Pertemuan sebenarnya

399 42 4
                                    

Hari yang ditunggu-tunggu seongho akhirnya tiba. Semangat bercampur gugup terus menghantuinya karena ini proyek pertamanya dan dia takut akan menajadi hambatan bagi kak jenny nanti.

---
Pagi-pagi buta, udara dingin merayap di sekitar ketika seongho menunggu di tepi jalan yang gelap. Sebuah Mobil berhenti dengan lincah, dan seorang perempuan dengan senyum cerah turun dari mobil itu.

"Pagi, Seongho. Apa kamu nunggu terlalu lama?" tanya pemilik mobil, kak Jenny.

Seongho tersenyum, "Pagi juga, kak Jenny. Gak kok kak, aku gak nunggu terlalu lama."

Kak Jenny tersenyum ramah saat Seongho masuk ke mobil.

Kak Jenny: "Jadi, bagaimana persiapanmu untuk menggunakan magic kita hari ini, Seongho?"

Seongho dengan antusias menjawab: "Semua sudah siap, kak. Aku akan menggunakan magic terbaik ku hari ini. Ini akan menjadi hari besar."

Kak Jenny: "Sangat bagus, Seongho. Ayo kita berikan yang terbaik seperti biasa."

Mereka melanjutkan perjalanan dengan semangat, tidak menyadari bahwa perjalanan ini akan membawa banyak perubahan dalam hidup mereka. Lebih tepatnya bisa sibilang untuk hidup seongho.

---
Setelah satu jam perjalanan, Seongho dan Jenny tiba di lokasi tempat mereka akan merias penyanyi terkenal, Dabit. Mereka masuk ke ruangan persiapan, di mana Jenny dengan ramah menyapa seluruh staf. Seongho, meskipun agak malu, dia tetap mengikutinya.

Di sudut ruangan, Seongho melihat seorang pria duduk di depan meja rias. Pria itu dengan ramah berdiri dan menyambut mereka. Jenny mengambil inisiatif untuk berbicara, "Pagi! Kami yang akan meriasmu hari ini, membuatmu terlihat tampan dan cantik. Aku Jenny, dan ini asistenku, Seongho. Mohon kerjasamanya."

Seongho, masih merasa canggung, juga memberi salam, "Halooo, aku Seongho. Mohon kerjasamanya."

Jeongwook, sang penyanyi, tersenyum dan merespons dengan ramah, "Aww, kau benar-benar lucu. Pagi juga, aku Dabit. Kalian juga bisa memanggilku Jeongwook. Maaf atas kerumitan ini, and apa aku hanya akan terlihat cantik hari ini?"

Jenny tertawa, "Kau tetap yang paling cantik, tapi hari ini akan menjadi sejarah. Jadi, mari kita mulai."

Seongho tanpa sadar tidak menyadari bahwa seluruh staf sedang membicarakan reaksinya yang malu-malu. Jenny menyadari ini dan merasa senang bisa memamerkan Seongho, seperti yang dia lakukan bersama teman-temannya dalam setiap kesempatan.

---

Junseong baru saja menyelesaikan pertemuan dengan kliennya. Di dalam lift, ia dengan datar bertanya kepada sekretarisnya, "Apa jadwal saya selanjutnya ?"

Sekretarisnya menjawab tanpa basa-basi, "Setelah makan siang, anda hanya perlu menandatangani beberapa berkas."

Kemudian, sekretarisnya penasaran, "Apa anda Akan ke lokasi syuting Dabit, ?"
Junseong menjawab dengan dingin, "Ya, setelah makan siang."

Sampai di ruangannya, Junseong mendapati kakaknya, Hyungjun, sudah menunggu. Hyungjun menyapa, namun Junseong hanya menatapnya dengan datar, membuat Hyungjun merasa frustrasi.

Hyungjun bertanya lagi, "lo Mau ke lokasi syuting Jeongwook kan? Kalau begitu gue ikut."
Junseong hanya mengangguk sebagai jawaban, memicu perasaan frustrasi Hyungjun yang semakin mendalam.

---
Di lokasi syuting, Dabit sedang melakukan beberapa take adegan untuk music video dari album terbarunya. Saat itu, Jenny menyuruh Seongho untuk memperbaiki riasan Dabit.
"Seongho, bisa tolong perbaiki riasan Dabit?" Jenny menyuruhnya.

Seongho buru-buru minta izin ke Dabit, "kak, aku akan memperbaiki riasan mu sebentar ?"

Dabit tersenyum, "Tentu saja, Seongho. Why are you so cute?, Membuat ku ingin punya adik laki-laki." Dan seongho hanya tersenyum malu mendengar perkataan dabit atau jeongwook.

Selesai merias Dabit, Seongho pergi ke belakang layar. Tapi, tiba-tiba, ada alat peraga yang hampir jatuh kepadanya! Beruntung, seorang pria tinggi menariknya tepat waktu.
"Hati-hati". Dan berjalan menjauhi seongho.

Laki-laki itu adalah junseong yang baru saja datang dan tidak sengaja melihat alat peraga itu akan jatuh. Tiba-tiba saja kakinya berjalan cepat menarik seongho menghindari alat peraga yang jatuh.

"Tunggu, Terimakasih sudah menyelamatkan ku". seongho Berusaha mengucapkannya dengan wajah pucat karena masih terkejut karena kejadian yang hampir menimpanya barusan. Ditambah lagi ekspresi pria itu yang cukup menakutkan bagi seongho.
Junseong yang mendengar suara pria yang ditolongnya tertegun, kemudian dia menjawab "tak masalah." Sambil tersenyum kecil yang bahkan tidak seongho sadari.

Semua orang terkejut dengan kejadian tersebut. Jenny yang sudah pulih dari syok nya langsung menghampiri seongho dan bertanya keadaan seongho.
" Seongho, kamu gak apa-apa kan?? Apa ada luka? Ayok beritahu dimana ada yang sakit?" Tanya Jenny dengan panik takut seongho terluka sambil memutar tubuh seongho dan memastikan keadaannya.
" Aku gak apa-apa kak, bukankah kakak liat pria itu menyelamatkan ku. Daripada itu sepertinya dia terluka kak, karena aku" tutur seongho karena dia menyadari saat berjalan pergi tadi tangan pria itu berdarah.
" Syukurlah kalau kamu gak terluka. Baiklah nanti kita akan melihatnya sekaligus berterimakasih". Kata Jenny yang dijawab anggukan oleh seongho.

Semua yang berada di lokasi menanyakan keadaan seongho bahkan dabit juga terlihat khawatir. Mereka juga menyuruh seongho untuk istirahat sejenak karena mereka tahu pemuda manis itu pasti sangat terkejut.

Karena terlalu sibuk dengan insiden itu dan seongho, mereka bahkan tidak menyadari bahwa bos besar datang. Hinggaa...

---

Ehemm yang akhirnya ketemu jugaaa^^

about junseonghoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang