarkanku? Toneri-san juga sudah tidak ada di kelas," bujuk Hinata.

Seseorang yang menjabat sebagai ketua kelas itu telah lari dengan terburu-buru ke kantin bersama teman-temannya. Begitu juga dengan murid lain, bersiap untuk mengantri di kantin. Meninggalkan beberapa orang saja di kelas yang membawa bento, dan tidak makan di kantin.

Hinata hanya mengetahui nama Naruto dan Toneri di kelas ini. Ia ingin meminta bantuan teman perempuan tadinya, tapi tidak ada yang memberikan tatapan ramah padanya selain Yamanak Ino yang juga sudah keluar kelas. Sedangkan gadis berambut merah muda yang bersama Naruto hanya memberikan tatapan datar tak berarti padanya. Seolah menunggu agar ia cepat menyingkir dari Naruto dan menghalangi jalan mereka.

"Kau adik Hyuga Neji kan? Minta saja bantuan pada kakakmu itu," usul Sai sambil memberikan senyuman yang tak sampai ke matanya.

Hinata menghela napas, merasa tak senang karena mendapat balasan yang kurang baik. Biasanya ia akan selalu dielu-elukan dalam lingkungannya. Tapi ketiga laki-laki di hadapannya ini hanya memberikan respon penolakan. Membuat Hinata kesal di dalam hatinya, terlebih melihat Sakura yang bisa berada dalam pertemanan tersebut.

"Ponselku mati jadi aku tidak bisa menghubungi kak Neji,' ujarnya beralasan.

Sakura menghela napas, siswi baru ini membuatnya harus menunda makan siangnya. Padahal ia memiliki jadwal yang cukup ketat jika menyangkut jadwal makan. Dengan senyuman ia menyodorkan ponselnya pada Hinata.

"Kau ingat nomor kak Neji kan? Kau bisa memakai ponselku Hinata-san."

"Aku tak mengingat nomor kak Neji," balas Hinata beralasan lagi. Membuat Sakura menarik kembali tangannya sambil tersenyum. Ia menoleh pada Sasuke meminta bantuan.

"Kiba, temani siswi baru ini ke ruang guru!" Perintah Sasuke pada seorang siswa yang duduk di pojok kelas bersama beberapa temannya.

Seorang laki-laki mengangkat kepalanya begitu mendengar namanya dipanggil. Laki-laki berambut coklat itu menghentikan aktivitasnya, menikmati bento.

"Aku?" Tanyanya memastikan.

"Iya kau."

Sai menjawab untuk terakhir kalinya. Mereka berjalan keluar kelas, meninggalkan Hinata yang terpaku karena penolakan secara gamblang itu. Ia mendengus kesal, semakin kesal ketika mengingat posisi perempuan berambut merah muda itu berada di tengah-tengah ketiga siswa tampan menurutnya di kelas ini.

"Jadi, tetap ingin diantar ke ruang guru?" Tanya Kiba menyadarkan Hinata dari rasa kesalnya. Ia memasang senyuman manis.

"Iya Kiba-kun, maaf merepotkanmu."

~ M. O. H ~

Sakura merasa tidak nyaman. Ini sudah terhitung satu bulan sejak siswi baru itu bergabung ke dalam kelas yang ditempatinya. Siswi itu selalu melirik sinis padanya. Sedangkan pada Naruto memberikan tatapan malu. Membuat Sakura mendengus sebal.

My Other Half [SasuSaku]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang