*
*
*
*
*
Sejak kejadian kemarin dimana dirinya hampir mati di kamar mandi kini Kencana lebih banyak diam, masih ada rasa takut yang hinggap dalam dirinya. Dan bingung kenapa keluarganya selalu saja menyelamatkan nyawanya namun seketika ia teringat ucapan Daddy nya bahwa ia masih dibutuhkan sebagai pelampiasan.
Kencana menunduk lelah, ia juga ingin bahagia. Tak banyak yang ia minta hanya kasih sayang dari keluarganya saja. Tubuhnya sudah lelah begitupun dengan mentalnya. Luka yang diberikan oleh keluarganya tak pernah dibiarkan sembuh.
Cana duduk di ayunan kayu yang berada di halaman belakang yang sudah usang karena terbengkalai lama. Ayunan ini adalah saksi dari kejadian itu, Kencana selalu kesini saat ingin menyendiri, Emlyn dulu selalu mengajaknya bermain disini dan Kencana merindukan hal itu.
"Mammy.. Cana ingin tidur dipaha Mammy sambil berayun"
Cana menidurkan tubunya dan menjadikan tangannya sebagai bantal, sudah tak ada paha Mammy sebagai bantal ternyaman nya.
" Cana capek Mammy..."
"Cana masih belom nyerah kok.."
"Hanya capek saja"
"Cana rindu Mammy banyak banyak.."
Kencana dalam bahasa Jawa artinya adalah Emas, sebuah permata namun rupanya ia tidak diperlakukan layaknya permata..
Dulu saat semua belum direnggut oleh semesta ia menjadi anak paling bahagia didunia, dengan Daddy Mammy dan Abang Abang yang selalu menyayangi nya.
"Maaf Cana gagal buat menyelamatkan Mammy waktu itu.. ini emang salah Cana, mereka pantas buat benci aku"
Angin sepoi sepoi dan awan mendung menemani kali ini, wajah penuh lebab itu tak henti hentinya bergumam seolah ia memang tengah berbincang dengan seseorang.
Hingga rintikan air hujan perlahan turun membasahi tanah yang tadinya kering. Tak ada niatan untuk bangkit dan kembali ke dalam rumah karena hujan menenangkan baginya. Kencana selalu menantikan hujan rasanya menyejukkan dan bau tanah yang terkena air hujan adalah favoritnya.
Cana merasa bebas saat ia berlari ditengah hujan seolah luka yang selama ini ada hilang begitu saja terbawa angin dan runtuh karena hujan.
Tak perduli dengan tubuhnya yang basah kuyup ia tak boleh menyia-nyiakan kesempatan karena hujan tak selalu ada.Belajar dari hujan yang tak pernah mengeluh walau jatuh berkali kali dan dibenci beribu kali.
Namun memang ada kalanya hujan menjadi hal yang ditunggu sebagian orang, tak semua membenci ada juga yang selalu menanti Seperti Kencana yang selalu menanti hujan. Ia hanya ingin menjadi seperti hujan."AAAAAAAAA!! CANA RINDU MAMMY HUJAN!!!"
"SAMPAIKAN PESAN CANA YA! CANA AKAN SEGERA MENEMUI MAMMY!"
Kencana lagi lagi tersenyum lebar, setelah berteriak memang rasanya melegakan seolah semuanya keluar begitu saja. Dan dibawah guyuran air hujan Kencana mengadukan semuanya tentang hidup yang melelahkan dan perjuangan yang belum terbalaskan.
*****
Rich sedari tadi sibuk mencari keberadaan anak sialan itu. Ada sesuatu yang ia inginkan tetapi ia tak bisa membelinya karena hujan terlalu malas.
Ia memandang kosong ke arah taman belakang, tepatnya dibalik jendela, melihat Kencana sedang asik bermain dengan hujan tubuh anak itu terlihat pucat namun wajahnya selalu memancarkan senyuman sungguh mirip dengan Mammy nya.
"AAAAAAAAA!! CANA RINDU MAMMY HUJAN!!!"
"SAMPAIKAN PESAN CANA YA! AKAN SEGERA MENEMUI MAMMY!"
Entah kenapa Rich tidak suka saat anak itu meracau akan segera menemui Mammy nya, ia memang ingin anak itu menghilang tapi tidak benar benar menghilang, paham gak sih?
"Lagi ngapain? Tuh Baby Cly minta ditemenin" Maleo datang dan menepuk pundak Rich membuat anak itu mengalihkan pandangannya sebentar ke Maleo kemudian kembali lagi ke arah Kencana.
"Kenapa sih?" Maleo yang kepo pun ikut melihat apa yang sedang adiknya lihat dari balik jendela? Perasaan jendela belakang ini mengarah ke taman terbengkalai.
Kencana??
Maleo mengepalkan tangannya netranya memandang ayunan kayu disana kejadian yang benar benar membuat dirinya hancur. Kehilangan Mammy adalah hal yang paling menyakitkan.
"Kita gak keterlaluan bang? Mammy pasti udah benci sama kita" ucapnya pelan.
"Lu gak inget kata Daddy? Dia yang udah bunuh Mammy bahkan Daddy liat sendiri"geram Maleo
"Tapi rasanya semua masih semu bang kalau dipikir anak umur 4 tahun bunuh Mammy nya sendiri? Dan liat aja dia kayanya juga pengen nyusul Mammy"
"Gua gak tau, yang jelas gua udah benci banget sama dia apalagi matanya.. mirip sama Mammy dan gua gak suka liat dia ketawa rasanya sakit"
"Tapi dia lebih sakit dari kita"
"Ck.. ngapain sih ngurusin dia! Lu mau nerima dia? Inget Daddy gak akan suka"
"Hufhh gatau gua bingung, tapi satu hal gua gak akan nyakitin dia lagi cukup membencinya aja jangan menyakitinya " setelah mengatakan hal itu Rich berlalu meninggalkan Maleo.
Bahkan tanpa mereka sadari Cly mendengar percakapan mereka, ia merasa was was takut takut keluarga ini akan menerima anak sialan itu ia harus menyingkirkannya dan menjadi bungsu di keluarga ini, dendam nya juga harus terbalaskan membuat mereka merasakan kehilangan dan tersiksa.
"Halo.."
" Mah aku punya rencana, tapi aku butuh lebih lama disini, karena aku masih harus memainkan beberapa peran lagi"
"Lakukan sayang.. Mamah akan membantumu.."
"Saat ini mereka ada di pihakku tapi aku khawatir jika mereka mulai merasa iba bisa saja semuanya terbongkar Mah! Kejadian dulu juga"
"Kamu tenang saja selagi ada Mama semuanya aman.. oh ya tinggal lebih lama disana Mamah akan tahan si Hugo disini..kamu harus benar benar bikin keluarga mereka hancur! Mereka juga harus merasa kehilangan! Kita tak perlu membunuh salah satu dari mereka.
" karena mereka akan membunuh salah satu dari mereka dengan sendirinya!"
" Baik Ma! Kalau gitu selamat bersenang-senang"
"Kau juga sayang"
KAMU SEDANG MEMBACA
KENCANA OTTNIEL [On Going]
Teen FictionAksara yang sengaja ditulis untuk jiwa kuat, Kencana. Kisah yang berisi perjuangan seorang remaja untuk mendapatkan kembali kasih sayang Keluarganya. Start : 9 September Ending : -