___HAPPY READING__
"Ya Ampun ayah! Kenapa ayah gak bilang dulu kalau (y/n) mau dijodohkan? Kalau tau begini kan (y/n) pilih dulu yang mana mau jadi temen sehidup semati." Protes gadis yang hendak dijodohkan oleh kedua orangtuanya itu tanpa sepengetahuannya.
Ayahnya itu malah terkekeh melihat wajah garang sang anak. "Stop protes (name), kamu tidak melihat betapa rupawan dan sopannya lelaki itu? Dia pasti cocok dengan gadis bar-bar seperti mu." Jawab sang ayah lalu mengusap surai anak gadisnya dengan lembut.
(Name) menggembungkan pipinya cemberut, sang ibu yang baru saja selesai menyapu dapur rumah ikut terkekeh melihat raut sang anak yang tak setuju.
Padahal tadi pagi saat berkunjung kerumah si lelaki, pipi (name) terus-menerus memerah bak tomat rebus. Sang ibu melangkah mendekati sang buah hati yang sedang mengobrol bersama sang ayah, "Menurut kamu, Yuki itu kayak gimana?" Tanya sang ibunda.
Pipi (y/n) mendadak memerah akibat mengingat kejadian pagi tadi saat berkunjung kerumah si lelaki. bagaimana tidak salah tingkah, perlakuan lelaki bernama yukimia kenyu itu sangat romantis walaupun baru pertama kali bertemu! Bagaimana lelaki itu bisa sangat santai saat baru diberitahukan ia dijodohkan dengan (name)?
(Name) menggelengkan kepalanya supaya memori kejadian tadi pagi tak terulang kembali, "Cukup Bun! Pokoknya (name) gak mau menikah sama itu cowok! Kita aja gak kenal."
"Kalian memang belum saling kenal, tapi ibu rasa... Kalian udah saling nyaman deh, hahaha." Canda sang ibu diakhiri tawanya.
"Apaan sih Bun!" Bentak sang anak yang sudah salting brutal.
Dengan wajah yang masih merona, (name) dengan buru-buru melenggang pergi masuk kedalam kamar nya. Sang ayah dan sang ibunda menyemburkan tawanya melihat sang anak yang semakin salah tingkah, "Anak muda jaman sekarang emang gitu ya mas?"
Sang ayah mengangguk sembari terkekeh, "Mirip kita dulu, kan? Hahaha."
"Apaan sih mas, dulu kamu bad boy gitu. Menurut kamu, (name) bakalan cocok sama nak kenyu?" Tanya sang ibu.
Sang ayah mengangguk, "Ayah yakin seratus persen kenyu bisa membimbing (name) ke jalan yang lebih benar. Dan aku bukan bad boy~!" Sang ayah berkacak pinggang sembari tersenyum mendengar sang istri menyebut bahwa ia dulu tipikal pria yang bad boy.
"Aku kan ngomong kenyataannya aja, haha~"
"Ngomong sekali lagi, kamu ku ketekin lho~" Canda sang suami.
Sang istri terkekeh geli, "Udah ah mas, mending bantuin aku masak."
"Siap geulis~"
Oke, kembali lagi ke (name) yang berada di kamar sedang meringkuk di dalam selimutnya sembari bermain ponsel. Ia menggulir layar ponselnya dan mencari artikel-artikel yang bersangkut paut dengan pernikahan di usia muda, umur (name) masih menginjak 23 tahun. Sedangkan pria yang akan melamarnya itu berkisar umur 25 tahun.
"Memangnya kalau nikah diusia saat ini gak salah? Aku belum siap berumah tangga, bahkan membanggakan diri dan kedua orang tua saja masih belum tercapai." Monolog (name).
(Name) menghembuskan nafasnya panjang dan terus melihat-lihat deretan huruf di ponselnya, ia menyipitkan matanya tajam saat membaca artikel tentang orang sunda tidak boleh menikah dengan orang jawa. (Name) yang awalnya tidur langsung menegakkan tubuhnya dan buru-buru berlari ke arah kedua orangtuanya di dapur.
"Bun, yah!" Teriak (name) memanggil sang ibunda serta sang ayah dengan berlari kecil.
Reflek sang ibunda yang sedang meracik bumbu masakan dan sang ayah yang sedang memotong sayur-sayuran itu menolehkan atensinya ke arah sang anak dengan berbarengan. "Jangan berlari, nanti jatuh." Tegur sang ibunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
ODGJ (Orang dengan genetik jawa)
Fanfiction"Kalo mas lagi ngomong itu dengerin, jangan bengong atau malah liat kemana-mana." "Iya mas." "Iya iya doang padahal gak dengerin." "Iya ih, aku dengerin tau!" "Oh ya? Kalo kamu dengerin omongan mas, coba ulangi apa yang mas bilang tadi." ...