04 || Hadapi Saja, Dengan Nyawa dan Tekad

10 2 3
                                    


Suasana berubah sangat mencekam. Keringat dingin bercucuran. Tapi mereka tidak punya pilihan lagi selain menghadapi serbuan itu.
===
Balik beberapa saat sebelum kejadian itu, tepat pada para pemburu pulang dengan luka di semua anggotanya, termasuk 3 anggota magang. Kurang satu anggota magang lagi yang tersisa. Di suatu basecamp itu, posko pemburu yang ditempatkan dua kelompok magang di posko pemburu tersebut. Di sana berapa satu kelompok lainnya dengan Branz yang telah memberi kesan baik kepada kelompok pemburu yang diikutinya.

Semua yang di sana terheran-heran dengan situasi itu. Kecuali seorang Branz. Dia adalah seorang paling berandal di kelas Gin. Dia memiliki kemampuan yang mumpuni, tapi memiliki kesombongan yang tidak kalahnya. Dengan situasi itu, Branz malah bersemangat mengetahui kebenaran yang terjadi dan berniat ikut untuk memberi serangan susulan kepada musuh atau buruan yang menanti di sana.

Setelah diceritakan, Branz menjadi jengkel. Dia ingin segera memburu sang pengkhianat dan memberi pelajaran kepadanya. Juga Branz merasa bahwa ini kesempatan terbaik untuk itu. Akan tetapi, seorang guru pengawas dari sekolah mengusulkan untuk melaporkan ini pada pasukan tempur untuk menyerbu dan memburu pengkhianat. Akan tetapi, ketua yang pergi memburu dengan kelompok yang di magangi Gin berkata, “Tidak, terlalu memalukan jika kita malah mengadu kepada pasukan tempur utama kita. Mereka bukannya tidak bisa dikalahkan, dengan kekuatan tempur kita bisa menghabisi mereka! Regu 2 (yang terdapat Branz di dalamnya), mari ikut membalas dan memberi pelajaran kepada mereka. Gunakan taktik buruan kita.

Dalam kasus ini, guru pembimbing sekolah menengah atas hobgoblin itu berkata, “Silakan kalian pergi, tapi anak magang kami sudah cukup terluka, anak magang regu 2, tidak boleh ikut jika bahkan regu 1 yang sudah unggul jumlah pun dibuat terluka dan mundur seperti ini.”

Dengan sigap sebuah pedang melayang dan tepat terhenti di leher guru tersebut. “Diam dan duduk manis saja di sini kau mengecut, urus anak murid pengecutmu itu. Guru tidak berguna. Kau bahkan tidak malu telah melarang kami sang calon prajurit perang hobgoblin untuk menuntaskan buruan yang cukup ganas?”

Guru tersebut hanya diam dan menahan napas. Pedang diturunkan dan guru tersebut luluh memberikan pengecualian kepada Branz. Tersisa pemburu regu 2 berjumlah 5 orang yang mengenakan full panah sedangkan regu 1 yang tersisa adalah 1 pemanah, 2 pedang, dan 1 senjata tombak. Jadi total yang menyerang balik ke arah Gin adalah 9 orang ditambah Branz.

===
Balik ke masa sekarang, dimana ketiga orang di dalam rumah bawah tanah itu bercucuran keringat dingin. Tidak tahu lagi harus bagaimana, mereka begitu cemas dengan apa yang akan menanti di luar. Tapi dilihat dari situasinya, Gin paham bahwa mereka pun mewaspadai gerakan mereka bertiga. Oleh karena itu sebuah ide muncul mengguanakan sebuah pelindung seadanya menggunakan bantal ataupun panci sebagai uji coba mereka mengeluarkan benda benda tersebut ke permukaan. Cukup lama menunggu, bahkan hari sudah menunjukkan siang hari, bahkan pasukan musuh tidak jua menyerang menyerbu ke dalam. Membuat kesimpulan baik berputar-putar di kapala Gin.

‘Baiklah, sepertinya kami terlalu berlebihan memikirkan bahwa mereka membawa pasukan elit.’

Lalu dengan tekad kuat, mereka pun akhirnya membawa barang seadanya sebagai pelindung dari serangan panah. Benar saja, tepat setelah mereka setengah tubuh berada di permukaan, tembakan panah yang cukup banyak melesat ke arah mereka. Untung saja, sekarang Gin sudah mengenakan baju prajurit, punya ayahnya Lesley dan Harley. Pakaian itu adalah pakaian prajurit wajib militer sewaktu masih mudanya ayah mereka.

Panah tersebut berhasil dihentikan dengan perisai buatan itu, sayangnya sekali pakai saja untuk digunakan. Dengan cepat mereka berlindung di sudut lain dari rumah di permukaan itu untuk bersembunyi dari arah serang panah yang melesat tadi.

“Hey, maju umpan! Kau harus melakukannya atau kau kutembak!” ancam Lesley. Bahkan malah hobgoblin tersebut merinding dengan perintah tersebut. Tapi bagaimana lagi, Gin harus kuat dan maju dengan nekad untuk menghadapi serangan yang ada untuk memastikan keadaan di luar.

Gin keluar benar saja ada dua orang maju yang familiar baginya. Sedangkan sang ketua mengamati dari jauh sekarang mengenakan senjata panah. Lalu, Gin menghadapi mereka berdua cukup sengit. Dalam kondisi ini tentu tidak dapat pihak dari hobgoblin pemburu maupun manusia untuk menyerang. Sayangnya itu tidak benar-benar berlaku, tiba-tiba saja, satu hobgoblin yang mengenakan tombak tertembak, semua terkejut, kecuali Gin yang dengan sigap memanfaatkan momen itu untuk menebaskan pedangnya ke hobgoblin satunya lagi. Dua hobgoblin sudah tumbang, kemudian menyusul serangan panah menyerbu Gin. Tanpa disangka Branz datang untuk menangkis semua panah tersebut. “Hey kalian, dengarkan, fokuslah pada si penembak, orang ini adalah bagianku!” Ternyata Branz menjadi sangat tertarik untuk berduel dengan Gin.

“Yang benar saja, kau tidak akan membantu?” tanya Gin.

Branz menjawab, “Tidak akan! Kau akan habis di tanganku. Haha, kau diam-diam menghanyutkan ya tiba-tiba saja kau memiliki keterampilan untuk menyusahkan pemburu ini. Kita lihat siapa yang lebih unggul, huh?”

Dalam hari Gin berujar, ‘Tidak, jika boleh menyerah, aku ingin mengibarkan bendera putih. Kencingku mulai keluar.

DOR DOR DOR!

Tiga hobgoblin yang di belakang sudah berhasil ditembak. Tersisa tiga hobgoblin dengan panah. Bahkan ketua mereka juga kena tembakan itu.

DOR DOR!!

TING TING!!

Tembakan itu melesat ke arah Branz tapi dengan lihai berhasil ditangkis semua. Musuh Gin benar-benar gawat. Akan tetapi momen itu lagi-lagi dimanfaatkan Gin untuk menyerang musuhnya. Mereka pun beradu pedang.  Branz tersenyum dan berkata, “Apa-apaan ini, sebuah kerjasama?”
Pedang ditarik dan dihunuskan ke arah Branz, lagi-lagi Branz menangkis. Gantian Branz melakukan hal yang serupa untuk menyerang Gin, tapi mereka sama-sama bisa menangkis dan menyerang. Kekuatan mereka bahkan sengit.

DOR!
Kepala Branz mengelak, tapi satu rekan di belakangnya malah terkena. Sisa dua hobgoblin yang sangat bergetar di sana. Mereka bahkan tidak sanggup untuk konsentrasi lagi, musuh mereka bukan sembarangan musuh. Tembakan telak di kepala teman-temannya menggoyahkan hati mereka untuk membalas. Mereka lari begitu saja, dua orang melarikan diri. Lesley menghela napas lega dan begitu terkuras banyak energinya. Begitu juga dengan Harley. Yang terjadi pada mereka berdua adalah mereka saling menggabungkan Mana untuk menimbulkan peluru Mana untuk ditembakkan ke targetnya.

“Kini kuserahkan kepadamu, Umpan!”

Kini adu pedang terjadi, beberapa kali, Gin terkena sayatan demi sayatan, kekuatan Gin rupanya tidak begitu bisa sebenarnya mengimbangi seorang Branz. Kemudian, sesuatu terjadi begitu saja. Pedang Gin tertancap di perutnya Branz. Pertarungan dimenangkan oleh Gin.

Gin mendapat banyak luka parah, sedangkan secara mendadak, dua orang yang melarikan diri tadi tiba di kediaman Lesley. Mereka berdua siap untuk menyerang mereka berdua dengan cakarnya. Lesley sekuat tenaga bertahan dan memberi perlahanan sebisanya, tidak dengan tembakatannya. Mereka berdua cukup lincah, Lesley tidak begitu bisa mengimbangi serangan mereka, tangan dan perut Lesley bagian samping terkena cakar yang begitu tajam.
“Habis kau! Manusia kurang hajar!”
Salah saorang menggigit dan menghisap darahnya Lesley di tangan yang memegangi pistol. Mana Lesley tidak bisa terisi lagi. Sekarang Lesley melemas, Gin baru sampai dengan berlari di sana. Sedangkan Harley hanya bisa bergetar ketakutan berteriak meminta tolong sambil menangis.

PSSH!

SLAAT!!

Dua hobgoblin itu berhasil ditebas Gin. Mereka berdua kesakitan dan lari ketakutan.

“KAKAAAK!” jerit Harley histeris takut kehilangan sang kakak yang tidak sadarkan diri.
“Tunggu!” Gin memeriksa denyut nadi dari satu tangan lagi yang tidak terkena serangan di telapak tangan. “Dia masih hidup! Denyut nadinya lemah!”

The Green Of FiresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang