part. 21 || Basket

26 4 8
                                    

Hidup itu damai, yang kacauin semua nya itu omongan orang.

••••

Seorang gadis berambut panjang yang tercepol yang tak berbentuk lagi, gadis itu tengah duduk di pinggir lapangan menonton anak laki-laki yang tengah bermain basket. Gadis itu tengah memakai airphone di kedua telinganya dengan buku bahasa Inggris yang berada di tangannya dengan buku catatan ataupun polpen, itu tengah mendengarkan sebuah lagi yang berjudul 'Style' yang di bawakan oleh'Taylor Swift'.

Yang bermakna 'kedua orang yang saling mencintai satu sama lain walaupun memiliki banyak perbedaan, mulai dari karakter hingga penampilan. Meskipun dalam hubungan mereka sering terjadi konflik, namun keduanya selalu kembali berbaikan dan bersama.'

You got that James Dean
daydream look in your eye
And I got that red lip
classic thing that you like
And when we go crashing down,
we come back every time
'Cause we never go out of style,
we never go out of style
You got that long hair,
slicked back, white T-shirt
And I got that good girl
faith and a tight little skirt
And when we go crashing down,
we come back every time
'Cause we never go out of style,
we never go out of style

"Lagu Taylor Swift emang the best deh"ucap seseorang yang baru saja duduk di sebelahnya dengan jempol yang ia tunjukkan.

Bulan menoleh menatap wajah itu yang menurutnya menyebalkan, bulan menarik nafas sedikit menjauh. "Kalau gada pasal buat bunuh temen, udah dari lama gua bunuh lu ya, Jing"ucap bulan dengan nada yang tak santai menatap orang di sebelah ini.

"Whehehe.... Jan garang-garang lah neng,"kata orang itu dengan cengiran khasnya.

"Bentar kok ada kata ya? yang menyakiti hati ini"ucapnya dramatis dengan air mata palsunya sembari memegang dadanya.

"parah banget sih kak, masa adik sepupu seperti gue yang kegantengannya tiada tara sama Justin Bieber, gantengan gue sih yang ada,"katanya dengan membanggakan dirinya. Membuat bulan jengah, padahal ia sudah tenang, tentram tadi tapi karena kedatangan cowok sinting ini membuatnya harus perbanyak beristighfar.

"Hati kecil ku terpotek kak, kamu tak menganggap ku adik sepupu mu yang ganteng ini,"ucap nya dramatis di depan bulan seperti orang yang tengah ber-drama.

"Pisau di rumah gua nganggur Al, mau sekarang atau Lo mau nambah dosa dulu?"kata bulan sadis, membuat cowok yang di panggil Al itu meminta ampun di depan bulan. ia berlutut,

"Hehehe, becanda kak, suwer"katanya dengan cengiran.

"Lo ada mau nya kan? Jawab!"kata bulan sudah tau orang ini datang, ya pasti ada mau lah.

"Whehe, kak bulan purnama memang the best deh pokoknya nomor satu sejagat raya, ini Loh kak, hmmm.... Gimana ya"ucap nya menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal.

"Satu, dua , tig...."

"Eh, eh, eh, jangan buru-buru dong kakak cantik, ini Loh Al mau minta duwit, hehe, bagi dung celatus libu,"katanya dengan cengiran yang selalu ia tunjukkan.

"Mata duitan."kata bulan menempel uang seratus ribu rupiah di kening Al, lalu ia beranjak pergi meninggalkan Al sendiri yang meloncat-loncat seperti orang gila.

"Huhuhu, tengkyuuu kakak ku, emang terbaik deh, yeahhh huhui, hati ku senang bergembira huhu~~~"ucapnya dengan lirik yang tak jelas, bulan hanya bisa geleng-geleng kepala melihatnya.

***

Bulan tengah menopang dagu di mejanya seraya melihat kearah depan, wajah nya yang murung mendengar dengan malas orang di sebelahnya yang tengah mengoceh tak jelas, membuat dirinya ingin sekali membuang manusia di sebelahnya ini ke danau toba.

RAKSA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang