15 || Ibu Kota Sihir [End]

8 0 0
                                    

Pagi itu, Gin dan kawan-kawannya berangkat ke ibu kota, dari hutan dekat Perpustakaan. Tidak berselang lama, mereka pun akhirnya sampai dan masuk tanpa kendala.

Gin sendirian berpakaian zirah. Sedangkan, teman-temannya mengenakan pakaian yang nyaman dengan tipe pertarungan masing-masingnya.

Lalu, ketika baru masuk gerbang, walau berhasil tidak curigai, ternyata hal yang tidak disangka terjadi.

Baru saja Gin dan teman-temannya masuk, ada seorang warga sipil di sana menunjuk ke arah gerbang masuk ibu kota.

"Hey, lihatlah! 6 pahlawan generasi baru telah kembali!"

Seketika semua orang berkerumunan datang menyambut kedatangan orang-orang yang dimaksud. Gin dan teman setimnya menoleh ke arah pahlawan yang dimaksud.

'Gawat, bisa secepat ini. Apakah aku akan ketahuan? Pakaianku terlalu tertutup dan mencurigakan seharusnya. Eh ....'

Gin melihat teman-teman baik dan orang yang baru dikenalnya di pantai masa terakhir dia hidup di kehidupan sebelumnya.

'Enam orang itu, mereka adalah orang dari kehidupan sebelumnya. Rupanya sangat mirip, tidak salah lagi, Alex dengan 2 perempuan kenalannya, ada Robin, Edward, dan juga Kenji. Mereka semua di sini!'

Gin yang awalnya cemas, mendadak merasa campur aduk. Dirinya minimal ingin sekali menyapa teman-temannya. Tanpa sadar tubuhnya bergerak mendekat ke arah pahlawan itu.

Tiba-tiba, pundak Gin ditepuk oleh Lesley.

"Hey, apa yang kau pikirkan? Kau tidak dengar penjelasan Aluna tadi?" ucap Lesley.

Sayangnya, perkataan itu kurang begitu berguna. Mereka sudah terlambat. Dari kerumunan yang menyambut, Gin yang diikuti Lesley di sana menarik perhatian semua orang. Termasuk keenam pahlawan tersebut.

"Wah, wah, ada apa ini? Kau mau menantang bertarung? Majulah!" seru seorang ksatria dengan baju serba hitam. Dia mengarahkan pedang besarnya ke arah Gin.

"Haha, ada saja orang bodoh yang menantangmu, Ken. Tidak habis pikir," ucap seorang dengan pakaian berwarna kuning. Dia adalah Alex.

"Hei, hei, sudahkah, bukankah kita harus mengamankan makhluk buruan kita ini?" Seseorang dengan pakaian hijau menambahkan, dia adalah Robin. Di belakang, mereka sedang menarik beberapa buruan. Di sampingnya juga ada Edward yang mengenakan pakaian berwarna coklat.

Lesley bersiap menyiapkan serangan jika terjadi hal yang tidak diinginkan. Begitu juga dengan teman-teman yang lainnya.

'Benar juga, ini bukan momen yang tepat. Bisa saja mereka cuma mirip, yang tidak ingat kehidupan yang aku pernah tempati. Hihi, menarik.'

Gin berluurut memasang pose hormat.

"Suatu kehormatan bisa bertemu langsung dengan enam pahlawan legendaris. Kerja bagus dan selamat datang kembali.

Semua teman-teman Gin, Lesley dan yang lainnya, terkejut dengan tingkah Gin.

"Hahah, kukira apa, baiklah, ini tanda tangan untukmu." Coretan dengan tinta yang sudah disiapkan oleh Kenji digoreskan menghasilkan sebuah tanda tangan di kepala zirah Gin.

"Ayo teman-teman!" Keenam pahlawan itu melanjutkan perjalanan dengan sambutan hangat para warga sipil.

Sementara itu, Gin sebenarnya sangat gemetaran menghadapi situasi itu.

Setelah itu, Gin dkk, berdiam di sebuah penginapan.

Erik dengan perpaduan sihir api hitam Aluna, membuat ruangan tersebut kedap suara. Lalu, mereka mulai berdiskusi tentang apa yang sudah terjadi dan yang akan mereka lakukan ke depannya.

"Kita beruntung masih bisa bernapas tanpa goresan apapun setelah langsung berhadapan dengan orang paling berbahaya di kota ini," ucap Aluna.

Lalu, rencana pun dimulai. Mereka bersiap untuk segera melakukan misi penyelamatan kepada orang tua Lesley dan Harley. Mereka semua melakukan gerakan di malam hari.

Orang tua Lesley dicurigai berada di sebuah ruang bawah tanah yang merupakan tempat orang luar ibu kota yang tidak diketahui terjangkit energi kutukan atau tidak. Ruangan itu merupakan akses yang mencurigakan, maka dari itu Gin dan kawan-kawan mencoba untuk fokus pada menyerang tempat itu.

Area tersembunyi itu di terobos oleh Gin dan kawan-kawan.

Pertama dengan elemen pohon milik Erik, semua dapat masuk di ruang bawah Tanah, langsung ke titik dimana tempat orang-orang terisolasi dikumpulkan. Hal itu jadi menguntungkan karena bisa melewati jalur pertahanan yang ada. Kemudian, setelah itu mereka langsung menerobos dan menyerang penjaga yang ada di sana.

Semua penjaga tumbang seketika, mereka menyelamatkan semua tahanan terisolasi. Semua orang menangis haru dibuatnya. Termasuk Erik dan Harley yang sudah bertemu kembali dengan ayah mereka.

Saat itu, alarm berbunyi. Kemudian Mereka semua kabur dengan jalur yang dibuat oleh Erik. Itu seperti jalur pelarian rahasia yang membuat Erik kehabisan energi.

Semua lari berbondong-bondong hingga ke hutan. Lalu, tidak lama setelah itu, ada serangan yang kuat. Yaitu panah-panah yang melesat cepat. Erik dengan masih tersisa energi Mana nya membuat banteng pertahanan.

Setelah itu, kekuatan kuat menyusul, yaitu kekuatan sihir api. Dengan sigap, Aluna menanggapinya dengan elemen api hitamnya.

Selanjutnya, ratusan air menyerbu ke arah Gin dan kawan-kawan begitu cepat. Air itu membuat apa yang dikenai tersayat.

Dengan elemen sihir elemen bumi, daratannya tiba-tiba berubah bentuk dan menahan pergerakan kaki Gin dan kawan-kawan. Membuat semua terkena serangan air kilat itu.

Lalu seseorang dengan elemen Petir mendekat ke arah Mino. Serangan itu berhasil ditahan dengan sengit oleh Mino.  Lalu, menyusul energi sihir api hitam dari arah yang berbeda, ke arah Mino. Namun, dengan sigap langsung dihentikan oleh Gin.

Mereka bertemu lawan yang tidak terduga, bahaya besar yang diwaspadai, 6 Hero terkuat generasi baru ibu kota sihir.

The Green Of FiresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang