Jaemin merasa tenang sekaligus kosong disaat dia tidak menemukan batang hidung Renjun. Jaemin sedang duduk dibawah pohon dipinggir lapangan sama Jeno setelah mereka menyelesaikan pelajaran olahraga, tinggal waktu sepuluh menit lagi baru istirahat kedua.
"Nyari siapa, Jaem?" Tegur Jeno saat sadar dari tadi Jaemin terlihat mencari something or someone? Who know's .
Jaemin cuma menggeleng. Biasanya disaat sebelum jam pelajaran pun Renjun pasti terlihat lewat didepan kelasnya atau gak waktu istirahat nangkring di depan kelas Jaemin juga seraya memperlihatkan senyum lebar khas Renjun. Kecuali Renjun sibuk dengan tugas atau telat keluar kelas
Apa iya Renjun sekarang masih sibuk nugas? Tapi, disetiap jam olahraga kelas Jaemin, Renjun pasti ada kok pura-pura lewat sambil memanggil nama Jaemin keras-keras ditambah kata 'sayang' dibelakangnya jangan lupakan kedipan mata dan kecupan jauh yang Renjun layangkan untuk Jaemin.
Jujur, Jaemin merasa ada yang kurang, kosong, hampa.... Entahlah
"Tumben Renjun gak muncul ngerecokin lu" Jeno kembali bersuara
"Bagus lah, jadi tenang hidup gue" jawab Jaemin dengan lesu.
Setelah istirahat kedua barulah bapak satpam memberitahukan perihal Renjun ke bapak sekolah sekaligus wali kelas Renjun, dan pembicaraan itu tak sengaja didengar oleh teman sekelas Jaemin
Jaemin sudah selesai ganti baju dan sekarang dia sudah berada di kantin untuk makan siang, dengan teman-temannya yang lain tapi gak ada Jeno. Tu anak katanya makan bareng sama pacarnya dihalaman belakang, entah pacar yang mana, soalnya setau Jaemin dikelas 10, 11, 12 pasti diantara salah satu itu
"JAEMINNNN, SINI LO" Asik ngobrol dengan teman-temannya, si Hina malah datang dan langsung narik Jaemin
"Kenapa woy? Bar-bar banget jadi cewek"
Hina berhenti menarik Jaemin setelah mereka masuk kelas yang masih kosong karena umatnya pada dikantin atau gak di gazebo samping lapangan buat sekedar ngadem
"Lo kemarin ninggalin Renjun dihalaman belakang?!" Ucap Hina dengan nada emosi. Tadi waktu selesai ganti baju dia malah diberi tahu teman sekelasnya kalau Renjun kemarin pingsan hujan-hujanan dihalaman belakang. Hina yakin sekali bahwa sekarang berita Renjun pingsan kedinginan sudah tersebar
Jaemin terdiam, badannya kaku tak bisa bergerak mendengar kabar Renjun, sampai Hina kembali bersuara "lo tega banget Jaem ninggalin dia. Kata pak satpam perkiraan dokter empat jam dia kehujaan"
"Lo tau kan hujan kemaren sederas apa? Belum lagi anginnya?... Lo tau Jaem, waktu dia sadar pak satpam nanya dia ngapain hujan-hujanan disitu, dia jawab nunguin seseorang buat ngasih dia kejutan. Disitu dia gak mau nyebut nama lo! Gue yakin dia ngelindungin lo, dia takut lo yang disalahkan! Sesetia itu dia nunggu elo Jaem, demi janji paslu lo itu!"
Hina benar-benar emosi sama tingkah Jaemin, dia juga sedikit menyesal menyarankan Jaemin membawa Renjun ke halaman belakang. Dia kira Jaemin cuma malu dipeluk Renjun didepan banyak orang, tapi nyatanya.....manusia memang gak ada yang sempurna.
"Maaf" cuma satu kata itu yang bisa Jaemin ucapkan. Hatinya sakit, rasa bersalah teramat sangat besar. Renjun sakit karena dia, Renjun dengan setianya menuruti apa kata dia.... Menunggu sampai dia kembali
Setulus itukah perasaan Renjun ke Jaemin sampai perkataan Jaemin pun Renjun percaya, Renjun lakukan, dan tidak membantah sama sekali. Ingat lagi, sekasar apapun yang Jaemin katakkan untuk menolak Renjun mentah-mentah, Renjun tetap membalas dengan nada centilnya dan senyuman lebarnya
Tapi Jaemin tau dari mata Renjun yang mengisyaratkan kalau dia sakit hati karna perlakuan Jaemin itu. Tapi, waktu itu dia tidak peduli, dia cuma pengen Renjun berhenti mengejar-ngejar dia
Tapi sekarang...... Kalau Jaemin ingat tentang itu, malah Jaemin yang menyesal dan semakin merasa bersalah. Harusnya waktu dihalaman belakang dia membiarkan Renjun memeluknya puas-puas
"Minta maaf sama Renjun, bukan sama gue" jawab Hina kini nafas nya mulai teratur
"G-gue nanti kerumah sakit, dan gue mau tanggung jawab bayar pengobatan dia" putus Jaemin
"Baguslah" lalu Hina berjalan keluar kelas berselisihan dengan Jeno memandang aneh wajah Hina dan Jaemin yang ber-aura negatif
"Kalian kenapa deh? Auranya gak enakin banget" ujar Jeno. Merasa tak ada jawaban, Jeno mencoba topik lain "denger-denger si manis sakit ya" dan cuma deheman dari Jaemin sebagai balasan. Jeno menyerah, kayaknya Jaemin lagi badmood gara-gara masalah antar sepupu.
Sepulang sekolah, Jaemin benar-benar kerumah sakit, tapi dia sempat nanya ke bapak satpam Renjun diruangan berapa "dilantai dua tepat didepan lift" begitu jawab bapak satpam
Jaemin menunggu lift turun tapi lift sepertinya baru saja naik "Lift nya lama" dengan tak sabaran Jaemin menaiki tangga manual dengan sedikit berlari "Renjun maafin gue" gumamnya sambil belari menaiki tangga
Setelah sampai kelantai dua, Jaemin dengan cepat menemukan kamar Renjun yang katanya tepat didepan lift
Dengan perlahan Jaemin membuka pintu mendapati pemandangan Renjun yang disuapi oleh seorang wanita yang sepertinya ibu Renjun karena wajahnya mirip.
"Jaem—"
"Maaf"
"Temannya Renjun ya? Sini, maaf ya Renjunnya lagi makan, setelah itu baru kalian bisa ngobrol. Oh ya duduk aja dulu, makasih loh ya udah mau jenguk anak tante" ucap mama Renjun kala melihat Jaemin mematung didepan pintu
Tanpa menuruti mama Renjun yang menyuruhnya duduk, Jaemin malah berdiri disamping mama Renjun "maaf tante, aku minta izin buat suapin Renjun, boleh?"
•
•
•
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Bocah Centil (JaemRen)
Short StoryJaemren [Jaemin x Renjun] (✓) Kehadiran Jaemin adalah anugerah bagi kedua orangtuanya setelah 11 tahun tidak mempunyai keturunan. Jadi Jaemin diberi nama lengkap Jaemin Anugerah. Bukan hanya bagi kedua orangtuanya tapi bagi semua orang apalagi kaum...