chapter twenty-pulang

52 3 2
                                    

Yuna dan Abi kembali masuk ke dalam hotel. Ardion yang melihat kedua sejoli itu saling bergandengan tangan pun menghampiri mereka.

"Kalah lo dek?" Tanya ardion saat sudah tiba di depan Yuna.

Yuna mengangguk sembari cengengesan "heheh iya bang."

Ardion hanya mengangguk lalu menepuk pundak Abi. "Jagain adek gue. Sedikit lecet gue cari lo sampe ujung dunia." Ujar ardion serius.

Abi mengangguk pasti. "Pasti."

"Gue pegang kata kata lo." Ujar ardion lalu pergi dari hadapan mereka.

---

Acara terus berlanjut hingga orang yang tak di undang datang menghancurkan pesta nya.

"LONG TIME NO SEE BROOO!!" Teriak seorang pemuda dengan topeng nya.  Ia membawa banyak bodyguard di belakang tubuh nya, lalu menarik pelatuk pistol nya dan mengarahkan nya ke atas atap.

DOOR

Sontak semua orang yang berada di acara itu lari terpontang panting. Yuna berjalan ke arah Abang nya.

"Gimana bang?" Tanya Yuna.

"Perang." Celetuk Eza tiba tiba.

Yuna menyeringai. Ini akan seru.

"Gak! kamu gak boleh ikut!" Larang Abi.

"CK, ayolah Abi. Biarin aku ikut atau.. Aku nekatt!" Ancam Yuna.

Dengan pasrah Abi mengangguk "tetap di samping aku." Ujar Abi.

Yuna mengangguk lalu mengambil pisau nya dan merobek kain dres nya agar tidak ribet saat perang.

" Dimana mereka Eza?" Tanya ardion saat tak melihat bodyguard mereka.

"Sebentar lagi." Ujar Eza bersamaan dengan para bodyguard mereka yang masuk lalu mulai mengepung sang kubu lawan.

Pemuda yang memakai topeng itu terkekeh lalu membuka topengnya.

Mereka semua yang ada di sana membulat kan matanya.

"Andrian?! B-bagaimana bisa??" Ujar Yuna terlampau kaget.

Sedangkan Abi ia sudah mengetahui semuanya dari ardion. Dan tampak shock. Bukankah seharusnya Andrian sudah mati?

"Gue? Mati? Ahaha lucu. Liat apa yang gue bawa Yuna." Ujar Andrian lalu kedua pemuda yang Yuna kenal keluar dari jejeran bodyguard Andrian.

"Alvin? Shaka?" Ujar Yuna kaget.

"Hei nona kecil. Kaget ya? Kami berkhianat lohh!" Ujar Shaka dengan raut songong nya minta di gebuk.

"Ahh bacot bener. Mending mulai aja. SERANG!!!" Instruksi Andrian kepada anak buah nya.

Ardion yang tak mau kalah pun ikut berteriak "SERANG!!" Teriak ardion.

Perkelahian pun terjadi. Darah sudah membanjir lantai yang tadi nya bersih. Kini hanya ada lautan darah dengan Beratus ratus manusia yang telah tak bernyawa.

"Dasar penghianat!!" Yuna membogem wajah Shaka lalu menembaki Shaka dengan pistol nya. Bisa di pastikan bahwa Shaka sudah mati.

Pertarungan yang sengit. Hingga akhirnya Andrian terpojok. Bodyguard nya sudah banyak yang tumbang. Sedangkan Abi, Yuna, Eza dan ardion tetap berdiri dengan tegap walaupun kondisi mereka jauh dari kata baik.

"Bajingan!" Umpat Andrian.

"Nyerah aja deh lo." Ujar Eza. Ia mengusap bibirnya nya yang berdarah.

DOORR

Tembakan itu melesat dengan cepat menembus jantung Yuna. Yuna ambruk. Ia terbatuk-batuk mengeluarkan cairan merah dari mulut nya.

"Jangan lupakan aku." Ujar Alvin lalu berjalan mendekati Andrian.

"Kerja bagus." Ujar Andrian.

"YUNA!!!" Teriak Abi lalu menghampiri Yuna. Ia memangku kepala gadis nya di pahanya.

Sedangkan ardion dan Eza mereka memilih mengejar Alvin dan Andrian yang sudah pergi. Mereka berdua sangat marah ketika melihat kondisi Yuna sebelum pergi.

"Enggak, enggak!! Tolong jangan tutup mata lo! Buka mata lo Yuna please babe." Mohon Abi. Ia menitikan air matanya melihat Yuna yang terbaring lemah.

Abi terus menggenggam tangan Yuna yang makin lama, semakin mendingin.

"Gakk please Yuna!! Jangan pergi. Tolongg!!" Ujar Abi histeris.

"Sttt, j-jangan nangis. A-abi gue beruntung kenal lo. Kalo kehidupan kedua itu benar adanya. Ijinin gue buat mencintai lo untuk kedua kalinya." Ujar Yuna terbata bata dengan nafas yang kian menipis.

"Enggak Yuna! Please jangan bilang gitu!!!" Abi semakin memeluk tubuh Yuna dengan erat.

"Terimakasih dan maaf." Ujar Yuna bersamaan dengan nafas nya yang berhenti.

"Enggak!! YUNAAA!" Teriak Abi tak terima. Ia menangis tersedu-sedu.

Dadanya sesak, baru saja ia ingin membuat lembaran baru bersama Yuna namun itu semua hancur ketika Yuna pergi.

"Maaf. Dan selamat tidur gadisku. Kita akan bertemu nanti di sana." Abi mengecup kening Yuna.

Tubuh Yuna terbujur kaku dengan tangan nya yang mendingin. Bibirnya yang selalu tersenyum kini hanya ada bibir pucat nya, mata nya yang selalu menyipit ketika tersenyum kini hanya terpejam damai.

"Rest in peace cantik." Ujar Abi di telinga Yuna.

Hari itu. Hari paling bahagia sekaligus Malapetaka bagi Abi. Ia berhasil melamar sang gadis namun hari itu juga ia harus melepas kan sang gadis dengan luka besar di dadanya.

𝗧𝗕𝗖~

"𝘒𝘢𝘭𝘰 𝘬𝘦𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘥𝘶𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳 𝘢𝘥𝘢. 𝘔𝘢𝘳𝘪 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘦𝘮𝘶 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪. 𝘔𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘬𝘦𝘥𝘶𝘢 𝘪𝘯𝘴𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘭𝘪𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪. " -𝘈𝘣𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘺𝘶𝘯𝘢.

"𝘚𝘦𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘥𝘪 𝘵𝘢𝘬𝘥𝘪𝘳 𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘵𝘶, 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘵𝘶. 𝘔𝘢𝘶 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘳𝘪𝘣𝘶 𝘬𝘢𝘭𝘪, 𝘢𝘵𝘢𝘶𝘱𝘶𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘦𝘮𝘶 𝘥𝘪𝘢 𝘥𝘪 𝘬𝘦𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱𝘢𝘯 𝘭𝘢𝘪𝘯. 𝘑𝘪𝘬𝘢 𝘵𝘢𝘬𝘥𝘪𝘳 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘻𝘪𝘯𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘵𝘶. 𝘐𝘵𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘢𝘥𝘪. " -𝘢𝘶𝘵𝘩𝘰𝘳.

i'm not a good person (𝗘𝗻𝗱) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang