Keesokan harinya, (Name) masih bergelut diatas kasur dengan selimut milik lara. Lara yang sudah bangun dari jam lima subuh mengelus dadanya mencoba sabar melihat (name) yang masih tertidur lelap. Sudah jam sepuluh siang lho!
Lara berdecak sebal lalu kembali ke dapur dan mengambil wajan serta spatula besi nya untuk dibawa ke kamar. Laura berancang-ancang saat sudah menempatkan wajan dan spatula dari bahan besi itu disamping telinga (name), dan dengan penuh perhatian lara memukul wajan besi itu dengan spatula cukup keras.
PRANG! PRANG! PRANG!
Suara besi yang saling beradu itu menciptakan bunyi yang tarik, (name) yang sedari tadi berkhayal didalam mimpinya malah dibuat shock berat dan langsung bangun dari tidurnya. (Name) yang baru setengah sadar itu planga-plongo melihat lara yang sedang memasang wajah kesal.
"Aku aduin kamu ke suami mu nih! Dasar kebo!" Lara berteriak kesal. (Name) menutup kedua telinganya menolak suara lara yang berteriak cempreng masuk ke telinganya.
"Mau bikin aku budeg ya? Sono ah, baru jam tujuh juga." (name) menjawab dengan acuh tak acuh, dan dengan entengnya tubuhnya itu malah melorot kembali ke kasur.
Lara menggeram marah dan semakin gencar memukul wajannya dengan spatula lebih keras. (Name) yang merasa tidak nyaman dan terganggu itu melemparkan bantal tepat ke wajah lara. "Masih pagi udah ngajak gelut!!" Pekik (name) Kesal.
Lara berhenti dan melotot, ya ampun (name) sempat takut jikalau bola mata lara akan keluar jika melotot begitu lebar. "INI UDAH JAM SEPULUH SIANG ANYING! PAGI APANYA?!"
"SELOW ATUHH!!!"
"KUMAHA EK SELOW MANEHNA GE JIGA KEBO!" Tak mau kalah berteriak, lara semakin meninggikan suaranya membuat (name) mau tidak mau bungkam pada bunda kedua nya.
"Iya iya deh, nyuci piring nih?"
"Mandi aja sonoh, bau kek ketek monyet." Sindir lara.
(Name) bangkit dari kasur dan berjalan menuju kamar mandi, namun tidak lupa memberikan jari tengah kepada lara sebelum masuk ke WC.
"Minta di gampar pake teplon, emang anjing." Monolog Lara lalu lanjut menyetrika bajunya.
Lima menit kemudian (name) keluar dari kamar mandi dalam keadaan sudah memakai kaos sablonnya dan celana cargo. Lara mengangkat alisnya tampak bingung dengan (name) yang berpakaian sangat rapih. "Mau kemana?"
"Ke tongkrongan yu ra, bosen nihh." Ajak (name) dan dijawab anggukan oleh lara.
"Gas keun lahh, pake motor mu hooh?"
"Ya."
(Name) lalu keluar dari rumah dan menyalakan motor vario 150 yang sudah ia modif itu. Lara dua menit setelahnya sudah siap dan naik ke jok belakang. (Name) lalu melajukan motonya itu, knalpot yang di modif menyuarakan bunyi yang agak bising namun candu.
Di sepanjang jalan lara terus menancapkan lip tint pada bibir tebalnya dan memoleskan sedikit bedak bayi ke wajahnya. Dua menit diperjalanan akhirnya sampai ditempat tongkrongan mereka. Disana ternyata sudah ada teman-teman yang lain, tidak lain dan tidak bukan salah satunya ada Rin, Nagi, Shidou, Aiku, Isagi, Chigiri, Bachira.
"Motor Sonic na mana neng? Naha teu dipake? Wededed keun atuhh~" Aiku mengedipkan satu matanya membuat (name) dan lara yang melihatnya ingin muntah seketika.
(Name) dan lara turun dari motor dan berjalan kearah mereka bertujuh dengan tampang galak. "Galak amat neng, lemesin dikit kek." Shidou terkekeh genit.
Lara mengabaikan kegenitan Shidou lalu melirik sekeliling. "Tumben Reo nggak ikut lo Gi?" Tanya lara pada Nagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ODGJ (Orang dengan genetik jawa)
Fanfic"Kalo mas lagi ngomong itu dengerin, jangan bengong atau malah liat kemana-mana." "Iya mas." "Iya iya doang padahal gak dengerin." "Iya ih, aku dengerin tau!" "Oh ya? Kalo kamu dengerin omongan mas, coba ulangi apa yang mas bilang tadi." ...