Epilog 3 : Kebenaran 2

401 25 0
                                    

Langit mengikuti langkah perempuan yang ada didepannya. Ia masih menerka-nerka apakah perempuan yang ada di depannya ini Senja atau bukan. Ia kembali terkejut ketika Keira mengambil kartu akses ke kamar yang dulu pernah ditinggali Senja.

Tapi ia masih berpikir positif mungkin saja Senja telah menjual unit apartemen nya. Dan sekarang Keira lah yang menempatinya.

"Kenapa berdiri disitu ayo masuk." Ajak nya pada Langit.

"Ah iya." Langit masuk ke unit apartemen itu mengikuti Keira dari belakang. Tak lupa ia mengunci pintu itu.

"Kamu duduk aja dulu, aku mau buatin minum."

Langit bingung "ini kenapa jadi aku-kamu begini?." Batinnya.

Tapi Langit tetep duduk di sofa, ia melepas blazer abu-abu miliknya dan ia taruh di penyangga sofa. Sembari menunggu Keira, Langit memainkan ponsel nya. Lalu ia ingat jika hari ini ada meeting sekitar jam 10 dengan para atasan kantor.

"Shit! Gue lupa hari ini kan ada meeting."

Langit menekan tombol telfon di nomor Jefri kakak sepupunya. Tak lama sambungan telfon itu terhubung.

"Halo kak?."

"Lang Lo dimana, ini udah jam setengah 10, bentar lagi rapatnya dimulai."

"Kak kayaknya gue gak bisa datang, soalnya ada urusan, bisa gantiin gue dulu engga?."

"Gak bisa, Lo tau pak Handoko gimana."

"Shit! Tapi gue beneran gak bisa kak, atau engga Lo minta Daddy deh, kali ini gue bener-bener gak bisa."

"Yaudah gue hubungi om lucas dulu."

"Sorry ya kak gue selalu ngerepotin Lo."

"Ah santai, Lo sepupu gue, jadi wajar kalo gue di repotin sama Lo."

"Haha, Yaudah kak gue matiin dulu ya."

"Yoi dah Lang, hati-hati Lo nyetirnya."

"Gue di sopirin kak."

"Oh iya ya, Yaudah bye."

"Bye kak." Langit langsung mematikan telfonnya ketika melihat Keira datang dengan 2 gelas minuman dinampan, dan menaruhnya di atas meja.

Keira duduk di dekat Langit, yang sedang menatap dirinya. "Kenapa liatin aku gitu banget?." Tanyanya.

"Tidak, saya hanya penasaran kenapa kamu bawak saya kesini?."

"Kamu tidak mengingat apartemen ini?."

Langit mengernyitkan dahi nya "langsung to the point bisa tidak Nona Keira? Saya beneran bingung."

Bukannya menjawab pertanyaan dari Langit, Keira justru bangun dari duduknya dan duduk di pangkuan Langit. Membuat Langit terkejut sekaligus marah, ia berusaha untuk bangun tapi tidak bisa.

"Anda mau apa nona Keira, turun."

"Kamu masih gak bisa ngenalin aku by?."

Mendengar panggilan itu, yang tadinya Langit berusaha bangun itu menjadi diam sambil menatap mata Keira. "Aku Senja, istri kamu."

Langit hanya diam dia masih menatap mata Senja dalam, dia mencari kebohongan disana, tapi tidak menemukan karena hanya ada tatapan mata sendu dan juga tatapan cinta.

"Tidak mungkin, jangan mengada-ada Nona Keira."

"Aku harus apa agar kamu percaya kalo aku Senja."

"Ceritakan semuanya ke aku."

"Baiklah akan aku ceritakan semuanya."





Flashback

Takdir Semesta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang