Seperti Tulang

14.5K 1K 9
                                    

-Kediaman Jendral Abisatya Mahitala-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Kediaman Jendral Abisatya Mahitala-

• 4JFG+99P, Jl. Cigadung Raya Barat No.31, Cigadung, Kec. Cibeunying , Kota Bandung, Jawa Barat 65890.

Niskala sudah siap dengan seragam putih abu abunya, kakinya mulai melangkah menuju ruang makan keluarga disana ayah, bunda dan Bang Jagat sudah menunggu kedatangannya. Niskala mulai mendudukkan diri tepat disamping kursi milik Jagat, sarapan bersama telah dimulai, saat sedang makan memang tidak diperbolehkan untuk mengobrol selain tidak baik bagi kesehatan hal itu juga tidak diperbolehkan dalam tata krama.

Semua telah menyelesaikan sarapan paginya, suara besar dan tegas milik Abisatya mengawali obrolan hangat pagi itu.

Mata tegas yang memancarkan kasih sayang itu mulai menatap Niskala. "Bagaimana kegiatanmu disekolah Kala?."

Kala menangapi obrolan ayahnya dengan semangat. "Kemarin Kala pingsan saat upacara yah."

Bunda dan Jagat yang mendengar hal itu terkejut bukan main. Ayahnya kembali berbicara. "Kala kan sudah sering berjemur bersama ayah dan kak Jagat mengapa bisa pingsan hanya karena upacara?."

"Pasti ngga sarapan tuh yah, ngeyel sih anaknya." Jagat mulai memperkeruh suasana.

" Benar apa yang dikatakan kakak mu Kala?." Kali ini suara halus milik bundanya menginterupsi.

Kala hanya bisa menangapinya dengan cengiran tak berdosanya, kemarin ayahnya memang tidak berada dirumah sedangkan bundanya sedang menangani pasien pada pagi itu sedangkan Kala langsung berpamitan dengan bi Narsih tanpa menyentuh sarapannya.

"Kala ayah sudah bilang sarapan itu penting." Abisatya menatap anaknya dengan tatapan herannya.

" Iya ayah, bunda lain kali Kala gabakal ninggalin sarapan pagi lagi, kalau melewatkan sarapan pagi Kala siap untuk diberi hukuman." Jika sudah begini Kala hanya bisa berpasrah diri.

Jagat disebrang sana yang sedang mengambil kunci mobilnya tertawa puas melihat Kala yang sedang di interogasi oleh kedua orangtuanya.

Jam menunjukkan pukul tujuh kurang lima belas menit, Niskala yang sudah diberi banyak wejangan oleh ayah dan bundanya mulai berpamitan untuk pergi ke sekolah.

"Ayah, Bunda Kala berangkat ke sekolah dulu ya." Tanganya melambai dari dalam mobil yang ditumpanginya saat ini.

" Jagat pelan pelan bawa mobilnya ya nak."

"Siap bunda,jagat nganterin Kala dulu."

Di perjalanan menuju sekolah Kala asyik mengobrol dan bercerita bersama Jagat, terkadang Jagat juga menceritakan apa saja yang terjadi saat sedang berkerja. Hal itu tentu ditanggapi dengan semangat oleh Kala. Mobil jagat berhenti didepan gerbang Sma, Kala mulai mencium tangan Jagat dan keluar dari mobil. Banyak siswa dan siswi yang berlalu lalang menyaksikan hal tersebut, tak terkecuali seorang siswi yang baru saja turun dari angkutan.

Renjana (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang