Chap 22

359 22 7
                                    


Suasana hujan dan mendung menyelimuti langit Seoul. Yoona memasuki apartmen Junho, dan cukup prihatin melihat keadaan apartmen yang tidak terurus selama beberapa hari ini.

Yoona meletakkan beberapa belanjaannya dimeja dapur, dan berjalan menuju kamar Junho.

"Junho-ya...." Panggil Yoona seraya mengetuk pintu kamar Junho, tetapi tidak ada balasan.

Akhirnya Yoona memutar kenop pintu yang untungnya tidak dikunci. Melihat Junho yang tengah duduk dilantai dengan menekuk kakinya sebagai sandaran kepalanya. Yoona memahami betapa sedih dan terpukulnya Junho saat ini.

Berjalan mendekati Junho dan menjajarkan dirinya berhadapan dengan Junho.

"Aku tahu ini semua berat untukmu. Tetapi kamu tidak bisa seperti ini terus menerus." Ujar Yoona sambil mengelus kepala Junho.

Junho pun mengangkat kepalanya dan menatap Yoona. Wajahnya yang sembab dan pucat itu membuat Yoona meneteskan air matanya.

"Minjun Hyung..... dia menjadi seperti itu karenaku. Aku......." Tangis Junho pecah. Yoona langsung menarik Junho kedalam pelukan.

"Yang aku ucapkan padanya hanya kata-kata yang menyakiti hatinya....aku tahu selama ini dia melakukan semuanya demi kebaikanku, tetapi aku..... aku malah menyakitinya..... apa yang harus aku lakukan, Yoona ya?" Ujar Junho sesenggukan.

"Minjun Hyung pasti paham. Dia pasti tahu bahwa kamu tidak bermaksud menyakitinya." Ujar Yoona mengelus punggung Junho.

"Aku belum sempat berterimakasih dan minta maaf padanya. Bahkan dia sudah melakukan banyak hal untukku, tetapi aku belum sempat membalasnya..... bagaimana.....b-bagaimana bisa dia pergi begitu saja? K-kenapa......" Junho yang meluapkan segala isi hatinya dan tak berhenti menangis dengan suara kesedihan dihatinya.


------------------


Yoona menyeka keringat menggunakan handuk kecil dikening Junho, yang sedang gelisah dalam tidurnya. Beberapa hari ini Junho yang tidak makan dengan teratur dan terus menangis membuat tubuhnya menjadi down hingga membuatnya demam.

Junho terus bergumam tidak jelas dalam tidurnya, membuat Yoona akhirnya memanggil dokter untuk membuatnya tertidur dengan pulas. Bagaimana pun juga tubuhnya membutuhkan istirahat penuh agar bisa pulih.

"Apa yang akan kita lakukan? Junho pasti tidak akan tinggal diam." Ujar Yoona pada Jaebum. Saat ini mereka berada di ruang tamu apartmen Junho.

"Tidak tahu. Selama ini Minjun yang selalu membimbingku untuk melaukan ini itu. Aku belum terbiasa melakukan ini tanpanya." Ujar Jaebum dengan raut wajah sedih.

"Baiklah. Lebih baik istirahatkan dirimu dulu. Jika butuh sesuatu aku akan mengabarimu."

"Ngomong-ngomong.....kamu belum memberitahunya tentang kehamilanmu?" Tanya Jaebum.

Yoona menggelengkan kepalanya.

"Keadaan sedang seperti ini, aku tidak ingin membuatnya semakin terbebani." Jelas Yoona.

"Sampai kapan kamu menyembunyikannya? Sebagai Ayahnya, Junho berhak tahu. "

Tiba-tiba saja mereka terkejut dengan kehadiran Junho yang tanpa suara sedari tadi.

"Siapa yang hamil?" Tanya Junho.

"Sebaiknya kalian bicarakan baik-baik. Kabari aku jika butuh sesuatu, aku pergi dulu." Ujar Jaebum yang meninggalkan apartmen Junho.

Kini tinggal Junho dan Yoona berdua. Junho mendekati Yoona dengan nafas terengah.

"Junho-ya, sebaiknya kamu istirahat dulu. Kita bisa bicarakan ini nanti."

Love, Dream, and Music - Junho(2PM) X Yoona(SNSD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang