"Happy reading dan jangan lupa vote dan coment jika kamu suka yaa, timakasii."
Gin memancarkan apinya kepada perempuan itu. Namun, perempuan itu juga memancarkan api yang berwarna hitam yang mengalahkan api Gin. Maka dari itu, Gin terus bergerak menghindar walaupun sebenarnya dia sedang berusaha mengenai apinya ke musuhnya.
Sayangnya musuhnya begitu lihai dalam mengendalikan apinya sehingga Gin seakan langsung terdesak dalam hitungan detik. Perempuan itu tersenyum. "Bagaimana? Apa hanya segini kemampuanmu?"
Sambil terus bergerak menyerang dan menghindar, Gin kesal juga sadar bahwa apa yang disampaikan perempuan itu sangat benar. Seketika api merah Gin menjadi redup. Kemudian, ketika beradu kekuatan api, Gin terkena dengan telak dengan sambaran api hitam milik perempuan itu. Gin terlempar sembari terbakar.
Setelah beberapa waktu kemudian, Gin bangkit kembali. "Bukankah kau menyukai samsak yang keras kepala sepertiku?" Gin membuka sorban yang menutupi kepalanya. Kali ini dia menunjukkan wajahnya.
"Begitulah. Yaampun, aku tidak tahu kau ini berwarna hijau? Yang benar saja? Ras goblin?" tanya perempuan yang mengenakan pakaian serba hitam itu. Sedangkan, di sekeliling mereka, orang-orang yang melihat pertarungan yang berlangsung lama itu terkejut dan semakin menjauh. Mereka melihat suatu ras yang sangat jarang sekali, yaitu goblin.
"Ya, apa kau menjadi takut dan ingin lari kencing?" Gin bangkit kembali dan memancarkan apinya.
"Tidak, hanya saja keherananku terjawab, pantas saja efek kutukan tidak begitu berpengaruh kepadamu."
"Maksudmu?"
"Iya, api hitamku, adalah api yang mengandung energi kutukan. Kekuatannya lebih kuat dengan energi kutukan di dalamnya. Kau yang pada dasarnya merupakan salah satu makhluk dari energi kutukan, tentu tidak akan terlalu berpengaruh dengan energi kutukan bukan?" jelas perempuan itu.
Gin mulai mengerti dan berkata, "Itu artinya aku samsak yang potensial untuk melawanmu? Atau, sepertinya kau tidak perlu lagi menahan diri mengeluarkan kekuatan terbesarmu," tantang Gin.
"Begitulah, tetap saja, kau sepertinya bisa mati, Bung. Apimu melemah sedangkan apiku akan melebihi dari apa yang kau pikirkan."
"Tidak masalah, aku suka tantangan."
Setelah itu, aura api hitam miliki perempuan itu meningkat berkali-kali lipat. "Aku ingin membalikkan kata-katamu tentang kebelet pipis tadi."
"Sayang sekali itu benar," jawab Gin. Gin memancarkan apinya yang cukup menepis. Dia mengecilkan kapasitas apinya dan memfokuskan pada suatu serangan. 'Aku akan mencoba itu di sini dan sekarang juga. Aku harap itu bekerja dengan baik.' Dia memikirkan suatu rencana mengenai konsep Mana yang masih dia coba pahami.
Dia mengingat bahwa Mana adalah suatu aliran energi yang dapat dialirkan dan dipancarkan. Serta dalam konteks tertentu energi dapat diserap. Dalam hal ini Gin baru mengetahui cara untuk mengalirkan dan memancarkan Mana. Kemudian, untuk melakukan serangan diperlukan suatu dorongan Mana yang membuat suatu pelepasan untuk menyerang. Dikarenakan Mana Gin cukup berkurang dari sebelumnya, dia mencoba untuk menghematnya dan memusatkan ke beberapa serangan yang dia bisa.
Kemudian, musuhnya dengan kekuatan penuh bergerak cepat ke arahnya, bersiap menyerang Gin. Seketika itu, Gin tiba-tiba menghilang. "Sudahku bilang, usahamu sia-sia untuk menyergapku. Seluruh tubuhku dilapisi Mana yang bahkan lebih kuat dari sebelumnya. Apa kau begitu frustasi dan kabur?"
"Tentu saja tidak," jawab Gin yang masih dalam keadaan menghilang. Lalu, beberapa saat kemudian, serangan dilancarkan dari belakang perempuan itu.
"Tindakan yang terlihat sangat putus asa sekali." Perempuan itu bergerak membalik mengumpulkan energi api di tangannya dan bersiap menyerang. "Ini sudah berakhir."
