"Apa sing kudu ditindakake? Apa sing arep dadi adat manten? Langsung ngomong karo aku, Nang aku langsung tak lakoni." Ucap pria paruh baya itu yang adalah ayah dari seorang Raden yukimiya kenyu mahendra.
Translation: Apa yang harus dilakukan? Apa yang akan menjadi adat pernikahannya? Bicaralah padaku segera, aku akan segera melakukannya.
"Kepriye mung adat Jawa? Saliyane apik, aku gen seneng, kepiye?" ucap ayah (name), walaupun orang Sunda namun sang ayah cukup fasih berbahasa Jawa.
Translation: Bagaimana dengan adat istiadat Jawa saja? Selain bagus, saya juga suka
Ayah yukimiya tersenyum lalu mengangguk setuju dengan saran ayah (name), kali ini kedua keluarga itu hendak mempersiapkan keseluruhan pernikahannya. (Name) yang sudah berpakaian lebih rapih dan sudah mandi kini duduk di sofa berhadapan dengan yukimiya, yang disamping (name) terdapat ayah dan ibu, sama halnya seperti yukimiya yang duduk bersampingan dengan kedua orang tuanya.
Ayah yukimiya menolehkan kepalanya sambil memegang tangan sang anak dengan lembut, "Piye nak? Setuju karo saran utawa ora?" Tanya ayah yukimiya kepada yukimiya sang anak.
Yukimiya hanya mengangguk, "Nggih pa, Aku setuju, nanging miturut kekarepane calon bojoku."
Translate: Iya saya setuju, namun sesuai dengan keinginan calon istri saya
Ucapan yukimiya membuat atensi semua yang berada di satu ruangan itu menoleh kearah (name), sang ibunda menepuk bahu (name) lembut yang sedang melamun. "Jangan melamun nak. Bagaimana? Setuju dengan ini semua?" Tanya sang ibunda yang duduk disamping kiri (name).
Keringat dingin sedikit mengucur di pelipis (name) karna merasa bingung akan memberikan jawabannya, ia ingin menolak, namun merasa tidak enak dan merasa ada sedikit sesuatu yang mengganjal dihatinya jika ia tak mengatakan 'Saya setuju'.
Benarkah (name) sudah jatuh hati kepada pria lembut nan tampan yang ada dihadapannya ini? Namun jika iya mengapa ia selalu menolak akan hal itu?
(Name) terus bungkam membuat sang ayah bersua. "Ada apa denganmu? Ucapkan satu kata ya atau tidak. Itu tergantung keinginanmu." Ujar sang ayah.
(Name) masih terdiam, ia ingin berucap namun suaranya seperti tak ingin keluar. "I-iya saya setuju."
Boom, dengan tanpa seijin pemikiran (name) mulutnya dengan reflek berucap karna terlalu berpikiran lama.
Deg!
Jantung (name) tiba-tiba memompa dengan begitu kencangnya, ia panik! Bukan itu yang (name) ingin ucapkan, ah sudahlah.
Ayah yukimiya tersenyum lebar mendengar ucapan (name), "Anak baik, ingat ya nak. Upacara resepsi pernikahannya akan dimulai tiga hari lagi, gunakan sisa hari itu untuk mendekatkan diri mu dengan putraku kenyu." Ujar sang ayah yukimiya dengan bangga.
(Name) hanya bisa mengangguk pasrah, semoga ia tak salah memilih kali ini.
Yukimiya juga tersenyum mendengar bahwa (name) menyetujuinya, namun sedikit merasa ganjal di hati dengan perasaan was-was. Ada apa ya?
Yukimiya menghembuskan nafasnya panjang supaya perasaan itu menghilang.
"Mumpung masih sore, sampeyan berdua mau jalan-jalan sebentar?" Saran ayahnya yukimiya.
Yukimiya mengangguk menanggapi saran sang ayah. "Bagaimana? Mau jalan-jalan dengan ku?"
"Eum.. maaf, tapi aku ada janji sama tem-"
"Wahh, ide bagus tuh, buruan gih (name) diajakin jalan-jalan tuhh." Ucap sang ibunda yang menyela ucapan (name).
(Name) mendengus malas, dengan terpaksa dan tak enak hati ia hanya bisa mengangguk.
![](https://img.wattpad.com/cover/351641543-288-k962812.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ODGJ (Orang dengan genetik jawa)
Acak"Kalo mas lagi ngomong itu dengerin, jangan bengong atau malah liat kemana-mana." "Iya mas." "Iya iya doang padahal gak dengerin." "Iya ih, aku dengerin tau!" "Oh ya? Kalo kamu dengerin omongan mas, coba ulangi apa yang mas bilang tadi." ...