Ngambek

253 24 0
                                    

Malam harinya Langit dan Senja pergi pamitan pada kedua orang tuanya untuk menjenguk Natasha yang baru saja melahirkan. Tentu kedua orangtua mereka mengizinkan, dengan catatan baby Arvaz tidak boleh ikut karena rumah sakit tidak baik untuknya.

Dengan membawa 1 paperback di tangan Senja Langit masuk ke ruangan tempat dimana Natasha di rawat setelah mendapat izin dari dalam ruangan.

"Sorry ya baru sempet sekarang nengokin Lo sama baby Lo." Ucap Langit.

"Santai aja Lo sama Senja kan di Belanda gak bisa buru-buru juga pulangnya." Jelas Natasha, Langit mengangguk.

"Nat Cel. ini gue sama Langit bawa oleh-oleh dari sana semoga kalian suka." Senja memberikan paperback itu pada Giselle yang memang berada di sebelahnya.

"Haduh gausah repot-repot lah. Jadi gak enak. Tapi thank yo." Ucap Giselle sambil menerima paperback itu.

"Ah cuma hadiah kecil buat si kecil kalian ini. Sama-sama." Ucap Langit.

"Eh duduk kalian, sorry Sofanya cuma muat 2 orang aja." Ucap Natasha.

"Gapapa santai aja kita duduk lesehan aja." Ucap Langit.

"Udah di kasih nama?." Tanya Senja.

"Udah. Kita sepakat namanya Azalea Carolline Witama. Kedua nama marga kita disatuin." Jawab Natasha.

"Sama aja kayak Arvaz dong, Kalgara. Nama marga kita di satuin."

"Kita terinspirasi dari kalian. Biar rata gitu, biar keluarga kita gak saling iri." Jelas Giselle.

"Bener. Apalagi Ayah gue sempet ngomel pas tau gada nama marga Sagara di nama belakang Arvaz." Jelas Senja.

"By. maaf ya bukannya aku mau kualat sama Ayah tapi wajah dia pas ngomel lucu."

"Beliau emang begitu Lang. Tapi kalo marah tuh serem, gue sama Melody udah pernah liat beliau marah." Ucapnya Giselle sambil menyerahkan baby Aza yang tertidur ke Senja karena perempuan itu ingin menggendongnya.

"Beliau gak tuh. Emang sih Gis beliau kalo marah emang nyeremin kemarin pas gue belum di jodohin sama Senja dia marah banget."

"Ayah tuh walaupun cuek, tapi dia sayang sama gue dan Bunda."

"Yaiyalah dua wanita yang paling baik sedunia. Dan sayangnya satunya milik Langit."

Natasha mengrolling eyes "gue kalo ngedenger Lo flirting tuh kek pengen muntah tau engga."

"Bodo amat itu urusan Lo bukan urusan gue."

"Lo makin kesini kok makin nyebelin sih Lang."

"Nyebelin? Bukannya ngangenin ya Nat?."

"Huek. Ngangenin dari Hongkong Lo tuh pengen gue timpuk tau engga."

"Buktinya pas gue koma Lo tuh nangis-nangis di samping gue kan. Gak mau gue ninggalin Lo."

"Kumat pedenya. Gue cuma gak mau Senja jadi janda muda."

"Gue juga gak akan biarin dia jadi janda ya. Enak aja!."

"Yaudah gausah nyolot Lo."

"Engga nyolot gue ya."

"Kalo bukan nyolot apaan."

"Ya gu...."

"Stop! Ini kenapa kalian malah berantem sih." Lerai Senja.

"Tau. Jangan berisik anak gue lagi tidur." Sambung Giselle.

"Maaf sayang. Ini Langit yang cari gara-gara."

"Lah kenapa jadi gue yang kena. Lo yang duluan."

"Lo."

Takdir Semesta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang