*
*
*
*
*
Hari ini Kencana tidak masuk sekolah, masalah kemarin rupanya terdengar hingga ke telinga Arthur dan itu membuat Daddynya itu marah besar dan mengunci Kencana di ruang bawah tanah tanpa ventilasi ia sudah berada di sana dari semalam Cana sendiri tidak tau apakah ini sudah pagi atau bahkan sudah siang.
Badannya sudah lemas karena kurangnya pasokan udara, nafasnya juga menyesak. Bekas darah akibat mimisan sudah mengering ia belum mendapatkan hukuman yang sebenarnya itu kata Daddynya ini hanya permulaan.
"Hiks..Mommy Cana cuma mau bahagia...kenapa sesusah itu? Cana bukan anak yang kuat hisk..jadi sampaikan pada Tuhan untuk cepat cepat memberi Cana bahagia..kalau tidak panggil saja Cana..hiks..Cana merindukan Mommy"
Kencana menangis sembari memegang dadanya yang menyesak, ia benar benar bahagia kemarin bertemu dengan Jaff, Biru dan juga Hiro membuatnya merasa diterima, dianggap dan dilihat.
Apakah sulit untuk bahagia? Lantas kenapa dulu ia yakin menjawab sebanyak 77× untuk terlahir ke dunia? Lantas pada Chapter berapa ia akan mendapatkan bahagia yang katanya akan datang itu?
BRAKK
Kencana terlonjak kaget entah kenapa tiba tiba saja tubuhnya gemetar bahkan rasa takut juga hinggap pada dirinya bukankah seharusnya sudah biasa? Tapi kenapa tidak terbiasa?
Arthur dan juga Maleo berjalan mendekatinya yang membuat Kencana semakin beringsut ketakutan. Ia tidak ingin sakit lagi semuanya sudah sakit, tubuhnya sudah sakit.
Srakk
Maleo menjambak rambut Kencana membuatnya mendongak dan bertemu dengan tatapan tajam Maleo dan juga Arthur.
"Shhhh..sa-sakit Abang" lirihan pelan itu diabaikan oleh Maleo bahkan dengan teganya ia semakin mengeratkan jambakannya membuat Kencana semakin meringis tanpa bisa melakukan apa apa. Tangannya di rantai begitupun dengan kakinya bagaimana caranya untuk melindungi diri?
"Sakit hm?? Bahkan ini tidak ada apa apanya dengan rasa sakit yang kami rasakan sialan! Pembunuh seperti mu pantas mendapatkan nya! Mencoba mencari bahagia heum? Dengan menjadi penjilat keluarga orang? Iya? JAWAB GUA IYA HAH?!!"
"Hiks..Cana bukan pembunuh Abang hiks..Cana sayang Mommy Cana bukan pembunuh..."
"Cana-cana cuma pengen punya teman apa salah?"
Ctarrr
Ctarrr
Catrrr
Arthur mencambuk tubuh Kencana membuat seragam putihnya kotor karena darah yang merembes.
"Sampai matipun kau tak pantas bahagia!" Ucap Arthur. Hatinya terasa remuk saat mendengar Daddynya mengatakan itu. Apakah benar ia tidak pantas?
Jika bisa memilih Kencana lebih baik tidak lahir ke dunia. Walaupun ia tidak bersalah tapi tetap saja Mommynya meninggal karena menyelematkan nya. Sama saja kan? Ya memang ini semua salah Kencana.
"M-maaaf"
"Maaf dari mu tidak akan mengembalikan istri saya! Karena kamu saya dan anak anak saya kehilangan sosok istri dan ibu! Kau masih pantas bahagia?? "
Kencana menggeleng keras Daddy nya benar ia memang tak pantas bahagia Daddy dan Saudaranya pasti selama ini tersiksa karena kehilangan Mommynya ... Sama seperti Kencana.
Tapi waktu kencana di dunia tidak banyak..ia ingin bahagia bersama keluarganya dan juga mempunyai teman.. setidaknya sebelum ia benar benar pergi.
"Kalian bener bener jahat"lirihnya.
Arthur dan Maleo refleks membuang muka ya mereka akui mereka jahat dan menurut mereka Kencana pantas mendapatkan nya.
"Dunia udah jahat sama Cana kenapa kalian juga turut adil buat benci sama Cana? Hiks.. Cana cuma pengen punya teman sedari kecil Cana tidak pernah dilihat Cana selalu bermain sendiri Cana cuma punya diri Cana sendiri..hiks..kalian jahat gak izinin Cana bahagia" tangisnya pecah begitu saja. Ia memang kuat bertahan hingga saat ini tapi banyak sekali yang menyesakkan.
Kencana ingin mengeluh walau tak digubris sekalipun.
"Cana harus apa supaya Daddy dan Abang bahagia? Mati? Cana udah bilang kalau memang itu satu satunya cara kalian harus tunggu sebentar lagi hiks...masih ada yang harus Cana lakuin di dunia ini sebelum pergi",
Arthur dan Maleo mematung memperhatikan Kencana yang sibuk menangis dan mengutarakan perasaannya. Sebagai seorang kakak hati Maleo sedikit tercubit mendengar adiknya berkata seperti itu..
"Cana selalu sendiri Abang, Daddy.. Cana kesepian hiks..kalian tau? Cana selalu iri lihat Cly yang disayang sama Daddy dan Abang"
Arthur mengepalkan tangannya perasaannya juga menyesak tapi rasa bencinya juga meluap ia bahkan tidak tau harus apa.. Mati? Apa maksudnya?
"Abang Jaff baru baru ini dateng ke kehidupan Cana.. dia peluk Cana,,usap rambut Cana suapin Cana makan..semua hal yang ga pernah Cana rasain sedari kecil..mungkin dulu Cana pernah menjadi anak kesayangan Daddy dan Adik kesayangan abang tapi Cana lupa rasanya! sekarang yang terasa hanya luka luka di tubuh Cana ini" dengan gerakan kasar Cana melepas bajunya menampakkan luka yang sudah kering yang kembali ditimpa luka baru, badan nya penuh lebam dan bekas cambukan...
Kencana tercekat nafasnya memberat karena menangis..hari ini ia akan mengeluarkan semuanya ia lelah sungguh... Sudah dikatakan ia bukan anak yang kuat, harus bagaimana lagi?
Perlahan darah dari hidungnya mengalir, rasa sakit di kepalanya juga bertambah Kencana masih mencoba tersadar masih ada hal yang perlu ia katakan."Cana bakal pergi bahkan detik ini juga Cana akan pergi..tapi untuk meninggalkan dunia Cana menolak..tapi Cana janji bakal pergi jauhhh banget Can---
BRAKK
"ADEK!"
Rich masuk ke dalam ruangan itu dengan tangisan yang sudah tak terbendung.. tadinya ia ingin masuk mengikuti Abang dan Daddynya tapi ia pasti tak sanggup jadi ia hanya mendengarkan nya dari balik pintu..
Rich tak bisa menahannya terlalu sakit mendengar suara lirih menyakitkan itu..adiknya pasti sudah hancur secara mental dan fisik..
Sampai ia memilih ingin pergi.."Hiks..maaf maafin Abang..hiks..Abang jahat ya sama adek? Maaf heum? Abang janji bakal lindungin adek jangan pergi hiks..Abang mohon jangan pergi" Rich memeluk tubuh kecil adiknya,rasanya sangat hangat dan Rich rindu pelukan itu. Rich ingat Mommy..
"Kalau mau pergi ajak Abang heum? Kita pergi berdua kemanapun kamu pergi abang ikut"
Kencana terdiam..mencoba meyakinkan dirinya bahwa saat ini Rich sedang memeluknya..ini nyata dan tidak mimpi kan? Perlahan tangannya terangkat membalas pelukan Abang ketiganya itu..
"Abang peluk Cana? Abang udah gak benci Cana?" Lirihnya yang terdengar menyakitkan.
Rich melepas pelukannya kemudian menghapus jejak air mata sang adik memakaikan jacket Tebal yang tadinya ia pakai..kemudian membersihkan darah yang mengalir dari hidung Cana.. Rich terisak, jahat sekali dirinya selama ini Kencana pasti sangat lelah dengan dunia ini seharusnya ia menjadi sandaran bagi anak itu bukan malah menyakiti nya.
Rich menggeleng keras, "Adek sakit? Kita ke rumah sakit yaa?"
"Abang makasih..udah gak benci Cana makasih udah nerima Cana"
Arthur dan Maleo melihat kejadian di depan mereka dengan diam namun pikiran mereka seolah melayang. Hari ini Kencana membuat perasaan keduanya bimbang. Apalagi melihat Rich yang menangis karena Kencana..
"Rich tinggalkan anak itu sekarang!, Dia harus dihukum!"
Rich menatap Daddy dan Abangnya tajam ia benar benar tak habis pikir, sebenarnya hati kedua orang itu berwujud seperti apa?, Batu?
"Gak! Kalau kalian sakitin Cana, Rich bakal bawa Cana pergi jauh..jauh sekali sampai gak ketemu sama kalian! ADEK AKU UDAH CAPEK DADDY!! ADEK UDAH CAPEK SAMA HIDUPNYA APA KALIAN MASIH GAK NGERTI!"
Rich bangkit kemudian memapah Kencana keluar dari ruangan sialan itu, mengabaikan ucapan tajam dari Arthur dan Maleo.
"Cana masih ingin hidup tuhan... terimakasih "
KAMU SEDANG MEMBACA
KENCANA OTTNIEL [On Going]
Teen FictionAksara yang sengaja ditulis untuk jiwa kuat, Kencana. Kisah yang berisi perjuangan seorang remaja untuk mendapatkan kembali kasih sayang Keluarganya. Start : 9 September Ending : -