Chp 21 : Launching

30 18 0
                                    

𝙃𝙞𝙞 𝙖𝙡𝙡! 𝙃𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙧𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜 𝙖𝙣𝙙 𝙚𝙣𝙟𝙤𝙮𝙮!
𝙅𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙥𝙖 𝙩𝙞𝙣𝙜𝙜𝙖𝙡𝙠𝙖𝙣 𝙟𝙚𝙟𝙖𝙠 𝙢𝙪, 𝙨𝙖𝙣𝙜𝙖𝙩 𝙗𝙚𝙧𝙝𝙖𝙧𝙜𝙖 𝙗𝙖𝙜𝙞 𝙖𝙪𝙩𝙝𝙤𝙧 𝙞𝙣𝙞!

𝘽𝙞𝙨𝙨𝙢𝙞𝙡𝙡𝙖𝙝 𝙡𝙤𝙡𝙤𝙨 𝙩𝙚𝙧𝙗𝙞𝙩 :)



Kemarin, saat orang tua Queen di kabari jika Queen telah tiada, orang tua Queen sangat terkejut dan langsung on the way ke lokasi dekat rumah Aisya itu.

Lora juga, ia langsung menuju tempat yang sudah Arlan sharelok. Sesampainya orang tua Queen di sana, mereka menangis. Lora sampai sesudah orang tua Queen. Arlan menjelaskan lebih dulu apa yang telah terjadi, Lora akhirnya tahu.

Lora mendekat ke orang tua Queen, Lily dan Weno. Lora mengucapkan turut berduka cita pada mereka. Untungnya mereka mengakui kesalahan anak mereka dan tidak marah ke pada Lora atau pun Arlan.

Pemakaman jenazah Queen berjalan dengan lancar. Mereka semua berdo'a semoga Queen tenang di sana. Dan kini, benar-benar tidak ada yang akan mengganggu Arlan dan Aisya lagi.

Jasmin meminta maaf ke pada Aisya karena ia meninggalkan Aisya begitu saja di SD. Tadi, polisi yang di perintahkan Weno untuk memeriksa Queen dan tempat kejadian, menemukan silet dan potongan kaca di saku celana Queen.

Di saku celana Queen juga terdapat surat kecil yang basah karena tadi bertuliskan 'Aku ingin membunuhmu, Aisya'. Untung saja Queen belum sempat melukai Aisya separah itu. Hanya saja Aisya luka di kening.

Lora yang melihat luka di kening Aisya langsung mengajak Aisya ke rumah sakit. Aisya bilang tidak perlu. Ini hanya luka kecil dan bisa di obati di rumah dengan P3K.

Kini Lora, Arlan, Aisya, Aminah, dan juga Jasmin berada di rumah peninggalan orang tua Aisya. Lora dan Arlan sedang mengobati luka di kening Aisya. Darah nya lumayan bangak, tetapi luka nya tida terlalu lebar dan dalam.

Setelah itu, Lora beranjak meminta Aminah untuk mengantarkannya ke dapur. Ternyata Lora membuat teh hangat untuk Aisya. Aisya meminum dengan senang hati.

Hari ini, Ziwano akan pulang ke Bandung untuk melihatkan toko yang ia beli untuk di jadikan toko makanan. Satu jam berlalu mereka habiskan dengan obrolan. Akhirnya, mereka semua pamit pergi kecuali Jasmin. Jasmin katanya masih ingin di rumah Aisya. Aisya dan Aminah harus ke rumah Arlan karena di minta Ziwano.

Sepuluh menit perjalanan dari rumah Aisya ke rumah Arlan. Karena macet, padahal sudah siang. Ziwano sudah menunggu dua puluh menit yang lalu. Ziwano langsung membicarakan soal semuanya. Aisya, Arlan, juga Aminah sangat berbahagia.

Mereka harap toko sungguhan mereka bisa seramai di online. Kini mereka dalam perjalanan ke toko itu. Di sana, mereka di sambut oleh sang pemilik toko sebelumnya. Ia memberikan kunci toko ke pada Ziwano.

Hari ini, mereka akan mengecat ulang toko itu dan menatanya. Barang-barang seperti kursi-kursi dan meja-meja sudah Ziwano pesan lima hari yang lalu.

Untuk launching, mereka ingin secepatnya. Jika bisa, besok saja, artinya hari ini harus sudah beres semua. Mereka bekerja sama. Aminah menelpon Jasmin untuk membantu, Jasmin dengan gembira langsung datang.

Lora juga mengirim pesan online pada Pandu agar nanti saat ia pulang kuliah langsung ke sini dengan Maura juga. Lora juga mengirim pesan pada Zayn untuk tidak main dulu sepulang sekolah, toh dari pada main mending bantu beres-beres.

Cat, hiasan, banner, sudah siap semua. Kini hari sudah mulai sore. Cat sudah kering, mereka segera memasang meja-meja dan kursi-kursi. Arlan dan Pandu memasang banner di luar.

Mata Untukmu, Aisya! [ Sudah Terbit√ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang