part.18 || Olim date

30 15 0
                                    

Petir, guntur, dan badai telah ku anggap pelangi karena ada kamu bersama ku kali ini.

••••


Pagi ini bulan sudah lebih dulu berada di sekolah, tapi kali ini ia di antar. Bulan kali ini terpilih untuk mewakili sekolah bersama raksa anak berandalan  SMA 1 taruna jaksa. Bulan yang pintar dalam pelajaran bahasa Indonesia dan bahasa Inggris itu terpilih mewakili sekolah dengan memasuki pelajaran fisika, gadis itu sebenarnya kurang yakin dengan kemampuannya tetapi dengan orang di sekitarnya meyakinkannya dan mempercayainya ia tidak boleh putus asa dengan ini. Berbeda dengan raksa yang memasuki pelajaran kimia cowok itu memang sangat pintar perihal pelajaran. Cowok itu mencontohkan pria sesungguhnya, yang mana bukan berarti semua anak berandalan itu tak pintar dan sopan. Mereka tau yang namanya attitude mereka tau yang namanya menghormati yang lebih tua, mereka tau bagaimana caranya bersedekah.

Keduanya kali ini tak ikut upacara bendera yang biasanya dilakukan setiap hari Senin. Keduanya berangkat bersama dengan bulan yang 'terpaksa'. Tak ada yang memulai percakapan, sebelum ada sebuah motor besar yang hampir menyambar keduanya. Membuat amarah raksa naik seketika saat melihat kaki bulan yang terkena sedikit.

"Awfss"ucap gadis itu memegang kakinya rasanya panas dan sakit campur aduk.

Raksa yang melihat itu menepikan motornya dan turun ke bawah, lalu memeriksa kaki gadis itu yang terluka.

"Sakit?"tanya raksa merasa iba kepada gadis di depannya ini.

"Pake nanya lagi"ucap bulan menahan perihnya kakinya.

"Keparat emang tuh orang!"ucapnya lagi sembari menunjuk orang itu yang sudah sangat jauh tak terlihat.

Bulan melihat jam tangannya, setelah melihat itu membuat mata nya membulat sempurna.

"Hah, woi ini udah mau mulai Cok, tinggal berapa menit ini"ucapnya panik.

Raksa? Cowok itu tak peduli dengan lomba nya, ia hanya peduli dengan kaki gadis ini.

"Woi sa! Ayo cepetan"ucap bulan panik attack, ia menarik raksa paksa.

"Naik sa, atau gue tinggal?"ucapnya.

"Kebalik."ucap cowok itu yang sudah menaiki motornya.

"Cepetan!"

Raksa menancap gasnya kencang membuat bulan memeluk cowok itu, melupakan kakinya yang terluka. Tak menunggu lama lomba OSN hampir dimulai. Membuat keduanya masuk ke dalam dengan raksa yang menuntut bulan.

Beberapa jam kemudian

Lomba sudah selesai, sekarang mereka akan ke sekolah tetapi tak belajar.

Keduanya sudah ada di sekolah. Dan semua mata tertuju ke satu objek di mana ada dua queen is school and most wanted berdampingan. Kata demi kata di keluarkan oleh anak SMA 2 taruna jaksa.

"Huftt, kayaknya bakat mereka cuman gosip deh"ucap bulan dengan berjalan tertatih. Raksa ingin membantu nya tetapi gadis itu selalu menolaknya.

Keduanya menuju ke ruang kepala sekolah.

Tok

"Masuk!"

Keduanya masuk menampilkan kepala sekolah mereka yang tersenyum.

"Ada apa pak?"tanya raksa.

"Itu kaki bulan kenapa?" Bukan nya menjawab malah bertanya.

"O-oh gak papa kok pak"

"Beneran"ucap kepala sekolah itu lagi yang dibalas anggukan kepala oleh bulan.

"Jadi pak, ada perlu apa kami kesini?"tanya raksa sekali lagi.

RAKSA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang