"Bagaimana keadaannya Hyung?" Tanya Jaebum.
Minjun baru saja menyuntikkan obat pada lengan Junho yang saat ini masih tak sadarkan diri.
"Tidak baik. Dia pasti sangat terkejut." Jawab Minjun sambil menghela nafasnya.
"Lalu bagiamana? Sekarang dia sudah mengetahui semuanya. Bagaimana jika dia tidak mempercayai Hyung lagi?"
"Jaebum, kamu pulanglah. Aku akan mengabari lagi nanti."
"Ne." Jaebum pun undur diri dari sana.
Minjun memandang wajah Junho cukup lama.
"Mianhae Junho..... Hyung tidak tahu lagi harus melindungimu dengan cara apa." Ujar Minjun dalam hati.
Minjun memutuskan untuk keluar dan memasakkan bubur untuk Junho.
Ketika selesai memasak, dan memasuki kamar Junho, ternyata Junho sudah bangun.
"Sudah bangun? Makanlah dahulu, lalu minum obatmu." Ujar Minjun.
Junho hanya menoleh ke arah Minjun sebentar, lalu kembali membuang mukanya berlawanan.
Minjun yang paham dengan situasi saat ini, meletakkan nampan diatas meja dan mengambil kursi disebelah tempat tidur Junho.
"Hyung tidak bermaksud menyakitimu. Semua yang Hyung lakukan hanya untuk melindungimu."
"Melindungi?" Tanya Junho dengan suara lemahnya.
"Sekarang kutanya, setelah tahu semuanya apakah kamu masih ingin berhubungan dengan Yoona?"
"Itu urusanku dengan Yoona. Hyung tidak perlu ikut campur?"
"Tidak. Itu menjadi urusan Hyung karena itu menyangkut hidup dan matimu."
"Kenapa itu menjadi urusanmu Hyung? Jika aku mati pun, itu bukan urusan Hyung."
"Tentu saja menjadi urusanku!!! Bagaimana Hyung harus menebus semua kesalahan Hyung jika tidak dengan melindungimu, pabbo-ya??!!!" Minjun yang terbawa emosi pun meninggikan suaranya.
"M-mwo? Apa yang harus ditebus?"
Minjun diam dengan mata berkaca-kaca, lalu bangkit dari tempatnya. Minjun tidak sanggup menatap Junho dan hanya bisa membelakangi punggungnya.
"Kamu mungkin tidak mengingatnya. Saat itu umurmu baru 4 tahun."
Flashback.............
Saat itu Minjun sangat bahagia ketika seorang ART dirumahnya, membawa seorang anak lelaki berumur 4 tahun.
"Siapa nama anaknya Ahjumma?" Tanya Minjun.
"Lee Junho tuan. Dia memang pendiam, tetapi anak yang baik. Junho-ya, beri salam."
"Ne, annyeonghaseyo." Ujar Junho sambil membungkuk.
"Dia sangat lucu. Apa aku boleh bermain dengannya?"
"Tentu saja tuan. Junho, main dengan Hyung ya. Eomma harus beres-beres dan memasak dirumah ini. Jangan nakal dan harus menurut dengan Minjun Hyung, oke?"
Junho hanya menganggukkan kepalanya.
Minjun dan Junho menjadi dekat mulai hari itu. Bahkan Junho sering tidur dikamar Minjun ketika siang hari tanpa sepengetahuan orangtuanya.
Minjun sendiri sudah menganggap Junho sebagai adik. Karena Minjun anak tunggal yang kesepian, sosok Junho yang hadir dihidupnya membuat Minjun menjadi bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Dream, and Music - Junho(2PM) X Yoona(SNSD)
FanfictionKetika Cinta, Mimpi, dan Musik berada disatu level kehidupan para pemuda, yang sedang mencari tujuan hidupnya. Diperhadapkan sebuah pilihan untuk memperjuangkan salah satunya, atau bisakah mereka mengambil semua kesempatan yang ada untuk mempertahan...