Kita utuh tapi rapuh. Satu tapi separuh. Melatih raga tapi membuang nyawa.
••••
"Auw.... anjir!"
Suara ringisan seseorang membuat raksa menoleh. Wajahnya tampak kaget lalu secepat mungkin ia ubah. Ia melihat seorang siswi yang jatuh dengan memegang kepalanya, dengan siswi si sebelahnya yang mencemasi temannya itu. Bola basketnya menggelinding tak jauh dari sana. Sudah dipastikan bahwa bola itu mengenai siswi yang jatuh itu lalu menggelinding.
Raksa berlari, menghampiri siswi tadi.
"Sorry, gue gak sengaja,"ucap raksa berdiri di depan siswi itu.
Dia, bulan. Dirinya yang baru datang dari kelas dengan Laura berniat menyusul sahabatnya justru terjatuh karena sebuah bola yang melayang mengenai kepalanya.
Bulan berdecak, masing memegang kepalanya tanpa melihat pria yang kini berdiri menjulang dihadapannya. Dalam hati, bulan sudah mengabsen semua jenis nama binatang untuk pria yang sudah melempar bola tadi kearahnya. Bulan mendongak hendak protes, namun....
"Ternyata anak babi,"batin bulan menatap garang raksa.
Raksa cukup kaget tetapi secepat mungkin mengubah ekspresi nya. Bulan terus memperhatikan raksa dengan batin yang menyumpah serapahi manusia yang berdiri di hadapannya ini. Raksa dengan kaos basket itu melambaikan tangannya di depan wajah bulan, membuat bulan tersadar dari lamunannya.
"Sorry, gue gak sengaja."
Bulan berdiri dari duduknya di bantu oleh Laura, lalu membersihkan roknya yang sedikit terkena debu.
"Lo gak papa, kan?"
"Gapapa? Lo gak liat nih gua jatuh"ucap nya tak santai menatap raksa nyalang.
"Nih liat nih pala gua!,"ucapnya memajukan kepalanya.
"Aduh.... Sakit tau, bokong gue plis,"keluhnya dengan ringisan.
"Gue baru kesini, udah dapet musibah aja,"
"Entar kalau kepala gue benjol, Lo yang gue salahin,"ucapnya menunjukkan raksa yang hanya menatap bulan dengan datar berbeda dengan hatinya.
"Ini juga bokong gue kalau gue kagak bisa jalan gimana?, Hah?!"
"Udah?"
"Tanggung jawab!."ujar bulan bersedekap dada menatap raksa nyalang.
Raksa hanya menatap bulan datar dengan kedua tangan pria itu di depan dada. Menatap khawatir kepala gadis di depannya ini yang mulai memerah karena lemparan nya memang begitu kencang hingga nyaring terkena kepala bulan.
Bulan yang melihat cowok di depannya ini yang hanya diam berlalu mengambil bola basket yang tak terlalu jauh dari sana.
"Lo,"tunjuk bulan kearah cowok di depannya, "lawan gue."ucapnya menantang.
Raksa hanya membalas dengan seringaian kecil tapi berbeda dengan hati cowok itu.
Beda dengan keduanya laura dan sahabatnya dan teman-teman raksa hanya membelalakkan matanya kaget.
"Bulan woi, udahlah ayo."ucap Laura menarik lengan bulan.
"Lo aja."ucap bulan melepas cekalan Laura dari lengannya.
Raksa maju sedikit menyelisihkan jarak lalu memajukan wajahnya ke telinga bulan, "lo serius?"bisiknya dengan wajah datar lalu menjauhkan wajahnya menunggu jawaban gadis cantik yang berada di depannya ini yang sudah mencuri hatinya.
Bulan mengangkat bibirnya tersenyum smirk menatap kearah raksa yang lebih tinggi darinya, pasalnya bulan memang pendek.
"Emang wajah gue keliatan becanda?"ucapnya menunjuk wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKSA [On Going]
أدب المراهقينkita di pertemukan dengan ketidak sengajaan Kata orang ketika kamu jatuh cinta dengan seorang penulis, cintamu akan abadi dalam karya nya. setidakny dunia tau bahwa kita pernah bersama dalam rangkaian cerita dan berapa bait tentang mu, jangan khawat...