*
*
*
*
*
Sinar matahari sudah menampakkan sinarnya perlahan demi perlahan, suara burung berkicau bak alarm membangunkan seorang remaja laki laki. Remaja itu Kencana, hari ini semester baru dimulai yang berarti ia akan masuk ke jenjang SMA.
Cana berjalan menuju dapur tentunya ia harus memasak untuk sarapan. Hampir setengah jam dirinya berkutat di dapur, setelah selesai ia menata makanan di meja makan. Disana sudah ada Austin, dan Rich yang sudah siap dengan pakaian kantor dan seragam sekolah mereka.
Kencana tersenyum manis ia bahagia bisa memakai seragam yang sama dengan Rich dan Maleo, sungguh sebuah pencapaian ia bisa masuk jalur beasiswa di IHS yang terkenal di kotanya."Makanannya sudah siap Abang" ucapnya.
Tak lama Arthur dengan Cly yang ada digendongnya serta Maleo menyusul ke meja makan membuat Kencana segera kembali menuju dapur.
Kencana menyiapkan bekal untuk dirinya, ia tak makan dirumah karena takut terlambat. Berbeda dengan saudaranya yang akan menggunakan mobil atau motor pribadi Kencana tak punya pilihan selain menaiki sepeda butut milik Mammy nya dulu.
"Mammy hari ini Cana sekolah, semoga bisa menjadi rumah kedua Cana"
Sedangkan di meja makan mereka makan dengan tenang dan sesekali mendengarkan celotehan Cly yang menurut mereka sangat menggemaskan.
"Jika sudah selesai baby berangkat bareng Abang" ucap Maleo.
"Gak! Baby sama gua" Rich menatap tajam abangnya, ia juga ingin bersama baby Cly.
"Baby lebih aman sama gua karena gua naik mobil!"
Cly yang diperebutkan hanya memandang dua orang itu dengan tatapan polosnya. 'rebutin!rebutin gua ahhahaha'
Sedangkan Arthur yang sudah lelah pun langsung menggendong Cly setelah mengusap lembut bibir anak itu.
"Cly dengan Dady karena ini hari pertamanya sekolah"
"Leo, Rich jaga Cly disekolah jangan sampai ada yang menyakitinya! Kalau sampai baby kenapa napa Daddy kalian hukum!"
"Tanpa Daddy suruh pun pasti aku akan menjaga Baby " Balas Maleo yang di setujui Rich.
*****
Kencana mengayuh sepedanya perlahan, jarak sekolah dengan rumahnya tak terlalu jauh tapi lumayan sih untuk olahraga pagi. Ia sangat semangat karena ia bisa sekolah, meskipun resleting tasnya sudah rusak dan kucel, sepatu yang sudah usang karena sudah bertahun-tahun, ia tak masalah dan tak malu yang terpenting ia bisa sekolah dengan saudara saudara nya.
Saat memasuki gerbang sekolah banyak sekali anak anak baru yang melihat ke arahnya banyak tatapan jijik dan sinis mengarah padanya, namun Kencana mencoba terbiasa karena memang seharusnya ia sudah terbiasa kan?
Ia memarkirkan sepedanya tak banyak yang membawa sepeda hanya beberapa anak.
Setelah memarkir Kencana berhenti sejenak untuk memandang sekolah barunya, bibirnya membulat dengan tatapan kagum."Wahh besar sekali sekolahnya"
'idihh kok bisa gembel masuk ke sini? Kesasar apa gimana dah?'
'iuwhh liat aja tuh tas sama sepatunya udah kaya gembel dipinggir jalan'
'miskin kok berani beraninya ke sini'
'calon calon anak yang nakal kena bully'
'tapi dia lucu njir pendek kaya anak sd'
Kencana hanya melewati mereka ia tak ingin perduli dan biarkan orang berkata apa pada dirinya, tujuan awalnya hanya satu yaitu bersekolah.
Sampainya di ruang kepala sekolah, ia masuk tak lupa mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Permisi pak, saya ingin bertanya kelas saya dimana?"
"Kencana? Sebentar...ah kamu di MIPA 2 ya"
Kencana mengangguk patuh, saat hendak keluar ia berpapasan dengan Arthur yang pastinya sedang mengantar Cly. Memang hari pertama banyak sekali siswa siswi yang datang bersama orang tuanya.
"Cana! Kamu sudah sampai dari tadi? Heuungg maaf ya Cly gak bisa ajak Cana berangkat bareng, soalnya gak dibolehin Daddy huh!" Ucap Cly pamer.
"Pergi kau! Jangan pernah dekat dekat dengan Baby pembawa sial!" Usir Arthur.
Kencana hanya menunduk lalu berlalu meninggalkan mereka berdua. Ohh ya Kencana lupa hari ini ia harus bahagia tidak boleh sedih!
"Cana gak sendiri kok Mammy temenin Cana iyakan? Cuma mereka gak tau aja karena cuma Cana yang tau kalau Mammy ada didekat Cana" ucapnya lirih sangat lirih.
*****
Cana duduk sendiri, tentu saja memang siapa yang mau dekat dekat dengan anak seperti dirinya. Sudah biasa lagipula dulu Cana selalu duduk sendiri, ia tak pernah punya teman.
Bel sudah berbunyi karena masih tahun ajaran baru jadi agenda hari ini hanya perkenalan dan pengenalan kurikulum.
"Perkenalkan nama saya Ibu Erlin Damara kalian bisa panggil saya Bu Erlin, saya guru Matematika dan wali kelas kalian"
"Ibu minta perkenalan diri kalian masing masing, dari depan ujung kanan"
Setelah acara perkenalan selesai Bu Erlin selalu walas menjelaskan tentang kurikulum yang akan ditempuh oleh para siswa IHS.
*****
Bel istirahat sudah berbunyi seluruh siswa langsung tertuju ke Kantin sekolah. Tidak dengan Kencana, ia tetap duduk dikelas dan memakan bekal bawaannya dari rumah dengan tenang. Tidak ada teman, tapi tidak apa toh selama ini dia sendirian.
Kencana hanya butuh belajar dengan begitu ia bisa membanggakan Emlyn.
"Cana! Ayo ke kantin bersama"
Cly datang ke kelasnya, sebenarnya Cana tergiur dengan ajakan Cly karena ia juga ingin bergabung bersama Abang abangnya. Tapi melihat tatapan menusuk dan tajam dari Maleo dan Rich membuatnya tak enak dan takut menganggu.
"Tidak usah, Cana membawa bekal" ucapnya sembari memperlihatkan bekal yang ia bawa.
Cly tidak kehabisan akal bagaimanapun ia harus berulah hari ini, ia tak akan membiarkan Kencana tenang.
"Wahh enak sekali... Abang~ Cly ingin itu" ucapnya manja sembari menggoyang goyangkan tubuh Maleo.
"Berikan padanya!"
Kencana menunduk ia tidak ingin memberikan bekal nya, ia lapar dan belum makan. Kenapa harus diminta? Bukankah makanan di kantin lebih enak?
"T-tapi Cana belom makan" cicitnya pelan.
"Hiks..tapi itu keliatannya enak sekali Cly pengen Abang"
Maleo menggeram marah kemudian menghampiri Kencana dan memberikan pukulan di pipi anak itu.
" Cly pengen lu seharusnya ngalah!"
Rich dengan paksa merebut bekal di atas meja Kencana.
"Kalian memang jahat" ucapnya lirih, namun siapa sangka jika Maleo dan Rich mendengarnya.
" Gua emang jahat..tapi lu pantes buat itu!"
"Apa gua keterlaluan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KENCANA OTTNIEL [On Going]
Dla nastolatkówAksara yang sengaja ditulis untuk jiwa kuat, Kencana. Kisah yang berisi perjuangan seorang remaja untuk mendapatkan kembali kasih sayang Keluarganya. Start : 9 September Ending : -