Sekarang Gin dan teman-temannya dalam perjalanan. Namun hal yang terjadi ketika perjamuan adalah suatu yang tidak kalah penting. Sang ketua ras Lizzard menyatakan bahwa dia tidak melanjutkan karena tertarik dengan kepercayaan diri Gin dan teman-temannya. Melakukan pertarungan mencolok seperti itu ketimbang langsung menghunuskan serangan kepadanya. Dia yakin dengan kekuatan menghilang milik Gin, dia bisa mengendap ke belakang dan menikam begitu saja dirinya. Ditambah serangan tebasan itu bertujuan untuk membuat luka, bukan untuk membunuh. Penyerangan untuk 1 vs 1. “Walau sepertinya berbeda dengan gadis manusia ini, dia benar-benar berniat menembak kepalaku.” Waktu titipan sinis terlihat kepada Lesley. Kemudian dia tertawa.
Kesepakatan dari aliansi yang ketua ras itu adalah mereka harus saling tolong menolong di masa depan. Kemudian, saling bertukar informasi. Serta ketua ras tersebut meminta untuk koneksi Mana untuk dapat saling melakukan telepati.
Kemudian, sesuatu yang tidak kalah penting adalah informasi mengenai Weapon God (WG) yang dimiliki ras Lizzard, yang tidak lain dan tidak bukan adalah “Sarung Tangan Penghisap Energi”. Dalam dunia ini, diketahui bahwa terdapat 9 WG. Merupakan senjata yang setara dengan kaum dewa (ras langit).
“Lalu, kekuatan penyembuh yang kau lakukan itu kekuatan apa?” tanya Harley spontan.
“Pertanyaan bagus, Nak. Itu adalah sihir kutukan dari energi yang saling terhubung dengan wilayah kami. Terdapat persyaratan berupa tato kepada semua yang terlibat dan ketika sihir darurat itu digunakan, maka semua luka akan sembuh total dan tato tersebut akan hilang. Itu bukan kekuatan sembaragan untuk digunakan. Terus terang saja, alasan kuatnya adalah kami memang butuh aliansi yang berpetualang. Kalian harus tahu kalau kami hidup menetap dalam rumah dan kawasan kami. Informasi luar sana tidak banyak yang kami ketahui. Informasi kalian sangat berharga bagi kami dan kami siap memberitahu informasi juga kepada kalian. Maaf juga kepadamu, ksatria banteng. Kami hanya ingin mempertahankan wilayah kekuasaan kami. Kedatanganmu cukup membuat kami was-was.”
“Tidak masalah, yang penting aku sudah puas juga,” jawab Mino.
Setelah itu kembali ke masa kini. Bahkan sampai Lizzardman pun memilih menetap dan seakan tidak bisa sembarangan begitu saja untuk pergi berpetualang walau sepertinya kepala sukunya sangat ingin. Tentu ada alasan dibalik itu semua, pikir Gin.
Lalu informasi berharga, terdapat perpustakaa di tengah hutan dari sungai wilayah Lizzardman dengan sungai yang mengarah ke ibu kota. Sebuah perpustakaan yang direkomendasikan oleh ketua suku. Mereka melihat bahwa mungkin ada sesuatu petunjuk mengenai dasar dari energi Mana.
Sesampainya di sana, mereka langsung berpencar di dalamnya untuk mencari buku yang mereka butuhkan untuk lebih kuat. Semuanya sepakat untuk kembali ke titik kumpul 24 jam dari sekarang. Mereka semua sepakat dan Gin berhasil menemukan buku yang ia butuhkan. Mulai dari legenda goblin, petensi kekuatan, juga tentu dengan energi Mana. Lalu juga terdapat sebuah buku sejarah yang berisikan lengkap dengan awal muda dunia tersebut tercipta hingga membuat terdapat berbagai ras, hingga ke goblin. Terlihat dari telinganya yang sama runcing, goblin, kurcaci termasuk ke ras dewa. Ras dewa merupakan kumpulan dari para elf, hingga pada suatu momen, ada seorang elf pembangkang yang membuat kacaunya ekosistem. Dia membangkitkan energi kutukan yang pertama dan mengalahkan petinggi yang terkuat. Hingga dia diusir dari langit dan dibuang ke pulau terpencil dan disegel di sana. Akan tetapi, dia sangat licik, menyebarluaskan energi kutukannya dan membuat kutukan itu berkembang hingga ia bebas dari segel tersebut. Kekacauan terjadi di dunia bumi. Membuat bangsa dewa untuk menghentikan pengkhianat yang bernama Samael. Dia dikenal sebagai iblis dan elf menyebar ke seluruh penjuru dunia untuk menjaga wilayah masing-masingnya. Tercipta berbagai Kristal turret sebagai pusat energi hingga sekaran g Samael entah menghilang pergi ke mana.
Singkat cerita, Gin terhisap ke sebuah buku. Di sana terdapat hutan. Di dalamnya sudah banyak orang yang sibuk masing-masing. Terlihat sembari membaca buku dia mempraktekkan sesuatu. Sebuah halaman untuk belajar dan berlatih. Kali ini entah bagaimana terasa seperti game bagi Gin. Dia melihat suatu tombol di pergelangannya dan diarahkan untuk mempraktekkan kekuatan sihir yang ada di buku tersebut. Dikatakan dalam buku tersebut energi Mana merujuk pada kekuatan yang lain, tapi berbeda halnya dengan kemampuan menghilang ras goblin. Kekuatan keren yang hendak bisa dikuasai oleh Gin adalah elemen api spesial goblin yang masih menjadi sebuah misteri.
“Huh, tidak mungkin. Bahkan buku yang aku gunakan untuk belajar mengatakan bahwa kekuatan api ini masih misterius. Dengan kata lain bisa jadi mitos?! Ohh, ayolah!” Gin di sana berusaha mempraktekkan energi pada telapak tangannya. Gin berniat untuk fokus mengalirkan Mana dengan tangan kosong sebelum disalurkan ke benda lain seperti pedangnya. Gin sudah memahami konsep dasar Mana yang merupakan energi dalam yang dimiliki setiap benda hidup. Bahkan dapat disimpan atau ditanamkan pada suatu benda. Pengaliran energi tergnatung dengan penggunanya dan memiliki berbagai macam untuk bisa membangkitkannya ke diri seseorang. Sudah setengah jam Gin berkonsentrasi menyalurkan energi yang absurb itu, tiba-tiba saja ada api berwarna hitam mencolok. Semua orang terkagum melihatnya tapi seseorang tersebut memasang wajah biasa saja.
Di saat itu, Gin tanpa pikir panjang langsung menantang sosok perempuan itu untuk masuk ke kelompoknya. Maksud Gin adalah untuk dapat belajar selama perjalanan terkait energi api yang merupakan potensial juga bagi Gin. Sayangnya balasan yang dia terima yaitu, “Syarat. Kau harus bisa mengalahkanku dalam pertarungan. Sebenarnya kau hanya akan jadi samsak dan hiburanku sih. Ayo maju sini!”
KAMU SEDANG MEMBACA
The Green Of Fires
FantasySuatu hari, Gin dan kawan-kawan pergi mengendap merayakan hari kelulusan tamat SMP, bersama teman-temannya di suatu pantai. Situasi saat itu, semua orang tidak boleh keluar rumah seharian, termasuk petugas keamanan. Di pantai, tiba-tiba ada satu me...