𝙃𝙞𝙞 𝙖𝙡𝙡! 𝙃𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙧𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜 𝙖𝙣𝙙 𝙚𝙣𝙟𝙤𝙮𝙮!
𝙅𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙥𝙖 𝙩𝙞𝙣𝙜𝙜𝙖𝙡𝙠𝙖𝙣 𝙟𝙚𝙟𝙖𝙠 𝙢𝙪, 𝙨𝙖𝙣𝙜𝙖𝙩 𝙗𝙚𝙧𝙝𝙖𝙧𝙜𝙖 𝙗𝙖𝙜𝙞 𝙖𝙪𝙩𝙝𝙤𝙧 𝙞𝙣𝙞!𝙄𝙣𝙞 𝙖𝙙𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙘𝙝𝙖𝙥𝙩𝙚𝙧 𝙠𝙚 𝙙𝙪𝙖 𝙙𝙖𝙧𝙞 𝙖𝙠𝙝𝙞𝙧. 𝙎𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙨𝙞𝙖𝙥 𝙢𝙚𝙡𝙞𝙝𝙖𝙩 𝙚𝙣𝙙𝙞𝙣𝙜 𝙘𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙞𝙣𝙞 𝙗𝙚𝙨𝙤𝙠? 𝙎𝙞𝙖𝙥-𝙨𝙞𝙖𝙥 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙚𝙣𝙙𝙞𝙣𝙜 𝙘𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙞𝙣𝙞 𝙙𝙞 𝙘𝙝𝙖𝙥𝙩𝙚𝙧 25!!
𝙉𝙜𝙜𝙖 𝙠𝙚𝙧𝙖𝙨𝙖, 𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙢𝙖𝙪 𝙚𝙣𝙙 𝙖𝙟𝙖𝙖 𝙝𝙪𝙝𝙪𝙪. 𝘿𝙤'𝙖 𝙞𝙣 𝙨𝙚𝙢𝙤𝙜𝙖 𝙘𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖𝙠𝙪 𝙡𝙤𝙡𝙤𝙨 𝙩𝙚𝙧𝙗𝙞𝙩, 𝙮𝙖𝙖!
•
•
•Enam hari sudah berlalu. Kini sudah kembali hari Minggu. Kondisi Arlan semakin melemah. Semenjak seminggu lalu, Arlan di bawa ke rumah sakit dan di rawat inap. Hingga kini kondisinya belum stabil.
Aisya dan Aminah tidak mengetahui apa yang terjadi pada Arlan. Semua keluarga kecil Arlan bilang pada Aisya bahwa Arlan sedang di luar kota. Sedang tinggal bersama saudaranya. Arlan menambah nomor teleponnya. Nomor telepon yang kemarin penuh dengan chat dari Aminah. Kini Arlan memakai nomor lain untuk menghubungi keluarganya.
Dua hari yang lalu, Lora menjemput Aisya dan Aminah untuk ke toko. Mereka hanya bertiga. Di sana mereka mengecek hasil penjualan juga bahan-bahan yang sudah habis. Seharian itu mereka bertiga berbelanja bahan-bahan. Di bantu oleh Zayn juga saat sore hari.
Aisya tidak menanyakan apa pun tentang Arlan pada Lora. Ia tak enak hati jika bertanya. Berbalik dengan Aminah, Aminah selalu menanyakan di mana Arlan sebenarnya. Lora juga sebenarnya tak ingin berbohong, tapi ini adalah amanat Arlan untuk tidak memberitahu mereka.
Pagi sudah berganti menjadi siang. Matahari sudah berjalan hingga sampai di tengah-tengah. Kini di ruangan rawat Arlan hanya ada Lora, Ziwano, dan Zayn. Pandu menjaga rumah, di rumah juga ada teman-teman kampus Pandu. Mereka sedang ada zoom meeting bersama dosen.
Tadi pagi, Arlan di beri obat tidur oleh dokter. Agar Arlan beristirahat dan tidak berontak. Saat ini Arlan masih tertidur pulas berkat obat tidur itu. Ziwano sibuk dengan laptopnya di sofa. Meski ia sibuk mengerjakan urusan kantor, ia tetap mengurus Arlan setiap harinya.
Jari-jari tangan Arlan terlihat bergerak. Lora sontak berdiri dari kursi di samping ranjang RS. "Arlan sayang," lirihnya.
Mata Arlan sedikit-sedikit mulai terbuka. Menampakkan mata bulat yang sedikit sipit karena terlalu sering menangis. Arlan mengangkat tangannya, ia melihat selang terpasang rapih. Arlan menghembuskan nafas perlahan.
"Ma, Arlan laper," ucap Arlan dengan nada suara pelan.
Lora mengusap kepala anaknya lemah lembut, "Mau makan apa?" tanya Lora.
"Hmm, apa aja. Bubur yang tadi pagi aja kalau masih ada," jawab Arlan.
Ziwano yang mendengar percakapan Lora dengan seseorang pun langsung menoleh mendongakkan kepalanya. Ziwano dengan senang bangkit berjalan ke arah Arlan. Zayn masih tertidur di karpet bawah.
"Kamu sudah bangun, Lan? Makan dulu, ya?" kata Ziwano mengelus-elus tangan Arlan.
Tak terasa sudah setengah jam lamanya Arlan makan. Arlan meneguk pelan-pelan teh hangat dari rumah sakit. Ia kembali merebahkan tubuhnya. Tadi, Zayn berpamitan pulang dulu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mata Untukmu, Aisya! [ Sudah Terbit√ ]
Nouvelles[Event Pensi Vol.2 dari Teori Kata Publishing selama 25 hari] Sederhana, hanya kisah antara gadis buta dan si tampan bagai pahlawan. Aisya Kirana Azzahra, gadis buta dengan berjuta rasa ceria. Percaya diri, rendah hati, dan tentunya mempunyai ilmu...