Happy reading
-
-
-
-
-
-"Lakuin." Nura yang duduk dilantai dan diantara kaki Jeremy mengangguk, membuka kancing serta menurunkan resleting celana Jeremy.
Terilhatlah benda besar yang sudah menegang sempurna dibalik celana dalam Jeremy.
"Tunggu apalagi? Lakuin sekarang juga Nura." Nura mengangguk, mengeluarkan benda besar itu dari tempatnya.
Dimulai dengan memijat benda itu perlahan, membuat Jeremy mendesah keenakan,
Nura mulai mendekatkan mulutnya ke ujung benda besar tersebut, menjilatinya menggunakan lidahnya.
"Ahhh.."
"Shhh."
"Cepet nur.." Nura pun memasukan seluruh bagian benda besar tersebut kedalam mulutnya, bermain dengan lidahnya didalam sana.
Jeremy yang sudah merasa terlalu keenakan, meremas rambut Nura, menggerakan kepala Nura maju-mundur.
"Ahhhhhh..."
"Ahhhkk.."
Nura hanya terus menambah laju temponya, menggerakan mulutnya lebih cepat, mulutnya sangat sakit tapi dia tidak berhenti.
Setelahnya, Jeremy pun mengeluarkan cairan kenikmatannya didalam mulut Nura, Nura yang merasakannya pun menelan serta menjilati sisa-sia cairan tersebut tanpa sisa, dia seperti kelaparan.
Jeremy yang melihatnya pun menyeringai, mengelus surai rambut Nura.
"Kerja bagus sayang." Nura tersenyum, memeluk tubuh Jeremy.
"Pak..?"
"Pak??"
Degg.
Jeremy sadar dari lamunannya, sungguh, bisa-bisanya dia membayangkan sesuatu seperti itu. Suara Nura membuatnya sadar.
Dan kini..sesuatu sudah bangun di bawah sana.
"Pak? Bapak keringetan."
"Terus saya panggil mungkin ada 5 menitan ngga jawab-jawab."
"Kenapa pak?"
"n..nura. Keluar dari ruangan saya dulu."
"Eh.? Em, oke.?" Nura pun berjalan keluar dari ruangan Jeremy, membiarkan pertanyaan-pertanyaan di pikirannya tidak terjawab.
Jeremy masuk kedalam toilet yang berada diruangannya, mengunci pintu dan tentu saja, ritual menidurkan adik kecil nya.
-------
"Hmm, gajelas banget." Nura bergumam sendiri sembari berjalan menuju ruangannya.
Di ruangannya, terlihat Leon yang sedang tertidur pulas di kursi Nura.
Dasar, mentang-mentang kenal ama Nura yang ngejabat sekretaris direksi.
"Buset, turu dia." Nura menggoyang-goyangkan tubuh Leon agar dia bangun.
Leon yang merasa tidurnya terganggu pun membuka matanya,
"Ahg.. Apaan si.."
"Lo k-" Leon tiba-tiba melotot dan memukul meja.
"Anjir! Gue ketiduran?!!!"
"Astaga...,"
"Napa dah..?" Nura mengelus dadanya karena terkejut.
"Tadi ayang lo nelpon."
"Hah? Tapi kan hp gue gue bawa."
"Hilih, coba liat.?" Nura merogoh saku celananya, benar saja, tidak ada hp nya.
"Lah?? Mana siniin!"
"Nih, santai kali." Leon memberikan hp kepada Nura.
"Dah ya, gue mau pergi."
"Hm."
--------------------------- keesokan hari
"Anak-anak, dikarenakan bapak akan ada rapat, kalian akan bapak berikan tugas."
"Kerjakan selama bapak tidak ada."
"Yang tidak mengerjakan akan mendapat hukuman." Seluruh murid di kelas itu pun dengan kompak mengatakan "siap pak."
Keno pun membereskan bukunya, lalu pergi keluar kelas.
Sena yang penasaran Keno akan pergi kemana dulu pun, meminta ijin kepada ketua kelas untuk pergi ke toilet.
Namun sebenarnya dia diam-diam mengikuti Keno yang kini menuju gerbang depan, sedikit menunjukan gelagak yang mencurigakan.
Sena bersembunyi dan memperhatikan dari jauh, saat tiba-tiba mobil hitam yang sama persis seperti kemarin berhenti di depan Keno, sosok yang keluar dari mobil tersebut sama, yaitu Nura.
Nura terlihat memeluk Keno, mengelus puncak rambutnya.
Sena yang merasakan hal itu pun geram, dengan tidak sadar, dia berlari menghampiri Keno.
Memeluk lengan Keno dan menatap Nura tajam, berpikir bahwa dirinya sudah cukup dekat dengan Keno untuk melakukan ini.
"Bu maaf ya, pak Keno nya lagi sibuk." Ucap sena kesal.
"Kalo mau bucin, kapan-kapan aja!"
"Pak Keno lagi kerja juga malah diganggu." Sena menunjuk-nunjuk wajah Nura, sungguh tidak sopan.
"Kalo mau ngajak pak Keno pacaran, jangan sekarang bisa ga sih?!"
"Sen.." Keno menurunkan tangan Sena yang menunjuk-nunjuk wajah Nura.
"Sen..di-" Nura memotong.
"Ohh jadi gitu?"
"Saya keliatan kayak pacarnya ya?"
"Kalo saya bilang, saya istrinya gimana?" Sena membulatkan matanya sempurna, menatap Keno. Sedangkan Keno hanya memiliki tatapan kecewa dimatanya.
"Heh bocah, siapa lo? Bisa nunjuk-nunjuk saya kayak tadi?"
"Anak sekolah? Cih pasti bukan."
"Lo pasti anak-" Keno menahan Nura agar tidak melanjutkan kalimatnya, menarik Nura menjauh dari Sena.
Sena hanya meratapi nasibnya, kehilangan harga diri dan rasa malu karena kecerobohannya sendiri.
Di pos satpam ternyata ada Lena dan Wanda yang mendengarkan percakapan mereka. Mengapa mereka bisa ada di pos? Karena mereka berniat untuk bolos sebelumnya.
Sedangkan dari lantai 2, di jendela cukup banyak murid yang menyaksikan adegan tersebut, walau mereka tidak mendengar apa yang dibicarakan oleh Sena-Keno-Nura, tapi mereka sepertinya cukup mengerti, dan terlihat berbisik-bisik, menatap Sena jijik.
Inilah alasan Sena selalu di bully.
Sena menumpahkan air matanya, berlari kedalam sekolah, menuju toilet dan meluapkan emosinya.
-
"Berani banget dia."
"nca.. Tenang dulu oke..?"
"Ya..?"
"Dia caper, dia sksd ke kamu ken.." (Sok Kenal Sok Dekat)
"Sabar nca, gausah dipeduliin ya.?"
Nura menghela nafas, masih mengepalkan tangannya karena kesal, Keno mengelus tangan Nura dan menyuruhnya tenang serta pergi dari situ dan kembali ke kantorny untuk menenangkan diri.
Karena Keno tau, amarah Nura tidak gampang reda jika berhubungan dengan hal seperti ini.
Nura mengangguk, memeluk Keno singkat lalu masuk kedalam mobilnya, sebelum pergi dia memberikan kotak bekal yang dimana tadinya menjadi tujuan utamanya mendatangi Keno.
Keno menerimanya, lalu tersenyum.
Nura pun menjalan mobilnya dengan kecepatan penuh, dan tentu saja itu membuat Keno khawatir. Apa Nura akan baik-baik saja.?
Dia hanya bisa menghela nafas, lalu pergi kedalam sekolah.
*TBC*
-
-
-
-
KAMU SEDANG MEMBACA
NURA | [GxB]
Romancesequel/s2 dari cerita " Kakak osis? ". i hope u enjoy this. ⚠️ADA PENAMBAHAN GENRE YANG MUNGKIN TIDAK DISUKAI SEBAGIAN READERS⚠ - Tidak terasa, kedua pasangan yang tentunya menjadi tokoh utama dalam cerita ini telah menjadi orang yang memiliki statu...