Ketika perempuan itu akan mengenai Gin dengan energi Api Hitam yang ada pada tangannya, yang siap dilancarkan ke Gin. Tiba-tiba Mana Gin yang bertahan sedikit memancarkan ledakan kecil. Entah apa yang terjadi, ledakan kecil itu berhasil membuat energi Mana di sekitarnya menyebar juga. Sehingga serangan dan pertahanan perempuan itu terpatahkan di saat itu juga.
"Sial!" Perempuan itu kesal dan juga panik, lalu dia kembali memfokuskan energi Mananya untuk menyelimutinya lagi dan tangannya mengumpulkan energi lagi untuk dilancarkan ke arah Gin. Namun, di saat yang bersamaan Gin juga memfokuskan energi lebih dulu di tangan lain yang sudah disiapkan untuk mengumpulkan energi Mana sepenuhnya yang energi Mana yang awalnya merah itu berubah menjadi hijau.
"Ini akan berakhir!" Gin segera dengan cepat melesatkan tangan kanan yang yang dia pendam itu menyerang perempuan itu, sedangkan perempuan itu juga melancarkan energi Mana terpusat pada tangan yang menyerang ke arah Gin. Terjadilah benturan energi api Mana dengan perempuan itu Mana api hitam, sedangkan Gin api merah yang sudah berubah menjadi hijau.
"YAAAAA!" Mereka berdua berteriak mengerahkan semua kekuatan yang mereka miliki pada serangan itu. Sedangkan, secara mengejutkan terbentuk pola pada serangan api hijau milik Gin. Perlahan api itu membentuk runcing seperti bos, seketika dalam waktu singkat itu pola runcing itu berputar terpusat ke serangan yang dilancarkan Gin.
"YAAAAAA!" Serangan Gin semakin kuat, hingga pada akhirnya mengalahkan serangan api hitam lawannya. Pertahanan perempuan itu pun hampir tertempus. Sebelum tertembus, perempuan itu terpental bersamaan dengan energi Mana api hitam yang masih menyelimutinya.
Perempuan itu terpental ke pohon dan menjadi tidak sadarkan diri. Sedangkan, Gin kewalahan dan kehabisan Mananya juga. Tidak lama berselang lama, Gin juga jatuh pingsan.
===
"Ahh, dimana ini? Kasur? Tempat ini asing. Seseorang?" Perlahan penglihatannya kabur, lalu setelah dikedip-kedipkan terlihat jelas sosok yang di hadapannya. "Kau?""Aku Gin, seorang hob goblin. Siapa namamu?"
"Ah, benar juga. Kau secara mengejutkan mengalahkanku. Menyebalkan sekali, apa kau mencoba mempermainkanku?"
"Tidak, aku benar-benar baru menguasai energi Mana. Lihatlah, buku yang aku pegang adalah buku tentang sejarah dan dasar-dasar Mana." Gin memperlihatkan bukunya.
"Dimana ini?"
"Ini ruangan UKS perpustakaan," jawab Gin. Mereka berdua hanya berdua di ruangan UKS itu. Hari sudah larut malam.
"Ekhem, apa kau tidak keberatan mengatakan siapa namamu? Kau akan jadi teman perempuanku satu-satunya dalam tim konyol ini." Oh, ternyata ada Lesley, juga ada Mino dan Erik berdiri di belakang. Lalu di samping perempuan itu ada Harley sedang duduk sambil sibuk membaca suatu buku.
"Ah, iya, namaku Aluna. Maksudmu teman perempuan?"
"Orang ini bilang kalau kau sudah resmi jadi bagian tim kami setelah kau dikalahkan oleh dia."
"HAH? Benar juga. A-anu, boleh jelaskan mengenai tim yang dimaksud?"
Lesley menyuruh Harley menjelaskan dengan singkat dan padat. Namun, yang terjadi adalah Harley menjelaskannya dengan cukup rinci. Di pertengahan perbincangan mereka, muncul cahaya hitam dari kalung yang dikenakan oleh Aluna. Cahaya itu memancarkan sebuah layar dan saat itulau semua berubah menjadi suatu konflik yang tidak pernah terduga.
*To be continued>>
KAMU SEDANG MEMBACA
The Green Of Fires
FantasySuatu hari, Gin dan kawan-kawan pergi mengendap merayakan hari kelulusan tamat SMP, bersama teman-temannya di suatu pantai. Situasi saat itu, semua orang tidak boleh keluar rumah seharian, termasuk petugas keamanan. Di pantai, tiba-tiba ada satu me...