chapter three-pergi bareng

64 6 2
                                    

Pagi menyapa dunia, matahari masuk lewat sela sela jendela. Anak manusia yang berjenis kelamin perempuan masih tampak nyenyak tidur nya. Hingga alarm berdering.

Dengan kesal ia membuka matanya lalu menatap jam yang berada di dinding kamar nya. Jam menunjukkan sudah pukul 6.45 Yuna menatap jam dengan mata yang mengantuk sedetik kemudian ia membuka lebar matanya.

"BANGSAT! GUE TELATTT!!" Teriak nya panik, ia bahkan terjatuh saat selimut melilit kakinya.

Brugh

"Anjengg, siapa yang ngelilit selimut di kaki gue!!" Ujar nya kesal lalu masuk ke dalam kamar mandi.

10 menit kemudian Yuna telah siap dengan seragam nya, ia dengan cepat mengambil tas sekolah nya lalu keluar dari rumah nya.

"AAAAA ngapain lo kesini pagi pagii!!" Teriak Yuna kaget ketika melihat Abi di depan rumah nya.

"Ngemis, ya nganterin lo ke sekolah lahh!" Ujar nya dengan sedikit bercanda.

"Tapi ini udah jam 7!!" Ujar Yuna kesal.

"Jam 7 pala lo, ini jam setengah 7 oon." Ujar Abi sembari menghadap kan handphone nya di depan wajah Yuna.

Yuna terbengong sebentar lalu ia menepuk jidatnya.

"Jangan di tepuk, ntar tambah goblok." Ujar Abi ketika melihat Yuna menepuk jidatnya yang di balas tatapan sinis oleh Yuna.

"Emang kenapa lo bisa ngira kalo ini udah jam 7?" Tanya abi, ia mengerutkan kening nya.

"Itu, gue lupa kemarin malem gue ubah semua jam yang ada di rumah gue lebih cepat, biar besok nya gak telat heheh." Jelas Yuna cengengesan.

Abi menggelengkan kepalanya pelan.
"Yaudah naik, gue tau lo belum sarapan." Ujar Abi.

"Asikk makan gratis." Girang Yuna lalu naik ke atas motor dan menepuk pundak Abi. "Yok gass." Seru Yuna.

"Lo pikir gue tukang ojek?" Abi mengambil kedua tangan Yuna lalu meletakkan nya di depan perut nya. "Nah gini baru enak." Ujar Abi.

"Modus lo." Ujar Yuna namun tak ayal ia mengeratkan pelukan nya.

Abi terkekeh "tapi lo suka kan?" Tanya nya.

"Dih, geer." Sinis Yuna, namun lagi lagi ia meletakkan dagu nya di atas bahu Abi.

--

Abi menjalankan motor nya dengan pelan, sedangkan Yuna matanya berkeliaran melihat pedagang-pedagang di pinggir jalan, mata nya membulat kala makanan salah satu makanan favorit nya terlihat.

"Bi!! Abii minggir babii!! Abii budekk!!" Yuna berteriak sembari memukul kepala Abi yang terbalut helm.

Abi memberhentikan motor nya di pinggir jalan. "Pelan pelan bisa gak? Gak usah mukul kepala gue gitu. Nanti kalo jatuh lo juga sakit nanti nya." Marah Abi namun dengan nada yang tenang.

"Maaf." Satu kata yang hanya bisa Yuna katakan.

Abi menghela nafas lalu mengusap rambut Yuna pelan "jangan kayak gitu lagi ya?" Ujar Abi lembut yang di balas anggukan kepala oleh Yuna.

"Tadi mau apa?" Tanya abi.

"Bubur ayam!" Ujar Yuna girang.

"Ya udah ayok." Abi menjalankan motor nya menuju pedagang bubur ayam lalu turun dari motor nya dan memesan nya.

Lima menit setelah nya kedua bubur ayam itu sudah jadi, Yuna langsung memakan bubur ayam nya tanpa di aduk sedangkan Abi mengaduk bubur ayam nya terlebih dahulu.

"Sekte mana lo? Makan bubur ayam di aduk?" Tanya Yuna ketika melihat lelaki itu mengaduk bubur nya.

"Sekte ibu ibu kajian." Ujar Abi ngasal lalu menyuap kan bubur ayamnya kedalam mulutnya.

Yuna menggeleng kan kepala nya pelan lalu melanjutkan makannya yang tertunda.

---
Yuna turun dari motor ketika ia telah sampai di sekolah nya.

"Tengkyuu babi." Ujar Yuna bercanda.

"Babi, babi, nama gue bagus bagus Abi lo ganti jadi babi." Ujar Abi menggerutu.

"Weshh udah Deket aja kalian." Celetuk tiba tiba Andrian bak hantu dengan ardion di samping nya.

"Udah lah, calon pacar gue nihh." Abi menepuk dadanya bangga.

"Geer lo dasar." Ujar Yuna menepuk kepala Abi hingga sang empu mengaduh.

"Udah ah, gue duluan ya." Ujar Yuna lalu pergi, sebelum ia pergi ia melakukan kontak mata dengan salah satu teman abi lalu tersenyum miring yang di balas senyum tipis oleh sang empu.

"Gampang banget deketin si Yuna, gue aja bisa." Ujar Abi yakin.

Ardion menatap ke arah Abi lalu tersenyum miring "bro, cewek kayak Yuna gampang didekati dan sulit dimiliki hingga akhirnya lo terjerat sama permainan ini." Ujar ardion serius.

"Hahah gak mungkin lah." Elak nya.

Ardion mengedikan bahunya "let's see." Ujar nya lalu menepuk bahu Abi dan pergi dari sana.

Abi terdiam sebentar, ardion adalah tipe orang yang tak akan berbicara yang tak penting, pasti ada sesuatu, hingga ia mengajak nya taruhan.

Abi menggelengkan kepalanya pelan ketika ia mencurigai ardion, lalu berjalan masuk ke sekolah nya.

"Lahh gue ditinggal lagii, emang gak sepenting itu kah guee??" Ujar Andrian lalu menyusul kedua temannya.

𝗧𝗕𝗖~

i'm not a good person (𝗘𝗻𝗱) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang