bingung

706 34 1
                                    

Happy reading
-
-
-
-
-

Dikantor tepatnya diruangannya, Nura terlihat sedang kesal akan sesuatu, dia mengambil ponselnya yang berada diatas meja dan terlihat menghubungi seseorang.

"Theo, malem nanti lagi kosong ga?"

"ngga, gue mau ngajak uke gue keluar."

"ck, ga. pokoknya ketemuan sama gue malem ini juga."

"gabisa."

"mau sekarang lo ngajak juga uke lo bakal nolak."

"sotoy ama-"

"pokoknya nanti jam 8, tunggu gue di kafe biasa."

tut.

Nura meletakkan ponselnya kembali, lalu dia mendengar suara ketukan dari luar.

"Masuk aja." Ternyata itu adalah Jeremy, atau atasan Nura.

"Eh pak."

"Nura, ada karyawan pindahan dari kantor cabang ***,"

"Terus orang yang tugasnya ngebimbing karyawan baru lagi ijin."

"Kamu bisa gantiin?" Nura terdiam selama beberapa detik, lalu menjawab.

"Bisa pak."

"Yasudah ayo keluar, dia nunggu kamu disana."

Nura mengangguk, lalu mengikuti kemana Jeremy pergi. Lalu Jeremy berhenti di depan ruangan kerja karyawan biasa, di depan pintu terlihat ada seorang wanita.

"Nah ini dia orangnya." Wanita itu terlihat sedikit terkejut saat melihat wajah Nura, dan Nura juga merasa tidak asing dengan wajah wanita tersebut.

"Namanya.. Friska Aurora Gisella."

"Friska, ini Nura. Asisten saya."

"Nura jangan galak" ya, saya percayain ke kamu." Jeremy pun pergi meninggalkan mereka berdua.

Benar.. Ternyata wanita itu adalah Friska, wanita yang Nura kenal di 2 masa lalu.. Saat SMP dan SMA.

Masa lalu mereka di SMP masih tidak ada yang tau, apa yang membuat Friska begitu ketakukan saat bertemu Nura? Entahlah.

"h..halo kak." Nura tersenyum melihat kegugupan Friska.

"Kita di kantor, dan hubungan kita sekarang cuma sebatas rekan kerja."

"Gausah inget-inget masa lalu."

"I..iya."

Setelahnya, Nura mengajak Friska berkeliling kantor agar dia tidak tersesat nantinya.

-
Akhirnya, jam pulang kerja pun tiba.

Nura bergegas keluar dari kantor dan memasuki mobilnya, lalu melaju dengan kecepatan diatas rata-rata.

Dan tentu saja, dia sedang menuju cafe tempat dia dan adik kelasnya dulu akan bertemu, alias Theo.

Sesampainya di depan cafe, Nura keluar dari mobilnya, berjalan masuk dengan langkah penuh amarah. Saat Nura sudah setengah masuk, Nura menghela nafas dan mencoba menenangkan dirinya sendiri.

Melihat sekeliling dan menemukan Theo, lalu menghampirinya.

"Dateng juga lo,"

"Cepetan, gue harus ke pacar gue nantiii." Nura yang mendengar itu hanya tersenyum miring, lalu duduk.

"yang lo sebut pacar itu, suami gue." Ya, benar. Nura memilih untuk langsung membicarakan intinya dan tidak berbasa basi, kesabarannya hampir habis.

Theo yang mendengar itu hanya menautkan kedua alisnya bingung, tidak percaya dengan apa yang Nura katakan.

"Terserah lo mau percaya atau ga."

"Kalo aja lo itu orang asing, udah gue gunting tu bibir."

Theo hanya bisa menunduk, dia tidak bisa percaya, namun dia juga tidak bisa mengabaikannya.

Apa mungkin lebih baik dirinya menjauhi Keno yang katanya sudah beristri? Dan istrinya itu adalah kakak kelasnya dulu?

"Maaf." Theo memalingkan wajahnya, dia benar-benar tidak tau harus berbuat apa saat ini.

"Jangan sentuh suami gue lagi." Nura bangkit dari duduknya lalu keluar dari cafe.

*TBC*
Pendek? Bodoamaattt😁😁😁
Makanya komen😏😏
-
-
-
-

NURA | [GxB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang