Part 2 : Kangen Ayang Jaemin

2.7K 293 24
                                    

"Renjun, mau kemana?" Yangyang bertanya kala melihat Renjun beranjak dari kursinya dengan senyum lima jari yang tak pernah luntur dari awal masuk kelas tadi dan sekarang sudah istirahat pertama

Renjun menoleh kearah Yangyang "mau nyari ayang Jaemin donnnggg, hehe. Ikut gak?"

Wajah Yangyang berubah masam. Seharusnya dia sudah hafal dengan kelakuan teman semejanya ini, tapi Yangyang berharap Renjun sadar kalau sampai kapanpun cintanya gak akan terbalas. Yangyang menggeleng "gak dulu deh, mending dikelas tiduran"

"Yaudah deh, mau kekelas ayang dulu. Babay Yang, selamat tidur muach"

Yangyang cuma terkekeh kecil melihat kelakuan Renjun teman semejanya itu. Kekehan itu tentu tidak ada yang sadar.

Setelah sampai depan kelas Jaemin, Renjun ketemu Jeno yang lagi duduk nyantai didepan kelas sambil main game "Jenooo"

"Bangs— eh, Renjun?" Hampir aja Jeno ngumpat tapi pas tau yang manggil dia itu adalah makhluk manis macam Renjun gak jadi ngumpat deh

"Hehe, Jaemin ada?" Tanyanya malu-malu ke Jeno. Serius deh, Jeno itu ganteng juga tapi anehnya hati Renjun cuma nyantol ke Jaemin, apa karena hati Renjun tau kalau Jeno itu playboy? Kayaknya iya deh.

"Tadi keruang guru sama Hina, ngantar tugas" jawab Jeno yang di balas anggukkan sama kata 'oh' panjang dari Renjun. Lalu Renjun berjalan meninggalkan Jeno menuju ruang guru, tak lupa Jeno memberikan wings dengan mata sipit Jeno itu. Genit banget si Jeno.

Renjun berjalan menuju ruang guru dengan riang sambil nyanyi-nyanyi dan menirukan gerakan dance nya "machi neon Yogurt shake, yogurt shake, yogurt shake for me. Nareul wae Hurricane soge gaduji. Yogurt shake, yogurt shake, yogurt shake for me. Neon nareul hwijeoeo"

Seisi sekolah sudah hafal betul sama tingkah bocah satu ini dari guru, satpam, tukang kebun, tukang bersih-bersih, ibu kantin, siswa-siswi, apalagi kawan sekelas. Jadi, mereka semua maklum saja kalau melihat Renjun jingkrak-jingkrak ditengah lapangan kek ataupun mewek-mewek ngadu kesana sini sampe satu sekolahan tahu kalau kucingnya baru mati.

Satu yang mereka belum pernah lihat, marahnya seorang Renjun Harjana.

Tidak jauh dari ruang guru, Renjun melihat Jaemin sama Hina baru keluar dan lagi ngobrol entah ngobrolin apa tapi mereka saling lempar senyum, bikin hati Renjun panas.

Renjun berlari kecil menuju kearah Jaemin lalu memeluk sang pujaan hati "ayang Jaemin, aku kangen tau"

"Asu—astagaaaa Renjun lepas" Jaemin berusaha melepaskan tangan Renjun yang melingkar erat dipinggang nya. Renjun menggeleng ribut "gak mau!. Kangen"

Dug dug dug!
Kan, kan, kan..... Jantung Jaemin berulah lagi

Hina menatap mereka bedua dengan tatapan tak enak karena ini berada tepat didepan ruang guru apalagi ini jam istirahat banyak yang lalu-lalang "emm Jaem, gue duluan ya"

"Hina tunggu" Jaemin menahan Hina yang mau pergi duluan "iya, Jaem?" Jawabnya

Jaemin menunjuk Renjun dengan wajah tersiksanya "tolongin" gumamnya yang masih di dengar oleh Hina

Hina meraih tangan Renjun "Jun, lepas dulu ya" Renjun cuma menggeleng. Hina menghela nafas sejenak, harus kata-kata mutiara apa suapaya Renjun mau melepaskan pelukkannya dibadan sepupunya itu.

"Lepas dulu ya, nanti kalau sudah sampai kelas boleh deh peluk ayang Jaemin mu sepuasnya, ya?" Ujar Hina lagi meyakinkan Renjun

Renjun menoleh kesamping melihat Hina, tapi pelukkannya masih sama eratnya "tapi.... Kamu gak bakal ngambil Jaemin dari aku kan?"

"Hahaha"Hina tertawa melihat tingkah menggemas kan yang tanpa dibuat-buat. Hina menggeleng "enggak, kok. Janji"

Renjun menimang-nimang omongan Hina seraya menatap jari kelingking Hina. Dengan perlahan Renjun melepaskan pelukkannya dan menautkan jari kelingking dia dengan Hina.

Merasa Renjun lengah jadi Jaemin berniat kabur. Tapi, baru saja bergerak sedikit, Hina malah menahan tangannya "mau kemana lo? Bawa Renjun kebelakang sekolah kek biar kalian puas pelukkannya"

"Tapi, Hin...."

"Udahlah, bye" Hina melongos pergi meninggalkan Jaemin dengan orang yang Jaemin hindari

"Jaemin" panggil Renjun

"Apa?" Jaemin menjawab ogah-ogahan

Kini mereka berjalan menuju pintu menuju halaman belakang sekolah sesuai saran dari Hina. Jaemin mikir bukan untuk pelukkan sampai puas, tapi mau ninggalin Renjun sendirian disana

Ini adalah niat jahat Jaemin yang pertama. Sesempurna nya seorang Jaemin Anugerah masih ada jeleknya

Renjun memeluk lengan Jaemin erat kala mereka membuka pintu yang menampakkan area halaman belakang sekolah yang dipenuhi semak belukar yang terpotong rapi dan juga beberapa pohon buah-buahan termasuk dua pohon mangga itu dan juga beberapa kursi kayu "Jaemin, aku takut. Kalau ada hantunya gimana?" Memang sih suasananya disini sepi apalagi ini masih istirahat pertama

"Kan ada gue" Jawab Jaemin sekenanya

"Tapi, Jaem. Haechan sering kesini sama pacarnya tapi waktu Haechan balik rambutnya berantakkan, bibirnya bengkak, terus lehernya kadang ada merah-merahnya. Aku tanya kata Haechan dia abis gelud sama setan terus ya lehernya kena cakar"

Jaemin menyerngit, binal juga pacarnya Haechan "setannya gak bakal berani sama lo, tenang aja"

TBC

Bocah Centil (JaemRen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang