Langit dan Senja masih berada di pantai, mereka berdua berjalan-jalan sebentar. Benar yang di katakan Langit jika ia sama sekali tidak mabuk, hanya merasakan pusing saja, beda dengan Senja dirinya memang tidak mabuk karena ia hanya minum orange jus saja.
Duduk di kursi yang menghadap langsung ke area pantai, Senja duduk sambil menyenderkan kepala di bahu sang suami.
"Aku seneng deh akhirnya salah satu temen aku sold out juga." Ucap Senja.
"Aku juga, walaupun caranya harus dengan cara gini." Jawab Langit.
Langit menggenggam tangan Senja dan membawanya ke pangkuannya. "Ay, seandainya aku gada saat baby lahir maafin ya."
Senja langsung menoleh pada langit yang tengah menatap pantai yang berombak tenang. "Kamu ngomong apa sih, gada ya by, kamu pasti nemenin aku lahiran."
"Hidup gada yang tau yang, dan gak selamanya aku bisa ada disamping kamu."
"Aku bakalan benci sama marah banget sama kamu kalo nanti kamu beneran gak nemenin aku lahiran."
"Jangan gitu dong aku gak mau di benci sama kamu."
"Makanya gausah aneh-aneh kamu."
"Ya maaf, aku kepikiran aja."
"Yaudah kita balik ke villa yuk, kamu makin ngelantur soalnya."
"Aku gak mabuk ya ay."
"Di penglihatan aku, kamu mabuk by." Senja bangun perlahan dan menarik pelan tangan Langit untuk berjalan kembali ke villa.
Mereka langsung mengistirahatkan badan, karena besok pagi mereka akan berjalan-jalan keliling Bali, sekalian honeymoon kata Langit.
Langit mendekatkan wajahnya pada perut senja yang sudah nampak itu, ia mengelus nya dan tak lupa membisikkan sesuatu. "Selamat malam anaknya buba sama bubu, sehat-sehat ya nak, kita beneran nunggu kamu hadir di dunia ini." Ucap Langit.
Senja mengelus rambut Langit "iya buba, tunggu aku ya." Ucap Senja menirukan suara anak kecil.
Langit terkekeh pelan mendengar ucapan Senja yang lucu itu "besok kita jalan-jalan ya sekalian honeymoon."
Senja tersenyum sambil mengangguk "oke, tapi kayaknya kita lanjut honeymoon di Belanda gak sih, yang."
"Hehe iya, kita langsung ke Belanda abis ini."
"Gak sabar deh."
"Aku juga, pokonya disana kamu jaga diri ya baik-baik, soalnya aku gak mungkin tiap jam bareng kamu."
"Siap baby, pokonya kamu tenang aja, aku pasti jaga diri aku sama anak kita dengan baik."
Langit tersenyum "kalo ada apa-apa telfon aku."
"Selalu itu mah."
"Oh ya tadi aku udah ngomong sama Daddy, dia bilang selama kita disana, kita di kasih apartemen sendiri, jadi aku sama kamu satu kamar."
"Harus, aku gak bisa tidur kalo gak meluk kamu."
"Haha iya aku juga kok."
"Terus 3 temen mu gimana?."
"Mereka satu apartemen kok sama kita, cuma beda unit aja."
"Satu lantai yang sama?."
Langit mengangguk "iya sayang."
"Ah syukur deh."
"Lho kok syukur?."
"Setidaknya kalo kamu ada rapat sama mereka kalian bisa rapat di satu lantai yang sama jadi aku gak kecarian nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Semesta (END)
Cerita PendekDisclaimer!!! 1. Banyak kata-kata kasar 2. Banyak 🔞 3 gak tau apa Apa jadinya jika kita menikah dengan mantan, apa gak akan bertengkar setiap hari?. Itulah yang terjadi pada Langit Anumerta Kalandra. Dia dipaksa menikah dengan perempuan yang dulu...