Chp 18 : Sebuah Dukungan

32 20 0
                                    

𝙃𝙞𝙞 𝙖𝙡𝙡! 𝙃𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙧𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜 𝙖𝙣𝙙 𝙚𝙣𝙟𝙤𝙮𝙮!
𝙅𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙥𝙖 𝙩𝙞𝙣𝙜𝙜𝙖𝙡𝙠𝙖𝙣 𝙟𝙚𝙟𝙖𝙠 𝙢𝙪, 𝙨𝙖𝙣𝙜𝙖𝙩 𝙗𝙚𝙧𝙝𝙖𝙧𝙜𝙖 𝙗𝙖𝙜𝙞 𝙖𝙪𝙩𝙝𝙤𝙧 𝙞𝙣𝙞!

𝘽𝙞𝙨𝙨𝙢𝙞𝙡𝙡𝙖𝙝 𝙡𝙤𝙡𝙤𝙨 𝙩𝙚𝙧𝙗𝙞𝙩 :)



Arlan dan Aisya sangat berbahagia, kemarin mereka mendapat restu dari Lora dan Ziwano. Dibalik jahatnya Lora, Lora mempunyai hati yang baik.

Ziwano dan Lora juga sudah berbaikan. Hari ini, Ziwano kembali ke Jakarta. Lora kembali bekerja, Lora mempunyai butik yang cukup terkenal.

Arlan berjanji pada Aisya akan berkunjung ke rumah Aisya sore ini, sepulang sekolah. Aminah sudah mengetahui kabar gembira kemarin, ia sangat senang. Harapan yang Aminah inginkan dari minggu-minggu lau akhirnya terkabul.

Lora dan Ziwano mendukung toko food online milik Arlan dan Aisya. Mereka akan mendukung semua yang Arlan dan Aisya lakukan untuk kemajuan semuanya.

Lora juga berjanji akan membantu Aisya sehari-hari jika ia sedang tidak ada pekerjaan. Namun, hari ini Lora tidak bisa, ia masih ada pekerjaan di butik nya.

Jam pelajaran sudah habis, Arlan segera melakukan motornya ke rumah Aisya. Sebelum Arlan ke rumah Aisya, ia menjemput Lora di butik. Lora ingin membantu Arlan, Aisya, dan Aminah.

"Ma!" panggil Arlan dari parkiran. Lora sudah menunggu di depan pintu butik.

Lora melirik Arlan yang memanggilnya. Ia segera berlari kecil. Lora duduk di jok belakang motor Arlan.

"Udah, Ma?" tanya Arlan memastikan Mama nya sudah duduk dengan nyaman.

Lora menjawab, "Udah,"

Sepanjang jalan, Arlan dan Lora tidak mengobrol. Arlan hanya melihat Lora dari kaca motor.

Sesampainya di rumah Aisya, Arlan bertanya ke pada Lora, "Ma, beneran Mama mau bantu Arlan, Aisya, dan Aminah?" tanya Arlan.

Lora mengangguk sembari tersenyum, "Iya, Mama beneran mau bantu," jawabnya.

Arlan lantas berteriak mengucapkan salam. Aisya keluar dari pintu menggunakan tongkat pembantunya berjalan.

Aisya membukakan gerbang dari dalam. Arlan dan Lora masuk, Aisya mempersilahkan Arlan dan Lora untuk duduk.

Lora melihat apa saja yang ada di dalam rumah Aisya. Bersih, nyaman, indah, cukup menarik. Lora melihat bingkai foto keluarga Aisya dulu. Di foto itu, Aisya masih kecil, sekitar tujuh tahun.

Lora belum mengetahui soal Aisya adalah anak yatim piatu.

"Sya, Mina belum pulang?" tanya Arlan.

Aisya mengangguk, "Iya, belum, Lan," jawabnya.

Arlan lantas berdiri, "Ma, Sya, Arlan jemput Mina dulu. Mama sama Aisya duluan aja," ucap Arlan di angguki Lora dan Aisya.

Kini hanya tersisa Lora dan Aisya di dalam rumah, "Aisya, apa orang tuamu sedang bekerja?" tanya Lora.

Aisya tersenyum, "Orang tua Aisya sudah tiada, Tante," jawabnya.

Lora sontak terkejut, ternyata Aisya adalah anak yatim piatu. Lora, mungkin banyak orang menganggap nya tegas dan emosian. Namun, Lora mempunyai sifat lemah lembut, ia sangat suka berbagi ke pada anak-anak di panti asuhan.

"Ka-kamu... Hanya tinggal berdua dengan adikmu?" tanya Lora lagi. Aisya mengangguk.

"Panggil Tante dengan panggilan Mama, anggap Tante adalah Mama kamu, ya." Lora berdiri, duduk di sebelah Aisya. Merangkul Aisya.

Mata Untukmu, Aisya! [ Sudah Terbit√ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang