Kini Atalaric dan Zeline tengah berada di kafe. Tadinya mereka ingin langsung pulang tetapi Zeline merasa lapar dan hal itu membuat Atalaric mengajaknya pergi ke sebuah kafe terdekat di apartemen Zeline.
"Kok gue ngerasa ada yang keluar ya" batinnya, Zeline memejamkan matanya malu saat menyadari bahwa tamu bulanannya telah datang
"Aduh, dateng beneran lagi"
"Mau mati aja deh rasanya. Baru pertama kali ini gue ngerasain ini"
"Lo kenapa?" Tanyanya, Atalaric menyadari bahwa Zeline terlihat tak nyaman
"Enggak kenapa-kenapa kok"
"Lo......kedatangan itu?" Tebaknya dengan hati-hati. Zeline memejamkan matanya menahan malu
Dengan perlahan Zeline menggangukkan kepalanya malu sambil menundukkan kepalanya malu.
"Lo tunggu disini ya dan pakailah jaket ku" Atalaric pun membuka jaketnya dan memberikannya kepada Zeline
"Tapi......gue malu untuk berdiri karena pasti sudah banyak deh"
"Kalau gitu gue yang akan memakainya ke elo"
Atalaric pun berdiri lalu berjalan ke kursi Zeline. Ia pun menyiapkan jaketnya untuk menutupi Zeline. Dengan menggunakan mata, Atalaric mengkode Zeline untuk berdiri.
Dengan perlahan, Zeline pun berdiri lalu Atalaric pun langsung memakaikan jaket tersebut ke pinggang Zeline.
Atalaric tak menyadari bahwa jantung Zeline berdetak dengan sangat cepat karena merasa gugup dengan perlakuan Atalaric.
"Aish, dia denger enggak ya?" Batinnya
"Sudah selesai, gue pergi bentar ya ke mobil untuk ngambil pembalut lo"
"Ya"
Setelah mendengarkan jawaban Zeline, Atalaric pun langsung pergi dari restoran tersebut. Tak lama laki-laki itu pun kembali dengan membawa sekantong pembalut yang tadi di belinya.
"Ini, pergilah ke toilet dan gantilah"
"Emm, thankyou"
"Ya"
Zeline pun berdiri lalu pergi menuju toilet. Setelah berada di toilet, ia langsung menutup mukanya malu. Ia sama sekali tak menyangka bahwa tamu bulanannya datang pada saat bersama Atalaric. Tuhan benar-benar sangat memberkatinya. Jika saja ia sedang sendirian maka dirinya akan pulang dengan malu.
"Dia tetap sama, walaupun telah putus tetapi sifatnya itu tak pernah berubah" gumamnya sambil tersenyum
"Aish, apa yang lo pikirkan Zel? Sekarang kita harus menggunakan pembalut dan jangan berpikir macam-macam" Zeline pun langsung masuk ke dalam salah satu toilet yang berada disana
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Atalaric tengah menunggu Zeline yang tengah menggunakan pembalut di toilet. Ia pun mengambil ponselnya karena mendengar ponselnya yang berdering. Makanan yang mereka pesan juga sudah sampai tetapi Atalaric belum ingin memakannya dan memilih menunggu Zeline.
"Kenapa An?"
"Gue mau bilang kalau dia sudah kembali karena skors nya yang telah selesai"
"Baiklah, gue akan atasi dia"
"Okey"
Atalaric langsung mematikan telfon tersebut. Ia pun melihat Zeline yang telah kembali dengan membawa kantong plastik yang berisikan pembalut-pembalut itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haunting
RomanceZeline Zakeisha selalu terbayang-bayang akan mantan nya Atalaric William Naruna begitupun sebaliknya dan takdir selalu mendekatkan keduanya dimana saja.