Jisung benar-benar memperlakukan Jaemin dengan sangat istimewa, Jisung merasa bahwa Jaemin berada di sini untuk mengawasi dan perasaan Jisung itu benar tetapi di sini Jaemin tidak datang untuk mengawasi pergerakannya dan melaporkan hal itu pada sang ayah melainkan Jaemin berada di tempat ini hanya untuk membuat Jisung lebih menderita karena Jaemin akan merenggut nyawa satu-satunya orang yang menyayangi Jisung dengan tulus yaitu, ibunya.
Sebenarnya Jaemin kasihan karena dia harus membuat Jisung terluka dengan hal ini tetapi setelah dipikir-pikir walaupun Jisung kehilangan ibunya, Jisung tidak akan pernah benar-benar kehilangan orang yang mencintai dirinya karena ada Jaemin yang akan selalu mencintai Jisung dengan caranya sendiri, dia akan menjaga Jisung (mengurung) dengan penuh cinta membuat Jisung hanya menatap dirinya dan bergantung pada dirinya. Jadi Jisung tidak akan kehilangan apapun, walaupun nantinya Jisung kehilangan posisi sebagai tuan muda keluarga Park, Jisung juga tidak akan jatuh miskin karena harta Jaemin bahkan melebihi kekayaan keluarga Park.
"Jaemin, bisakah kamu memesankan bunga mawar putih?" Tanya Jisung dengan suara lembutnya, dia saat ini sedang fokus membuat gelang dari manik-manik lucu yang diberikan oleh pelayan milik ibunya, pelayan itu berkata bahwa ibunya sengaja membeli hal itu agar Jisung tidak merasa kesepian saat ibunya tidak berada di sisinya.
Jaemin mengangguk, dia menelepon toko bunga langganan Jisung. Selama melayani Jisung, Jaemin mengetahui bahwa kegiatan pemuda ini benar-benar sangat damai, di pagi hari dia akan berjemur dengan secangkir teh hijau ataupun merajut, di siang harinya Jisung akan bermain piano lalu makan siang setelahnya dia akan membuat gelang dari manik-manik, di sore harinya dia akan menyirami tanaman yang dia rawat khusus, di malam harinya Jisung akan membaca beberapa buku atau menonton sebuah film kemudian tidur, seminggu sekali dia akan bertemu dengan ibunya, Jisung akan membawa mawar putih yang dia anggap sebagai bentuk apresiasi pada sang ibu yang masih mencintai suaminya dengan hati yang begitu murni walaupun suaminya bersikap dingin dan bias kepadanya.
Jisung menatap Jaemin yang telah kembali ke tempatnya, Jisung tersenyum senang kemudian kembali memanggil Jaemin.
"Jaemin, kemari lah!" Panggil Jisung dengan senyum bahagia, dia tidak bisa menyembunyikan perasaannya.
"Ada apa?" Tanya Jaemin seadanya.
Jisung dengan bahagia menunjukkan dua buah gelang berwarna hitam dan merah, Jaemin menatap Jisung dengan heran.
Jisung mendengus kesal saat melihat Jaemin yang hanya diam menatap dirinya dan gelang secara bergantian. Akhirnya Jisung dengan wajah cemberutnya menarik tangan Jaemin dan memakaikan gelang berwarna hitam untuk Jaemin kemudian dia memberikan gelang berwarna merah kepada Jaemin, setelahnya Jisung mengulurkan tangannya.
"Ayo pasangkan padaku," pinta Jisung dengan wajah penuh tuntutan.
"Kenapa aku harus memasangkan gelang itu padamu?" Tanya Jaemin, dia terkadang tidak mengerti jalan pikiran pemuda yang satu ini.
Jisung sedikit cemberut tetapi dia menjelaskan, "Aku baru pertama kali memiliki teman, jadi aku rasa kita harus bertukar barang agar hubungan kita menjadi awet! Oleh karena itu aku membuat 2 gelang pasangan agar hubungan kita awet!"
Jaemin tersenyum miring, Jisung sendirilah yang meminta agar hubungan mereka menjadi sangat awet maka Jaemin akan melakukannya, dia akan memastikan Jisung tidak akan pernah lepas darinya bahkan kalaupun Jisung mati maka dia harus mati ditangan Jaemin.
"Baiklah jika itu maumu," Jaemin memasang gelang kepada Jisung, Jaemin tertawa dalam hati dengan begini Jisung sudah resmi menjadi miliknya.
Sekarang Jaemin hanya perlu merenggut nyawa ibunya Jisung, setelahnya Jaemin akan pergi membawa Jisung menjauh dari permainan rumah-rumahan yang dimainkan oleh ayah dan pembantu Jisung.
"Karena sudah selesai, ayo kita datangi ibu, dia pasti sudah menunggu ku!" Ucap Jisung.
"Baiklah,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Evil Helper
ActionTidak seharusnya Jisung mempercayai orang asing yang tiba-tiba membantu dirinya.