Perjanjian

754 64 0
                                    

Setelah acara after wedding itu, Langit dan Senja menginap di salah satu kamar, di villa tempat mereka mengadakan  acara pernikahan.

Senja menatap, Langit yang sedang memainkan ponselnya di sofa. Perempuan yang bersurai pendek itu sedang asik memainkan ponselnya tanpa ada niatan untuk menyapa atau bahkan membersihkan diri. Hingga suara keluhan keluar dari mulut perempuan itu.

"Kalahkan, ck!." Keluhnya. Membuat dirinya menaruh ponsel nya di meja.

"Lo gak capek apa, abis acara langsung main handphone." Ucap Senja.

Langit menoleh "engga, gue main ponsel kan sambil duduk bukan berdiri." Jawabnya dingin.

Senja mengrolling eyes "Lo mandi sana, udah malem."

Langit mengangguk, berjalan pelan ke lemari untuk mengambil handuk dan baju santai. Setelah nya ia pergi ke kamar mandi dan membersihkan dirinya.

Disisi lain Senja duduk di tepi kasur sambil memainkan ponsel nya dia membalas pesan dari Grup chat teman-temannya. Tak berselang lama Langit keluar dari kamar mandi dengan menggunakan baju santai dan rambut nya basah. Tangan kanannya memegang handuk kecil untuk membersihkan sisa air yang berada di rambutnya.

Senja yang melihat pemandangan itu pun menelan ludahnya kasar, pasalnya melihat Langit dalam keadaan seperti itu membuat dia memikirkan hal yang tidak-tidak. Memang saat menjalin hubungan bersama Langit, kedua nya telah melakukan hal yang seharusnya tidak mereka lakukan. Untung saja dirinya tidak hamil saat itu.

Langit yang sadar, jika Senja tengah menatapnya itu pun berpura-pura tidak melihat dan sibuk menaruh handuk yang basah itu ke cucian baju.

"Lo mau tidur dimana? dikasur apa disofa?." Tanya Senja.

Langit mengernyitkan dahinya "gue gak mau tidur disofa, enak aja."

"Yaudah kalo gitu biar gue yang tidur disofa." Ucap Senja, dirinya bangun dari kasur lalu berjalan kearah sofa sambil menenteng bantal lalu menaruhnya di ujung sofa, lalu merebahkan tubuhnya disana.

Semua pergerakan Senja dilihat oleh Langit, dia sebenarnya tidak rela Senja tidur di sofa tapi rasa gengsi nya masih ketara sekali.

"Kasian dia kalo tidur disofa, pasti badannya gak nyaman banget, lebih baik dia tidur dikasur." Ucapnya dalam hati.

"Senja, lebih baik lo tidur dikasur aja, jangan disitu, badan lo sakit entar." Ucap Langit.

Senja mendongak, melihat kearah Langit dia menggeleng "terus tidur satu kasur sama lo, ogah."

Langit mendengus "gue tidur disofa gapapa, lo tidur dikasur aja."

"Yakin lo?."

"Ya, gue yakin."

"Yaudah kalo gitu." Senja bangun lalu berjalan ke kasur, tapi saat mau berjalan kaki nya tersandung karpet meja, membuat dirinya terhuyung kedepan menabrak tubuh Langit, karena Langit terkejut dan kehilangan keseimbangan akhirnya keduanya jatuh ke kasur dengan Senja berada di atas badan Langit.

Langit menatap mata Senja yang tertutup rapat. Diam-diam dia mengembangkan senyumnya, kedua tangannya memegang pinggang Senja.

Senja akhirnya membuka matanya, saat ia merasa ada seseorang yang memeluk pinggangnya. Saat membuka mata ia terkejut karena dibawahnya ada Langit yang menatap dirinya dengan tatapan tajam serta seringaian khasnya. Senja ingin bangun tapi di tahan oleh tangan Langit yang memeluk pinggangnya erat.

"Lang lepas, gue mau tidur."

"Layani gue dulu, Senja." Ucap Langit tiba-tiba.

Senja membulatkan kedua matanya lalu memukul pelan lengan Langit. "Ogah, gue gak nafsu."

Takdir Semesta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang