*
*
*
*
*
Saat ini Rich dan juga Cana tengah sibuk berkutat di dapur. Lebih tepatnya hanya Kencana. Karena Rich sibuk mengagumi keahlian Kencana saat memasak adiknya itu pasti telah melalui saat saat yang sulit sehingga ia harus bisa melakukan ini dan itu. Matanya berubah sendu kala mengingat perbuatan dirinya kepada Cana sungguh Rich sangat menyesal.
"Abang Rich kenapa melamun?"
Lamunan Rich seketika buyar menjadi senyuman kecil memandang wajah adiknya yang benar benar mengemaskan dan mirip sekali dengan mendiang Mommy. Walaupun wajah Cana memang selalu pucat dan ada saja bekas luka.
"Abang hanya kepikiran sesuatu, oh ya adek tunggu dulu disini Abang ingin ke kamar okay?"
Kencana mengangguk patuh dan kembali berkutat dengan alat dapurnya.
Ia tersenyum kecil saat melihat sup iga yang ia buat telah siap, lalu dengan hati hati ia memindahkan sup itu ke mangkuk besar dan menyajikannya di atas meja makan.
Tapi namanya juga hidup saat berjalan tentu saja ada rintangannya.
PRANGG
"Akkhhh panas..panas...hiks...DADDY! PAPAH! MAMAH..ABANG hiks...huhuhu panas"
"CLY!!/BABBY!/ ANAKKU!!"
Sedangkan ditempat nya Kencana bergetar ketakutan ia bahkan tak perduli dengan tangannya yang mungkin saja melepuh karena sup panas tadi.
"KAU APAKAN ANAKKU SIALAN!" Lindsey yang tampak marah itu mendorong Kencana dengan kasar sehingga membuat Cana terjatuh dan terkena pecahan mangkuk tadi.
"Hiks...tadi Cly hanya ingin hiks..membantu Cana tapi tapi saat Cly bawa sup nya hiks..Cana sengaja membuat Cly jatuh.. Mamah sakit..."
Arthur yang mendengar penjelasan Cly pun langsung menarik baju Cana agar berdiri kemudian dengan kencang menampar Kencana yang bahkan belum diberi kesempatan untuk menjelaskan.
PLAKK
"Beraninya kau melukai Baby Cly!! Punya nyawa berapa kau anak sialan?!"
"Daddy lebih baik bawa dia ke ruangan itu saja! Dia pantas untuk dihukum! Sudah berapa kali dia melukai Baby Cly!" Ucap Maleo tegas.
"TIDAK! JANGAN BAWA CANA!"
"Rich! Kau tak melihat bahwa dia telah melukai Baby Cly?!" Bentak Maleo.
"MEMANG ADA YANG MELIHAT KEJADIAN NYA SECARA LANGSUNG?!"
"PERSETAN DENGAN ITU! Rich jika kau menghalangi Daddy jangan salahkan Daddy jika anaknya ini tidak ada lagi disini selamanya!"
Rich mengepalkan tangannya kuat kuat ia bahkan sudah menangis karena menahan emosinya, ia melihat adiknya tersenyum kepadanya seolah berkata bahwa dirinya baik baik saja dan menyuruh Rich untuk tidak menghawatirkan nya.
Entah kenapa hatinya terasa sesak ia takut Cana akan kenapa napa, ia berjalan mendekati Cly yang tengah menangis di pelukan Lindsey.
"Abang tanya padamu! Apakah benar Cana melukaimu?"
"Hiks..iya Abang Cana tidak sebaik yang Abang Rich kira..hiks..dia nakal kaki Cly panas tersiram sup itu hiks.."
"Cly benar Rich! Untuk apa kau membela anak sialan yang sudah membunuh Mommy kalian! Anak sialan itu pantas untuk dihukum lagipula untuk apa sih Mas Arthur masih menampung anak sialan itu" sinis Lindsey.
Rich masih berusaha menahan emosinya, entah kenapa rasanya dia ingin tertawa terbahak bahak saat ini.
"Ku lihat kaki anakmu hanya memerah sedikit sajaaa Nyonya Lindsey! Bahkan kau tak melihat kaki adikku yang melepuh!! Tangannya juga berdarah karena terkena pecahan!! Disini sudah jelas siapa yang salah sialan! Dan apa katamu? Menampung? KENCANA ITU ADIKKU ANAK DARI MOMMY! YANG ARTINYA DIA ITU BUNGSUNYA MADISON!"
"RICH BERHENTI! JANGAN MEMBENTAK DI DEPAN MAMAH!" Kesal Maleo.
Jika kalian pikir Hugo dan kedua anaknya akan ikut ikutan kalian salah.. bahkan saat ini ketiganya tengah duduk anteng di meja makan sembari menonton drama yang entah apa endingnya.
"Ekhemm"
"Rich tenanglah mending kita susul saja bajingan Arthur itu, daripada kau marah marah tidak jelas disini? Bagaimana jika adikmu sekarat karena telat pertolongan?" Ucap Hugo.
Hugo dan ketiga anaknya tidak memihak siapapun, lebih tepatnya mereka tidak pernah perduli pada siapapun termasuk Cly.
*
*
*
Sedangkan disisi lain tepatnya di ruangan bawah tanah yang gelap Arthur tengah sibuk memberi pelajaran kepada Cana.
"Kenapa kau mencelakai Cly?! Kenapa kau selalu menganggu nya hah?!"
Ctakk
Ctakk
Ctakk
Kencana menahan rasa sakitnya hingga mulutnya terasa kelu untuk sekedar berbicara, jika kalian tanya bagaimana keadaan Cana sekarang? Sangat mengenaskan.
"Apa Daddy percaya kalau Cana bilang Cana tidak pernah menganggu Cly?"
Arthur yang mendengar itu menghadiahi tendangan tepat di dada Cana, ia pikir dalam keadaan seperti ini pun anak sialan nya ini masih saja ingin membela diri? Benar benar tidak tau diri.
"Cih kau pikir Baby Cly akan berbohong?! Lagi pula saya mana bisa percaya dengan pembunuh seperti mu!"
"Hiks..Cana kan anak Daddy heum? Cana bukan pembunuh Daddy"
Arthur tertawa sinis kemudian menjambak rambut Cana dan menelisik wajah penuh luka itu, ia berdecih bagaimana bisa wajah anak sialan ini sangat mirip dengan mendiang istrinya.
DUAKH
Dengan tak manusiawi Arthur membenturkan kepala Cana ke lantai yang dingin, membuat darah seketika merembes dari kepala anak itu
"AKHH SIALAN KAU! AKU BUKAN DADDY MU!"
Bughh
Bughh
Bughh
Cana berusaha melindungi dadanya entah kenapa Arthur terus saja menyerang dadanya. Kepala Cana sudah mau pecah ditambah Arthur menendang dadanya dengan sangat kasar membuatnya kesulitan untuk bernafas.
"Uhukk..uhukk..s-sudah Daddy hah..hah..Cana bisa matihh"
"TIDAK PERDULI SAYA SIALAN! MATI SAJA KAU!"
Arthur berhenti dari aktivitas nya dada nya naik turun dan keringat nya bercucuran, dengan mata setajam elang ia memandang Cana yang tengah memegang dadanya kuat kuat. Arthur tentu saja tidak iba untuk apa dia iba dengan seorang pembunuh?
"Sialan kau! Kenapa kau tidak mati saja heum?"
Suara rendah itu membuat Cana merinding, apalagi usapan halus Arthur di pipi Cana membuatnya takut.
Entah kenapa Cana merasakan sakit luar biasa di area Dadanya nafasnya tercekat dan tersegal namun ia masih berusaha untuk meraup Oksigen di sekitarnya.
Uhukk
Uhukk
Arthur menjauhkan dirinya beberapa Centi saat Cana tiba tiba terbatuk dan mengeluarkan darah yang bisa dibilang sangat banyak. Arthur terdiam di posisinya melihat Kencana yang tengah memegangi kepalanya kuat kuat mengingatkan nya pada kejadian dulu dimana Kencana dengan sengaja membenturkan kepalanya sendiri.
"C-cana kan sudah bilang shhh Cana akan pergi jika sudah waktunya hiks.. Cana sudah sakit Daddy Cana juga sudah lelah jadi bersabar sebentar lagi akhhh"
"Kalau Daddy tetap tidak sabar..Daddy bisa bunuh Cana"
Setelah mengatakan itu kesadaran Cana direnggut paksa oleh semesta.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENCANA OTTNIEL [On Going]
Teen FictionAksara yang sengaja ditulis untuk jiwa kuat, Kencana. Kisah yang berisi perjuangan seorang remaja untuk mendapatkan kembali kasih sayang Keluarganya. Start : 9 September Ending : -