Part. 19 || Rasa yang mulai menghilang

29 14 3
                                    

Aku ingin kembali dimana
Saat kamu mencoba mendekati ku.

••••

Hari berlalu semuanya sama seperti di awal tapi hari ini berbeda setelah kepergianmu yang tak lagi mengganggu ku, Membuat semuanya terasa hampa.

Seorang gadis berambut panjang tengah terduduk di dekat lapangan sekolah dengan buku setumpuk di tangannya.

Karin? Ya dia Karin gadis itu tengah menatap ke arah lapangan yang di penuhi anak laki-laki yang tengah bermain basket.

Ia tak sengaja melihat Alvaro yang tengah bersama 'pacarannya' tengah terduduk di dekat lapangan juga. Membuat dirinya tak tahan dengan ini. Ini sudah menjadi makanan sehari-hari Karin, gadis itu hanya diam dan pasrah toh ia juga tau semua ini salah nya yang tak menganggap keberadaan Alvaro selama ini?. Yang ia rasakan sekarang adalah penyesalan.

"Sesakit ini ya ternyata rasanya asing sama seseorang yang dulu nya selalu bikin kita bahagia"lirihnya tersenyum pahit.

"Berubah adalah kata lain dari pamit."ucap seseorang yang baru saja terduduk di sebelah Karin. Membuat gadis itu menoleh.

"Alvin?"

"Ya, gue Alpin, alpin nya kayin wkwk"ucap cowok itu sedikit candaan. Membuat Karin tersenyum.

"Udah pulang ya?"tanya Karin.

"Lo masih kayak dulu ya?"ucap cowok itu menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Maksud Lo?"tanya balik Karin.

"Goblok, lemot, siput"ucap cowok itu menoyor kepala Karin lalu ia bersiap untuk lari, sudah tau apa yang akan Karin lakukan kepada nya.

"Alpinjing!"teriak gadis itu kesal. Lalu ia berlari mengejar Alvin yang sudah jauh darinya.

(Sedikit cerita)
Alvin adalah teman Karin semasa SD dan SMP, sudah sangat dekat dengan Karin. Karin tau kalau selama ini Alvin menyukai, tetapi Alvin dan Karin lebih memilih bersahabat.
Dan satu lagi Alvin tuh gak pernah muncul karena ia pergi keluar negeri 'berobat' bisa dibilang Alvin ini mengidam penyakit kanker.

Interaksi mereka Sedari tadi dilihat oleh seseorang. Seseorang itu mengepalkan tangannya erat. Tak suka dengan pemandangan itu.

"Pengganggu."

****

Di sebuah rumah yang sedikit mewah itu di huni oleh sepasang keluarga. Di sebuah kamar yang letaknya di ujung itu ada seorang gadis cantik berambut pendek dengan teman-temannya.

"Duh Naomi Lo tuh cantik ya jadi pantas si kalau si Alvaro lebih suka Lo daripada si karin"ucap seorang gadis berambut warna coklat itu.

"Na, please deh ya, gue gak suka digituin"ucap Naomi.

"Naomi, Lo tuh harusnya Denger deh kata si Luna"ucap gadis cantik yang sedari tadi di depan kaca, Selva namanya.

"Nah, buktinya aja si Karin cuma di jadiin pelampiasan aja sama si varo"ucap Luna lagi.

"Tapi gue takut di jadiin pelampiasan juga sama si varo"lirih Naomi menunduk.

"Bener kata Naomi, dari sifat Alvaro aja gue udah tau"ucap seorang gadis cantik yang sedari tadi hanya menyimak, Kiara nama gadis itu.

"Kenapa sih kalian berdua, buka tuh mata lebar-lebar, terus tujuan varo pacarin Naomi apa dong?!"ucap Luna sedikit kesal dengan keduanya ini.

"Bener tuh kata si Luna"ucap Selva ikut-ikutan.

"Oke fine, tapi gue capek sama penampilan gue yang berlagak kayak pick me, gue tuh capek ya kayak gini terus di dekat varo."Naomi menunduk mengingat kejadian dimana ia selalu di caci maki itu.

RAKSA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang